Menengok seluk beluk persiapan uji coba Pertalite
Pertamina yakin Pertalite bakal jadi idola baru.
April 2015, PT Pertamina (Persero) mengaku sudah melahirkan produk atau varian baru Bahan Bakar Minyak (BBM) yang diberi nama Pertalite. Dari sisi kualitas, BBM ini mengandung RON90, berada di atas Premium yang mengandung RON88 dan di bawah Pertamax yang mengandung RON92.
Awalnya, Pertamina bakal meluncurkan produk barunya ini pada awal Mei 2015. Namun rencana itu harus tertunda sementara atau molor dari jadwal semula. Sebab, harus mendapat persetujuan alias lampu hijau terlebih dulu dari Presiden Joko Widodo dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). DPR sempat curiga, Pertalite hadir untuk menggantikan Premium yang disebut-sebut bakal dihapus dari peredaran.
-
Di mana Pertamina menyalurkan Pertalite? Hingga saat ini kami masih menyalurkan Pertalite di semua wilayah sesuai dengan penugasan yang diberikan Pemerintah.
-
Mengapa Pertamina tetap menyalurkan Pertalite? Dengan menyediakan BBM subsidi Pertamina berharap dapat menjaga pemenuhan energi untuk masyarakat dan di saat yang sama menjaga perekonomian nasional
-
Bagaimana Pertamina memastikan penyaluran Pertalite tepat sasaran? Pertamina Patra Niaga juga telah mendorong digitalisasi untuk penyaluran BBM Subsidi melalui program Subsidi Tepat. “Program Subsidi Tepat menjadi upaya kami untuk memastikan transparansi penyaluran BBM bersubsidi. Melalui digitalisasi, penyaluran BBM bersubsidi dapat dipantau secara real time, dan mencegah potensi penyelewengan di lapangan,” tutupnya.
-
Apa yang diraih oleh Dirut Pertamina? Nicke menjadi salah satu dari dua wanita Indonesia paling berpengaruh yang masuk ke dalam daftar ini.
-
Apa saja penghargaan yang diterima Pertamina? Dua kategori penghargaan yang berhasil diraih Pertamina adalah Kategori Mitra dengan Inovasi Terbanyak dan Kategori Mitra dengan Komitmen Pendanaan Terbanyak.
-
Bagaimana Dirut Pertamina bisa meraih prestasi ini? Forbes menjelaskan bahwa daftar wanita berpengaruh ditentukan dengan empat metrik utama, yaitu pendapatan, media, dampak, dan lingkup pengaruh.
Setelah tertunda cukup lama, Pertamina akhirnya memutuskan mulai menjual sekaligus uji coba Pertalite akhir pekan ini. Peluncuran Pertalite bakal dilakukan secara serentak di 103 SPBU di Jabodetabek, Bandung dan Surabaya pada Jumat (24/7).
Direktur Pemasaran Ahmad Bambang mengatakan, peluncuran Pertalite difokuskan di Jakarta. Salah satunya di SPBU milik Pertamina, Jalan Abdul Muis, Jakarta Pusat. Namun, Ahmad Bambang masih merahasiakan harga BBM yang kualitasnya disebut-sebut di atas Premium dan di bawah Pertamax.
"Hari Jumat (24/7) kita launching soal Pertalite dipusatkan di Jabodetabek, Surabaya dan Bandung," ujar dia yang ditemui di Kementerian ESDM, Jakarta, Rabu (22/7).
Untuk tahap awal, Pertamina menargetkan penjualan Pertalite mencapai 500 kiloliter (kl) per hari.
"500 kl sehari per SPBU. Kita luncurkan di 103 SPBU tersebar di tiga kota," ucapnya.
VP Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro yakin Pertalite dijadikan pilihan bahan bakar yang lebih baik bagi masyarakat. Salah satu alasannya, kandungan RON Pertalite lebih baik dibanding Premium sehingga dampaknya pada mesin kendaraan akan lebih baik.
