Membongkar rahasia dapur GO-JEK
Guna menjaga kualitas pelayanan, aplikasi GO-JEK selalu diperbarui minimal 3 bulan.
Ketatnya persaingan bisnis jasa ojek membuat inovasi terus dibutuhkan. Pembaruan diperlukan tentu saja untuk menjaga dan meningkatkan kualitas pelayanan.
Hal inilah yang disadari untuk kemudian diterapkan oleh pemilik perangkat aplikasi transportasi GO-JEK. Pendiri GO-JEK, Nadiem Makarim, menegaskan aplikasi GO-JEK harus diperbaharui dalam waktu tiga bulan.
"Inovasi itu berkesinambungan terus dan ini banyak perusahaan yang tidak pernah berpikir soal ini. Kami memiliki prinsip aplikasi kita kedaluwarsa tiap 6 bulan atau minimal 3 bulan aplikasi kami akan perbarui," ujar Founder Go-Jek Nadiem Makarim di kawasan SCBD, Jakarta, Selasa (30/6).
Sejauh ini, lanjutnya, keluhan konsumen GO-JEK salah satunya karena lambatnya aplikasi untuk komunikasi dua arah antara penumpang dan pengendara. Seperti yang dialami oleh seorang pegawai swasta pelanggan GO-JEK, Anggi.
"Kadang-kadang lambat. Kita pesan GO-JEK tapi baru dua jam kemudian pengendara GO-JEK datang. Terus, tiba-tiba telpon padahal saya sudah sampai tempat tujuan. Itu sih yang jadi kendala," kata Anggi.
Nadiem membeberkan permasalahan lain dalam bisnis aplikasi ini ialah sulitnya mengelola konsumen dari platform yang telah ada, yakni android dan IOS. Dia mengaku enggan membuat aplikasi di platform baru seperti blackberry dan windows phone.
"Kalau untuk tambah lagi kita akan dibuat rumit oleh itu. Kita sekarang saja sudah cukup rumit untuk menghandle dengan dua platform. Kami tidak bisa menjamin kualitas produk kalau kami buat platform lain lagi. Mohon maaf untuk dua platform ini kan masih kecil tidak sebesar android dan IOS," pungkas dia.
Walaupun begitu, Nadiem menegaskan peluang bisnis aplikasi ini sangat besar. Sebab, sebagian masyarakat Indonesia telah memiliki ponsel pintar (smartphone).
"Makanya saya sempat mengingatkan untuk temen-temen yang ingin terjun ke bisnis teknologi, tolong jangan bikin website, langsung lompat ke aplikasi. Itu produk masa depan karena masa depan kita adalah smartphone. Ini akan jadi corong ke depan seperti banking, shopping, asuransi, kesehatan, pajak dsb. Dalam 5-8 tahun akan di dalam ponsel pintar kita," kata dia.