Mengintip Kondisi Industri Udang Indonesia dan Peluang di 2024
Dari sudut pandang bisnis, ongkos produksi udang di Indonesia masih cukup tinggi.
Perusahaan teknologi akuakultur, JALA mencatat, rata-rata produktivitas tambak udang 2023 ada di 12 ton per hektare.
Mengintip Kondisi Industri Udang Indonesia dan Peluang di 2024
Mengintip Kondisi Industri Udang Indonesia dan Peluang di 2024
Kondisi industri udang Indonesia saat ini tercatat tidak dalam kondisi yang menyenangkan. Namun, problematika yang dihadapi ini malah membuat pelaku industri lebih solid dan kompak.
Hal ini disampaikan Ketua Shrimp Club Indonesia (SCI), Haris Muhtadi dalam acara Shrimp Outlook 2024 di Fairfield by Marriott, Surabaya dikutip di Jakarta, Jumat (8/3).
Perusahaan teknologi akuakultur, JALA mencatat, rata-rata produktivitas tambak udang 2023 ada di 12 ton per hektare.
“Untuk mengusahakan profitabilitas terbaik, petambak direkomendasikan untuk berbudidaya selama 70-80 hari atau 100-110 hari,” ucap co-founder dan CEO JALA, Liris Maduningtyas.
Tak hanya itu dari sudut pandang bisnis, ongkos produksi udang di Indonesia masih cukup tinggi. Petambak harus mengupayakan panen di atas size 100 agar mendapat margin keuntungan yang cukup.
Liris juga menekankan pentingnya meningkatkan penyerapan udang oleh pasar lokal untuk melindungi harga udang Indonesia dari perubahan ekstrem yang diakibatkan oleh ketidakstabilan pasar ekspor.
Dia menambahkan, setiap usaha peningkatan produksi tahun ini harus diiringi dengan keseimbangan lingkungan dan pencatatan data.
Salah satu tantangan terbesar untuk industri udang Indonesia saat ini adalah dampak dari pasar global yang fluktuatif.
Kondisi pasar udang saat ini, terdapat kelebihan pasokan di pasar global dan persaingan yang meningkat dari negara-negara seperti Ekuador dan China.
“Upaya untuk meningkatkan daya saing udang Indonesia memerlukan produk udang dengan nilai tambah atau udang masak untuk mencapai harga jual yang lebih baik,” kata Lilis.