Melemah, Rupiah kembali ke level Rp 14.700 per USD
Rupiah menyentuh titik terendah yaitu Rp 14.726 per USD pukul 08.05 WIB.
Laju nilai tukar Rupiah kembali dibuka melemah pada pagi ini, Jumat (2/10). Nilai tukar dibuka di level Rp 14.700 per USD. Angka ini melemah dari penutupan kemarin yaitu di level Rp 14.691 per USD.
Data Bloomberg index mencatat, pergerakan nilai tukar cenderung melemah dalam satu jam perdagangan. Rupiah menyentuh titik terendah yaitu Rp 14.726 per USD pukul 08.05 WIB. Namun, Rupiah kembali menguat ke level Rp 14.708 per USD.
-
Bagaimana Pejuang Rupiah bisa menghadapi tantangan ekonomi? "Tidak masalah jika kamu bekerja sampai punggungmu retak selama itu sepadan! Kerja keras terbayar dan selalu meninggalkan kesan abadi."
-
Bagaimana redenominasi rupiah dilakukan di Indonesia? Nantinya, penyederhanaan rupiah dilakukan dengan mengurangi tiga angka nol di belakang, contohnya Rp 1.000 menjadi Rp 1.
-
Apa manfaat utama dari Redenominasi Rupiah untuk mata uang Indonesia? Direktur Eksekutif Segara Research Institute, Piter Abdullah, menyatakan manfaat utama dari redenominasi rupiah adalah untuk mempertahankan harkat dan martabat rupiah di antara mata uang negara lain.
-
Mengapa nilai tukar rupiah menjadi sangat tinggi terhadap dolar di era Soeharto? Sebab, inflasi Indonesia yang terbilang masih cukup tinggi tidak sebanding dengan mitra dagangnya. Akhirnya nilai tukar rupiah menjadi sangat tinggi terhadap dolar dan tidak ada negara yang mau bermitra dengan Indonesia.
-
Mengapa Redenominasi Rupiah sangat penting untuk Indonesia? Rupiah (IDR) termasuk dalam golongan mata uang dengan daya beli terendah. Hal ini semakin menunjukan urgensi pelaksanaan redenominasi rupiah di Indonesia.
-
Apa yang membuat Pejuang Rupiah istimewa? "Makin keras kamu bekerja untuk sesuatu, makin besar perasaanmu ketika kamu mencapainya."
Jika dibanding kemarin, pergerakan nilai tukar Rupiah hari ini cenderung melemah. Data Bloomberg kemarin mencatat, Rupiah dibuka menguat 24 poin ke level Rp 14.628. Sementara, kurs tengah Bank Indonesia kemarin menguat 71 poin ke level Rp 14.657 dari posisi hari sebelumnya Rp 14.696 per USD.
Sebelumnya, BI melakukan pelonggaran kebijakan agar pasokan dolar bertambah di pasar perdagangan mata uang informal (forward). "Dulu eksportir kalau mau jual forward kalau jumlah tanpa underlying (jaminan) kan USD 1 juta, kami naikan jadi USD 5 juta. Ini permudah suplai forward jual," kata Mirza di Gedung Bank Indonesia, Jakarta.
Selain itu, pelonggaran kebijakan yang dilakukan BI untuk menambah pasokan dolar di pasar forward adalah memperbolehkan bukti simpanan dalam negeri atau deposito dijadikan sebagai jaminan atau underlying untuk bertransaksi forward.
"Holding period dulu 1 bulan jadi 1 minggu. SBI tadinya eksportir asing kalau mau beli SBI yang dulu harus tunggu sebulan sekarang cukup seminggu bisa jual lagi. Ini juga diharapkan menambah supply valas di spot baik masuk nya SBI ini atau nanti kami keluarkan SDBI Valas untuk tambah suplai dari spot," imbuh Mirza.
Mirza menegaskan, relaksasi kebijakan berupa insentif pajak deposito yang dikeluarkan pemerintah akan menambah pasokan dolar di pasar spot. Sementara relaksasi underlying yang dikeluarkan BI bisa menambah pasokan dolar di pasar forward.
(mdk/idr)