Masih Banyak Tantangan, Investor Diminta Cermat dalam Membeli Saham
Pengamat Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira mengingatkan investor jangan optimis dahulu melihat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang menguat ke level 5.000 pada pembukaan perdagangan hari ini. Sebab, masih banyak tantangan yang harus dihadapi.
Pengamat Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira mengingatkan investor jangan optimis dahulu melihat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang menguat ke level 5.000 pada pembukaan perdagangan hari ini. Sebab, masih banyak tantangan yang harus dihadapi.
"Jangan keburu optimis dulu, tantangan domestik masih cukup berat apalagi Bank Dunia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan berada di 0 persen tahun ini," kata Bhima kepada Liputan6.com, Kamis (4/6).
-
Kapan PT Tera Data Indonusa Tbk melantai di bursa saham? Bahkan pada 2022, saat pandemi berlangsung, perusahaan ini berani mengambil langkah melantai di bursa saham.
-
Bagaimana Indah Permatasari berbelanja di pasar? Indah bangun pagi untuk pergi berbelanja di pasar tradisional yang ditujunya.
-
Kenapa harga saham bisa naik turun? Salah satu yang sering jadi dilema adalah harga saham yang begitu cepat naik turun bagaikan roller coaster. Jadi, sebenarnya apa sih penyebab harga saham bisa naik turun?
-
Kenapa Bursa Karbon Indonesia (IDXCarbon) diluncurkan? Tujuan bursa karbon sendiri untuk mencipatakan insentif bagi perusahaan dan negara untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dengaan menyediakan mekanisme untuk membeli dan menjual izin emisi atau kredit karbon.
-
Apa penyebab naik turunnya harga saham? Prinsip Ekonomi Dasar: Hubungan antara Penawaran dan Permintaan Saat banyak orang mencari suatu barang, stoknya akan terbatas sehingga harganya cenderung akan naik.
-
Siapa yang merencanakan aksi teror di Bursa Efek Singapura? Pendalaman itu dibenarkan Juru Bicara Densus 88 Antiteror Polri Kombes Aswin Siregar bahwa YLK memang hendak merencanakan aksi teror ini pada 2015 silam.
Dia menjelaskan, meskipun faktor pertama penguat IHSG lebih berasal dari sentimen global. Seperti diketahui kerusuhan di Amerika Serikat akibat dari peristiwa rasialisme, dan ketegangan di Hongkong.
"Sehingga menyebabkan hubungan AS dan China makin renggang membuat investor melepas aset berdenominasi dolar, dan memilih negara berkembang sebagai alternatif tujuan investasi. Ini kebetulan saja dana asing mulai masuk. Tapi sifatnya temporer," ungkapnya.
Sementara untuk sentimen domestik sendiri masih butuh waktu untuk full recovery. Apalagi dilihat dari perkembangan kebijakan kenormalan baru masih prematur, disertai penanganan covid-19 yang belum optimal, serta inflasi yang rendah jadi pemberat IHSG untuk kembali ke level 5.500.
Dengan demikian, dia menilai ke depannya IHSG masih belum bisa diprediksi akan menguat terus di level 5.000 atau melonjak, melainkan bersifat fluktuatif. Oleh karena itu, dia menyarankan kepada investor untuk cermat terhadap saham yang berpotensi naik dalam masa new normal, agar investor tidak salah langkah dan yakin dengan investasinya.
"Cermati sektor sektor yang berpotensi gain dalam new normal misalnya sektor informasi komunikasi dan makanan minuman. Cermati juga kebijakan tiap emiten dalam menyikapi pandemi, termasuk kinerja cashflow," pungkasnya.
IHSG Menghijau
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso melaporkan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Mei 2020 sudah mulai bergerak stabil cenderung menguat di level 4.605-4.847,5. Bahkan, hari ini sudah mencapai 4.996, hingga menembus 5.000.
Dengan menghijaunya IHSG, dia berharap ini menjadi pemulihan terhadap pasar saham dan bisa berjalan normal. Dia mencatat, investor asing juga membukukan aksi beli bersih (net buy) senilai Rp8 triliun sepanjang Mei kemarin.
"Bulan Mei sudah ada net buying sebesar Rp8 triliun. Di pasar SBN juga ada net buying sebesar Rp7,07 triliun, itu per Mei kemarin," kata Wimboh dalam sesi teleconference, Kamis (4/6).
Berdasarkan data tersebut, dia menilai situasi pasar modal saat ini sudah mulai kondusif setelah sebelumnya sempat tertekan dalam. Itu terlihat dari pergerakan IHSG yang drop hingga ke level 4.500.
Reporter: Tira Santia
Sumber: Liputan6.com
(mdk/azz)