Membangun Kemandirian Sistem Pangan, Anggota DPR Herman Khaeron Serukan Diversifikasi Pangan
Anggota DPR RI, Herman Khaeron, menegaskan pentingnya diversifikasi dan kedaulatan pangan untuk membangun kemandirian pangan.
Anggota DPR RI, Herman Khaeron, menegaskan pentingnya diversifikasi dan kedaulatan pangan untuk membangun kemandirian pangan.
Hal tersebut ia sampaikan saat menjadi narasumber kunci dalam acara DIGICATION Batch 7 yang diselenggarakan oleh Universitas Insan Cita Indonesia (UICI).
- Anggota DPR Sebut Banyak Petani dan Pelaku UMKM Tersandera Utang
- Dukung Program Ketahanan Pangan Nasional, Danlanud Husein Sastranegara Resmikan Lahan 'Ketahanan Pangan'
- DPR Ungkap Penyebab Pansus Angket Haji Akhirnya Dibentuk, Kemenag Diduga Tutupi Masalah Ini
- KPK Minta Tambahan Anggaran Rp117 Miliar di 2025
Dalam paparannya, Herman Khaeron menyampaikan bahwa diversifikasi pangan merupakan strategi utama dalam menghadapi tantangan global terkait ketergantungan impor dan pengendalian oleh negara asing.
Menurutnya, sistem pangan yang mandiri harus mengedepankan mekanisme yang berbasis komunitas, berkolaborasi, dan memanfaatkan teknologi cerdas serta agroindustri lokal.
"Melalui diversifikasi pangan, kita dapat mengurangi dominasi korporasi asing yang mengendalikan input dan produksi. Diversifikasi ini harus berbasis pada nilai ekologis dan humanis, menghargai keragaman geografi dan demografi, serta sejalan dengan perkembangan masyarakat 5.0," jelas Herman, dikutip Senin (23/9).
Koordinator Presidium KAHMI itu juga menyoroti bahwa diversifikasi pangan harus disertai dengan pengembangan sistem pendukung yang komprehensif, mulai dari sistem irigasi, agraria, lingkungan, hingga agroindustri yang berkelanjutan.
Tanpa hal tersebut, kemandirian pangan hanya akan menjadi wacana dan tidak terwujud dalam kebijakan nyata.
Kedaulatan Pangan Jangan Cuma Jadi Hiasan
Lebih lanjut, Herman menekankan, kedaulatan pangan tidak hanya sebatas kemampuan produksi dalam negeri. Namun juga kemampuan mengelola input pertanian seperti benih, bibit, pakan, obat-obatan, serta teknologi pertanian yang bebas dari kendali pihak asing.
“Kedaulatan pangan tidak boleh hanya menjadi hiasan kebijakan. Kita harus mengintegrasikan sektor pertanian dengan berbagai sektor lainnya secara sistemik dan berkelanjutan,” tambahnya.
Dalam kesempatan itu, ia juga memaparkan konsep ‘Gudang Cerdas’ yang akan menjadi pusat promosi dan pemasaran produk pangan bernilai ekonomi tinggi, khususnya yang dihasilkan oleh komunitas petani.
Gudang ini dirancang untuk memanfaatkan teknologi cerdas dan manajemen modern, dikelola oleh tenaga-tenaga muda yang profesional dan berjiwa wirausaha.
Herman mengakhiri paparannya dengan menekankan bahwa Indonesia memiliki peluang besar untuk mencapai kedaulatan pangan yang berkelanjutan jika seluruh elemen masyarakat, mulai dari petani hingga pemerintah, bersatu padu dalam membangun sistem pangan yang mandiri dan berkelanjutan.
Selain Herman, hadir dalam pembukaan adalah Peneliti Senior BRIN sekaligus Ketua Majelis Pendidikan Tinggi KAHMI Prof. Siti Zuhro.
Sebagai narasumber dalam DIGICATION Batch 7 ini adalah guru besar IPB Yandra Arkeman, CEO PT Makerindo Agus Mulyana, Ketua Umum Duta Petani Milenial Sandi Octa Susila, dan konten kreator Sherly Annavita Rahmi.