Menko Airlangga: RI Punya Bonus Demografi Mendukung Terbentuknya Ekonomi Digital
Menko Airlangga menerangkan, cerahnya prospek ekonomi digital Indonesia di masa depan lantaran generasi z maupun milenial sendiri merupakan kelompok penduduk yang memiliki tingkat adopsi digital yang tinggi.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto menegaskan bahwa Indonesia memiliki bonus demografi yang mendukung terbentuknya ekonomi digital secara berkelanjutan. Mengingat, mayoritas masyarakat Indonesia saat ini terdiri dari kelompok generasi z dan milenial.
"Jadi, pada dasarnya Indonesia memiliki bonus demografi yang mendukung terbentuknya ekosistem ekonomi digital yang berkelanjutan. Mayoritas masyarakat Indonesia atau penduduk indonesia adalah generasi z atau milenial yang usianya 8 sampai 39 tahun," ungkap Menko Airlangga dalam acara OJK Virtual Innovation Day 2021, Senin (11/10).
-
Bagaimana Menko Airlangga Hartarto berencana memperkuat kerja sama ekonomi di KTT G20? “Di KTT India nanti Indonesia akan terus berupaya menjalin kerja sama dengan negara-negara lainnya dalam berbagai bidang, termasuk dalam bidang ekonomi. Sehingga nantinya pembangunan akan terus terjadi dan masyarakat akan sejahtera," tutur Ketua Umum DPP Partai Golkar ini.
-
Bagaimana Menko Airlangga menanggapi pentingnya pengembangan talenta digital di Indonesia? Menko Airlangga juga menjelaskan digital talent menjadi perhatian Pemerintah Indonesia Dorong adanya Co-working space
-
Mengapa Menko Airlangga Hartarto menekankan pentingnya kolaborasi multistakeholders untuk meningkatkan digitalisasi dan inklusi keuangan di wilayah pedesaan? Upaya optimalisasi pemanfaatan teknologi digital tersebut juga akan mendorong peningkatan nilai ekonomi digital Indonesia. Tercatat, menurut hasil studi Google Temasek, Bain & Company, nilai ekonomi digital Indonesia sendiri pada tahun 2022 telah mencapai USD 77 miliar atau tumbuh 22% (yoy) dan diprediksi akan meningkat hampir 2 kali lipat hingga USD 130 miliar pada tahun 2025. "Dalam menyambut besarnya kesempatan tersebut, kita juga harus menyadari bahwa terdapat juga tantangan-tantangan dalam pengembangan ekonomi platform, terutama di wilayah pedesaan dan daerah 3T. Tantangan tersebut diantaranya adalah akses terhadap teknologi dan koneksi internet yang terbatas, serta kurangnya pemahaman tentang penggunaan platform-platform ini," ungkap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto yang hadir secara virtual dalam acara Peluncuran Hasil Studi Penggunaan Platform Digital di Pedesaan Indonesia oleh DFS Lab, Selasa (25/7).
-
Apa yang Airlangga Hartarto katakan tentang target pertumbuhan ekonomi Indonesia? Penerapan ekonomi hijau dalam jangka panjang diproyeksikan dapat menstabilkan pertumbuhan ekonomi rata-rata sebesar 6,22 persen hingga 2045," kata Airlangga di Jakarta, Kamis (4/7).
-
Apa yang menurut Menko Airlangga Hartarto menjadi tantangan utama dalam pengembangan ekonomi platform di wilayah pedesaan? "Dalam menyambut besarnya kesempatan tersebut, kita juga harus menyadari bahwa terdapat juga tantangan-tantangan dalam pengembangan ekonomi platform, terutama di wilayah pedesaan dan daerah 3T. Tantangan tersebut diantaranya adalah akses terhadap teknologi dan koneksi internet yang terbatas, serta kurangnya pemahaman tentang penggunaan platform-platform ini," ungkap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto yang hadir secara virtual dalam acara Peluncuran Hasil Studi Penggunaan Platform Digital di Pedesaan Indonesia oleh DFS Lab, Selasa (25/7).
-
Bagaimana Airlangga Hartarto meyakinkan para pengusaha AS tentang iklim investasi di Indonesia? Selama ini Pemerintah Indonesia telah mendorong reformasi struktural melalui UU Cipta Kerja, yang telah menciptakan iklim investasi yang kondusif sekaligus mendorong pemerataan pembangunan," tanggap Menko Airlangga.
Menko Airlangga menerangkan, cerahnya prospek ekonomi digital Indonesia di masa depan lantaran generasi z maupun milenial sendiri merupakan kelompok penduduk yang memiliki tingkat adopsi digital yang tinggi.
Tak hanya itu, dua kelompok generasi tersebut juga merupakan pengguna internet terbesar saat ini. "Dan juga tentunya menggunakan ponsel atau media sosial," imbuhnya.
Oleh karena itu, dia memprediksi, ekonomi digital di Indonesia mampu berkembang secara berkelanjutan. Menyusul, besarnya potensi pasar ekonomi digital dalam negeri.
"Dan 37 persen konsumen baru ini telah tumbuh selama pandemi Covid-19 dan 93 persennya akan tetap memanfaatkan produk ekonomi digital setelah pandemi Covid-19," terangnya.
Survei: Generasi Z Habiskan Waktu Minimal 4 Jam Sehari untuk Internet
Sebelumnya, Executive Director Nielsen Media, HellenKatherina mencatat bahwa kepemilikan smartphone dalam Gen Z saat ini mencapai 86 persen, lebih banyak dibanding generasi terdahulunya. Gen Z dengan rentang usia 20-24 tahun paling sering menggunakan internet terutama melalui smartphone. Waktu berinternet mereka minimal 4 jam sehari.
"Kalau kita lihat, mulai bangun tidur, melek mata, melek internet juga. Dan dia terus on sepanjang hari. Berhentinya pas tidur di atas jam 10 malam," kata Hellen pada webinar Rabu (11/11).
Secara indeks, konsumsi internet dari Gen Z mencapai 122. Sedangkan generasi milenial rentang usia 25-39 tahun menduduki urutan kedua yaitu 119. Lalu, generasi X yang usianya 40-54 tahun, indeks penggunaan internetnya hanya 84, dan generasi baby boomers usia di atas 55 tahun, indeks interaksinya dengan internet hanya 37.
Sejalan dengan kondisi Pandemi yang belum pulih, belajar online dan bermain games adalah dua hal yang paling sering dilakukan Gen Z di rumah.
"Karena sekarang masih Pandemi, jadi penggunaan terbanyak adalah untuk online learning. Urutan kedua adalah untuk bermain games. lalu ketiga adalah blogging, yang biasanya untuk segmen Gen Z yang lebih tua. Lalu, ada Job Hunting untuk mereka yang baru lulus SMA atau Kuliah. Dan kelima adalah akses video konten," ungkapnya.
(mdk/idr)