Menko Airlangga Optimistis Ekonomi Kuartal IV Tumbuh di Atas 5 Persen, ini Alasannya
Menteri Koordinator Perekonomian, Airlangga Hartarto memproyeksikan, pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal IV 2021 di atas 5 persen. Dia optimistis pertumbuhan ekonomi di tahun ini positif mencapai 4 persen secara year on year (yoy).
Menteri Koordinator Perekonomian, Airlangga Hartarto memproyeksikan, pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal IV 2021 di atas 5 persen. Dia optimistis pertumbuhan ekonomi di tahun ini positif mencapai 4 persen secara year on year (yoy).
"Nanti kuartal IV InsyaAllah kita optimis pertumbuhan di atas 5 persen. Sehingga, secara yoy pertumbuhan sepanjang 2021 akan mencapai 4 persen," tuturnya saat meresmikan Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2021 di ICE BSD, Tangerang, Kamis (11/11).
-
Bagaimana Menko Airlangga Hartarto berencana memperkuat kerja sama ekonomi di KTT G20? “Di KTT India nanti Indonesia akan terus berupaya menjalin kerja sama dengan negara-negara lainnya dalam berbagai bidang, termasuk dalam bidang ekonomi. Sehingga nantinya pembangunan akan terus terjadi dan masyarakat akan sejahtera," tutur Ketua Umum DPP Partai Golkar ini.
-
Apa yang Airlangga Hartarto katakan tentang target pertumbuhan ekonomi Indonesia? Penerapan ekonomi hijau dalam jangka panjang diproyeksikan dapat menstabilkan pertumbuhan ekonomi rata-rata sebesar 6,22 persen hingga 2045," kata Airlangga di Jakarta, Kamis (4/7).
-
Apa yang menurut Menko Airlangga Hartarto menjadi tantangan utama dalam pengembangan ekonomi platform di wilayah pedesaan? "Dalam menyambut besarnya kesempatan tersebut, kita juga harus menyadari bahwa terdapat juga tantangan-tantangan dalam pengembangan ekonomi platform, terutama di wilayah pedesaan dan daerah 3T. Tantangan tersebut diantaranya adalah akses terhadap teknologi dan koneksi internet yang terbatas, serta kurangnya pemahaman tentang penggunaan platform-platform ini," ungkap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto yang hadir secara virtual dalam acara Peluncuran Hasil Studi Penggunaan Platform Digital di Pedesaan Indonesia oleh DFS Lab, Selasa (25/7).
-
Apa yang dilakukan Kemenkumham untuk meningkatkan perekonomian Indonesia? Menurut Yasonna, dengan diselenggarakannya Temu Bisnis Tahap VI, diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap perkembangan perekonomian Indonesia.
-
Apa yang dibahas dalam pertemuan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dengan Menteri Perdagangan dan Industri Singapura Gam Ki Yong? Pertemuan keduanya terkait implementasi Program Tech:X, peningkatan kemudahan mobilitas bagi investor dari Singapura, pengembangan Pelabuhan Kendal, penguatan konektivitas udara, kerja sama agribisnis, dan kerja sama pariwisata.
-
Bagaimana strategi pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi? Oleh karena itu, pendekatan pembangunan perlu diubah dari reformatif menjadi transformatif yang setidaknya mencakup pembangunan infrastruktur baik soft maupun hard, sumber daya manusia, riset, inovasi, reformasi regulasi, tata kelola data dan pengamanannya serta peningkatan investasi dan sumber pembiayaan.
Menko Airlangga menerangkan, proyeksi pertumbuhan ekonomi di zona positif itu lantaran kian membaiknya penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia. Hal ini ditandai dengan turunnya kasus harian Covid-19.
"Saat ini, kasus aktif (Covid-19) harian di bawah 500. Di mana negara lain masih ribuan dan kita ingat Juli lalu mau 7.000," ujarnya.
Selain itu, kepastian mewujudkan pertumbuhan ekonomi 2021 sebesar 4 persen juga dipicu oleh menggeliatnya kinerja industri manufaktur. Hal ini tercermin dari purchasing managers' index (PMI) manufaktur Indonesia bulan Oktober yang mencapai rekor tertinggi sepanjang sejarah.
"PMI Oktober ini tertinggi atau mencapai 57,2. Sehingga kita dengan angka ini optimis secara year on year pertumbuhan 2021 akan mencapai 4 persen," tandasnya.
Imbas PPKM, Pertumbuhan Ekonomi Kuartal III 2021 3,51 Persen
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III-2021 sebesar 1,55 persen (qtq), dan 3,51 persen (yoy). Angka ini lebih rendah dari capaian kuartal II-2021 sebesar 7,07 persen (yoy).
"Secara q to q tumbuh 1,55 persen dan secara yoy tumbuh 3,51 persen," kata Ketua BPS Margo Yuwono dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (5/11).
Kondisi ini kata Margo terjadi karena selama kuartal III adanya kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Sehingga menghambat kinerja ekonomi secara keseluruhan.
"Karena adanya PPKM yang menghambat ekonomi secara keseluruhan," kata dia.
Secara kumulatif pertumbuhan ekonomi kuartal I-III tahun 2021 jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 3,24 persen.
Capaian tersebut menjadi yang terendah sejak tahun 2018. BPS mencatat pertumbuhan ekonomi pada kuartal III di tahun 2018 sebesar 3,09 persen.
Lalu periode yang sama di tahun 2019 sebesar 3,05 persen. Sedangkan tahun lalu di kuartal III sebesar 5,05 persen.
"Dari tren 2018, pertumbuhan saat ini belum mencapai level tahun-tahun sebelumnya karena berbagai peristiwa," kata dia.
(mdk/bim)