Wianda mengakui, saat ini terjadi lonjakan pemakaian terhadap Pertamax. Sehingga, diharapkan, Pertalite dapat menyusul kesuksesan tersebut.
"Mencapai rata-rata demandnya itu hampir 10 ribu kiloliter (KL) per hari. Kalau sebelumnya biasanya per hari tujuh ribuan KL. Jadi kita lihat itu tren yang positif. Kita harap Pertalite juga bisa mengalami tren yang sama," katanya.
Segala persiapan pun sudah dilakukan. Mulai dari penentuan SPBU yang bakal menjual Pertalite, jatah setiap SPBU, pembangunan infrastruktur pendukung hingga jatah pembelian untuk motor dan mobil. Merdeka.com merangkumnya. Berikut paparannya.
Uji coba dijual di 103 SPBU
VP Corporate Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro menuturkan, perseroan melakukan tes pasar untuk Pertalite di 103 stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di tiga kota.
"Kita lihat respons masyarakat. Apabila positif akan juga diusahakan volume yang lebih besar," ujarnya di Kantor Pusat Pertamina, Jakarta, Selasa (22/7).
Di Jakarta, Pertalite akan dijual di 44 SPBU. Di Surabaya rencananya dijual di 30 SPBU. Sisanya untuk Bandung dan Rest Area.
Motor dijatah 3 liter, mobil 20 liter
VP Corporate Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro berdalih, karena masih proses pengenalan, Pertamina membatasi penjualan Pertalite.
"Satu SPBU nanti kita siapkan 8 ton. Jadi kita harap tidak serta merta mengisi sebanyak mungkin motor 3 liter, mobil 10-20 liter per kendaraan untuk pengenalan saja," jelas dia.
Harga Rp 8.000 per liter
Sumber merdeka.com di bagian pemasaran hilir Pertamina memberikan bocoran harga BBM jenis Pertalite. Harganya di bawah Pertamax.
"Harganya Rp 8.000 per liter yang saya dengar," ujarnya kepada merdeka.com, Jakarta, Rabu (22/7).
VP Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro menambahkan harga Pertalite yang ditetapkan di awal peluncuran juga masih harga promo.
"Harganya di antara Pertamax dan Premium, tapi untuk harga awal harganya masih promo atau di diskon," jelas dia.
Bakal dijual di seluruh Indonesia
VP Corporate Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro menambahkan jika respon masyarakat di tiga kota awal atau di Jakarta, Bandung, dan Surabaya positif maka bukan tidak mungkin Pertalite akan hadir di seluruh Indonesia tahun ini.
"Dalam uji coba ini,kita harapkan demand masyarakat bertambah dan ada harapan di masyarakat bahwa tidak hanya tersedia di 3 kota tapi di kota-kota besar lainnya, bahkan di seluruh kota di Indonesia sampai akhir tahun," ucap Wianda.
Rp 60 miliar untuk 1 SPBU di rest area
SPBU yang menjual Pertalite harus menyediakan tangki dan dispenser khusus. Karena itu dibutuhkan dana besar untuk investasi penyediaan infrastruktur tersebut.
Pertamina menggelontorkan investasi sekitar Rp 6,18 triliun untuk penyediaan infrastruktur tangki dan dispenser khusus Pertalite di 103 SPBU yang ditunjuk. "Jadi kalau rata-rata per SPBU (di rest area) itu investasi kita di hampir Rp 60 miliar," ujar VP Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro di Kantor Pusat Pertamina, Jakarta, Selasa (22/7).
Wianda mengakui, dana yang dibutuhkan untuk penjualan Pertalite sangat besar. Perusahaan pelat merah ini membuka diri untuk kerja sama dengan pihak lain.
"Seperti di rest area itu kita ada kerja sama. Ada pembagiannya. Tapi untuk infrastrukturnya, murni Pertamina yang membangun," ucapnya.