Mendag Enggar Diminta Lobi China untuk Genjot Ekspor
Inas menyarankan Mendag pergi ke China untuk melakukan lobi dan mengetahui apa yang dibutuhkan di sana. Apalagi, kata dia, tenaga kerja di China sangat mahal.
Neraca perdagangan Indonesia periode Juni 2019 tercatat surplus sebesar USD 0,2 miliar. Meski surplus, ekspor Indonesia dinilai harus terus digenjot dengan memanfaatkan perang dagang antara Amerika Serikat dengan China. Sejumlah kalangan meminta Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita untuk menggeber peluang itu dengan melobi langsung pemerintah negeri tirai bambu itu.
Wakil ketua Komisi VI, Inas Nasrullah Zubir mengatakan, Indoensia harus meningkatkan ekspor karena sangat berpotensi. Menurutnya, Indonesia jangan ekspor barang mentah melainkan sudah siap pakai. Oleh karena itu, Inas menyarankan Mendag pergi ke China untuk melakukan lobi dan mengetahui apa yang dibutuhkan di sana. Apalagi, kata dia, tenaga kerja di China sangat mahal.
-
Bagaimana Kemendag memfasilitasi eksportir Indonesia di pameran EIM? “Kemendag memfasilitasi puluhan eksportir Indonesia untuk memamerkan produk-produk potensial melalui pameran EIM agar pangsa pasar produk Indonesia di negara Meksiko semakin luas,” tambahnya.
-
Bagaimana Kemendag membantu UMKM untuk merambah pasar ekspor? Dalam kesempatan itu Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor mendukung kepada Usaha Kecil, Mikro, dan Menengah (UMKM) untuk merambah pasar ekspor supaya produk mereka dikenal dunia, dengan memberikan berbagai kemudahan. "Salah satunya akses permodalan, pelatihan pemasaran, sampai fasilitasi UMKM Sidoarjo go to export.
-
Di mana cecak diburu untuk ekspor? Mereka bisa ditangkap untuk dijadikan hewan peliharaan atau konsumsi, kata Dr Satyawan Pudyatmoko, direktur jenderal konservasi sumber daya alam dan ekosistem di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
-
Ke mana tembakau dari Jember diekspor? Tembakau-tembakau dari Jember serta beberapa daerah lain di Hindia Belanda diekspor ke luar negeri.
-
Kapan Indonesia memulai ekspor telur ke Singapura? Mentan SYL, menyebut pihaknya telah berupaya dan berhasil membuka akses pasar telur ke Singapura sejak Mei 2023.
-
Apa yang Kemendag lepas untuk ekspor perdana ke Malaysia? Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kementerian Perdagangan (Kemendag) Didi Sumedi melepas ekspor kosmetik dari Sidoarjo ke Malaysia senilai 7 juta Ringgit Malaysia (RM) atau lebih dari Rp20 miliar, pada Senin.
"Jadi apa yang bisa produksi bisa kita tawarkan. Ya saya kira kalau memang ada yang bisa dibicarakan perlu ke China. Nah saya kira apa yang bisa kita ekspor sama kita, kita izin kita ekspor ke sana," kata Inas di Jakarta, Rabu (17/7).
Kepergian Mendag ke China nantinya juga diharapkan mendapatkan kabar positif. Sehingga kerja sama ekspor Indonesia ke China terus meningkat untuk memperbaiki neraca perdagangan. "Yang penting Mendag pulang bawa hasil. Tetapi menteri perindustrian juga harus ke sana juga untuk mencari tahu apa sih yang bisa diproduksi Indonesia diekspor China terutama barang-barang industri barang-barang teknologi Indonesia cukup mumpuni," paparnya.
Wakil ketua Komisi VI lainnya, Azam Azman Natawijana mengatakan Mendag bisa langsung ke China untuk melobi agar ekspor Indonesia meningkat. Sehingga komoditi Indonesia bisa terus diterima China. "Bisa saja tetapi seberapa besar lobi itu akan sukses ya perlu dicoba harus begitu. Mereka (China) lebih besar dari kita," kata Azam
Apalagi, kata dia, Indonesia punya perjanjian dengan China. Perjanjian itu pun punya payung hukum. "Nah itu bisa dipakai," katanya.
Namun, Indonesia harus memiliki barang yang kompetitif agar China tertarik. Menurutnya, produk Indonesia masih kalah dengan milik China.
Di kesempatan terpisah, Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Yunita Rusanti mengatakan, surplus yang terjadi memang tidak begitu besar, atau tepatnya USD 196 juta pada bulan Juni. Yunita mengatakan, momen ini diduga juga akibat imbas perang dagang AS dengan China.
"Sebenarnya kita ada peluang lagi meningkatkan ekspor, bisa dilihat komoditas apa yang bisa dipasok ke China dan juga Amerika," ujarnya.
Komoditas ekspor ke China yang cukup besar, kata dia, adalah batu bara, Crude Palm Oil (CPO), besi dan baja. Ia pun memprediksi ekspor CPO ke China masih bisa digenjot lagi.
Pemerintah, lanjutnya, bisa mendorong lagi melakukan upaya-upaya baik internal maupun eksternal meningkatkan ekspor ini. Antara lain Menteri Perdagangan bisa melakukan lobi-lobi ke negara tujuan ekspor seperti China. "Ini PR semua (menteri terkait) lah, bisa melakukan upaya-upaya agar momen perang dagang AS China ini bisa kita manfaatkan," katanya.
Yunita menyebut, faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap neraca perdagangan yakni kondisi ekonomi dunia yang masih lemah. Meski demikian pemerintah bisa terus melakukan berbagai upaya.
Diketahui, Kementerian Perdagangan (Kemendag) berupaya menekan angka defisit perdagangan Indonesia dengan China sebesar USD 18,41 miliar pada 2018. Adapun pada tahun tersebut, nilai perdagangan Indonesia-China mencapai USD 72 miliar.
Direktur Kerja Sama Pengembangan Eskpor Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag Marolop Nainggolan mengatakan, Indonesia dapat memanfaatkan potensi pasar China yang penduduknya berjumlah 1,4 miliar orang. Untuk memenuhi kebutuhan rakyatnya tentu pemerintah China tidak dapat mengatasinya sendiri.
(mdk/idr)