Mendag: Inflasi Tahun 2023 Sebesar 2,61 Persen Terendah Sejak Tahun 1999
Kemendag bekerjasama dengan Badan Urusan Logistik (Bulog) dan Badan Pangan Nasional (Bapanas) untuk menahan inflasi.
Mendag mengatakan, Kementerian Perdagangan turut andil dalam penurunan laju inflasi di tahun 2023.
Mendag: Inflasi Tahun 2023 Sebesar 2,61 Persen Terendah Sejak Tahun 1999
Mendag: Inflasi Tahun 2023 Sebesar 2,61 Persen Terendah Sejak Tahun 1999
- Mendagri Apresiasi Capaian Inflasi 1,84 Persen Berkat Kerja Sama Pemerintah Pusat dan Daerah
- Kendalikan Inflasi, Kemendagri Harap Pemda Susun Perencanaan Gerakan Menanam dengan Baik
- Harga Beras Melambung Tinggi, Ini Penjelasan Dirut Bulog
- Bulog Beberkan Keberhasilan Bantuan Pangan Beras dalam Menahan Laju Inflasi
Menteri Perdagangan (Mendag), Zulkifli Hasan menyebut inflasi pada tahun 2023 sebesar 2,61 persen merupakan angka terendah sepanjang reformasi atau tahun 1999.
"Selama 2023 inflasi kita 2,61 persen, dan Desember kemarin 0,41 persen. Ini terendah semenjak reformasi (tahun 2023)," kata Mendag dalam konferensi pers Capaian Kinerja 2023 dan Outlook Perdagangan 2024, di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Kamis (4/1.
Mendag mengatakan, Kementerian Perdagangan turut andil dalam penurunan laju inflasi di tahun 2023, yakni pihaknya rutin melakukan kunjungan ke pasar-pasar di tanah air untuk memantau stabilitas harga dan pasokan barang kebutuhan pokok.
Selain itu, Kemendag juga melakukan pemantauan melalui Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok Kementerian Perdagangan (SP2KP).
"Apa yang kemendag lakukan? kita kata kuncinya adalah turun langsung ke pasar, kita memantau secara intensif melalui SP2KP di 671 pasar di 503 kab/kota. Kalau ada pasokan terlambat kita koordinasi," ujarnya.
Lebih lanjut, Kemendag juga bekerjasama dengan Badan Urusan Logistik (Bulog) dan Badan Pangan Nasional (Bapanas).
"Kita bekerjasama dengan Bulog dan Badan pangan Nasional," ujarnya.
Sebelumnya BPS mencatat inflasi pada Desember 2023 sebesar 0,41 persen atau terjadi peningkatan indeks harga konsumen dari 116,08 pada November 2023 menjadi 116,56 pada Desember 2023.
Plt. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Amalia Adininggar Widyasanti mengungkapkan, penyumbang utama inflasi Desember 2023 adalah kelompok makanan, minuman, dan tembakau.
Menurutnya, sub-kelompok makanan, minuman, dan tembakau selalu dominan menyebabkan inflasi pada bulan Desember.
Komoditas makanan, minuman, dan tembakau yang menyumbang inflasi pada Desember 2023, di antaranya cabai merah andil inflasinya 0,06 persen, bawang merah 0,04 persen, Tomat 0,03 persen, beras 0,02 persen, telur ayam ras 0,02 persen, cabai rawit 0,02 persen.
Kemudian, daging ayam ras andil inflasinya 0,01 persen, bawang putih 0,01 persen, minyak goreng andilnya 0,01 persen, gula pasir andil inflasinya 0,01 persen, Rokok kretek filter 0,01 persen, dan rokok putih 0,01 persen.