Mendag tunggu laporan anak buah soal peredaran beras plastik
Mendag memastikan sanksi pidana menanti pelaku jika terbukti melakukan pengoplosan beras dengan plastik.
Menteri Perdagangan Rachmat Gobel mengaku masih menunggu laporan hasil penyelidikan anak buahnya terkait peredaran beras yang dioplos plastik. Dia memastikan sanksi pidana menanti pelaku jika terbukti melakukan pengoplosan beras dengan plastik.
"Iya (akan ada tindakan dari Kemendag)," ujar Rachmat kepada wartawan di Kantornya, Jakarta Pusat, Selasa (19/5).
-
Kapan borgol plastik diperkenalkan? Borgol plastik atau plastic cuffs diperkenalkan pada 1965.
-
Mengapa warga Bandung mengolah sampah plastik menjadi kerajinan? Upaya warga sendiri merupakan langkah preventif untuk mengurangi sampah plastik yang sulit terurai dan berpotensi menumpuk hingga ribuan tahun.
-
Apa saja produk yang dibuat dari sampah plastik oleh warga Bandung? Beberapa produk yang dihasilkan rupanya memiliki nilai ekonomi yang tinggi, seperti jam dinding hingga mainan wayang plastik. Sisi kreativitas ditampilkan sejumlah warga di Kota Bandung, Jawa Barat. Mereka mencoba menjawab permasalahan sampah plastik dengan menyulapnya menjadi kerajinan cantik dan unik.
-
Dimana sampah plastik ditemukan mengapung? Sampah plastik mengapung di Sungai Ciliwung, Kanal Banjir Barat, Jakarta, Rabu (20/12/2023).
-
Dimana sampah plastik yang dibakar dapat mencemari lingkungan? Partikel mikroplastik, logam berat, dan zat kimia beracun yang terlepas dari pembakaran sampah plastik dapat terbawa oleh angin atau air hujan dan mencemari sumber air, seperti sungai, danau, laut, dan air tanah.
-
Bagaimana cara membuat gelang dari sedotan plastik? Potong sedotan menjadi beberapa bagian dengan panjang yang sama. Tumpuk sedotan secara berurutan dan rekatkan ujungnya dengan benang nilon hingga membentuk gelang.
Rachmat mengaku belum mengetahui secara detail asal muasal beras palsu tersebut. Dia hanya mengetahui soal beredarnya beras plastik dari pemberitaan di media massa.
"Kan ada pengaduan, saya mesti cek, apakah betul ada itu atau tidak, itu beras apa saya belum tahu beras plastik, saya tahunya dari kawan-kawan media semua," tuturnya.
Setelah mengetahui itu, Mendag memerintahkan anak buahnya turun ke lapangan melakukan pengecekan. Termasuk memburu pelaku.
"Saya tugaskan dirjen untuk melakukan pengecekan di lapangan, yang dikatakan beras plastik itu seperti apa, dan siapa yang melakukan impor," tambahnya.
Dugaan sementara, beras tersebut didatangkan dengan cara ilegal. Sebab, sejauh ini pihaknya belum mengeluarkan izin importasi beras.
"Menurut saya tidak ada yang melakukan impor, karena sampai sekarang kita belum mengeluarkan izin impor beras," tandasnya.
Sebelumnya, Kementerian Perdagangan (Kemendag) mengaku belum menemukan beras yang dioplos plastik beredar di Ibu Kota Jakarta. Hal itu didapati setelah Kemendag mendapatkan laporan dari hasil penelusuran di pasar beras.
"Kita sudah ke lapangan dua hari ini. Hari ini dinas kota Bekasi itu menemukan di daerah Bekasi dan petugas kita sedang menuju ke sana karena di Jakarta dua hari kita tidak dapatkan. Kita sudah kerja sama dengan pedagang-pedagang di Cipinang, ternyata di sana tidak ditemukan," ujar Dirjen Standarisasi dan Perlindungan Konsumen (SPK) Kemendag Widodo kepada wartawan di kantornya, Jakarta, Selasa (19/5).
Pihaknya masih menunggu hasil uji laboratorium beras plastik yang ditemukan di Bekasi. Diperkirakan, uji laboratorium ini akan memakan waktu 2-3 pekan.
Widodo mengaku mengalami kesulitan menemukan pemasok beras oplosan plastik lantaran terlanjur ramai diperbincangkan di media massa.
"Kita sedang telusuri namun karena sudah beredar kita sulit untuk menemukan, karena mereka pasang kuda-kuda. Sebenarnya saya mau silent dulu, cuma sudah tersebar," ucapnya.
(mdk/noe)