Menko Luhut Optimistis Investasi 2021 Tembus Rp 900 T, ini Alasannya
Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan optimistis tahun ini realisasi investasi di Indonesia mencapai Rp 900 triliun. Alasannya, sampai akhir 2020, realisasi investasi sudah di angka Rp 826 triliun.
Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan optimistis tahun ini realisasi investasi di Indonesia mencapai Rp 900 triliun. Alasannya, sampai akhir 2020, realisasi investasi sudah di angka Rp 826 triliun.
"Jadi Rp 900 triliun itu tidak sulit, untuk menambah ini dibutuhkan sekitar Rp 70 triliun," kata Menko Luhut dalam Dialog Special: Tantangan dan Optimisme Investasi 2021, Jakarta, Rabu (3/2).
-
Apa saja yang ditawarkan kepada investor untuk investasi di Sulut? "Untuk itu kami menawarkan kesempatan kerjasama investasi di bidang infrastruktur dan kepariwisataan di Sulawesi Utara," tandasnya.
-
Kapan puncak kejayaan industri kapuk di Jawa? Puncaknya adalah tahun 1936-1937 di mana kapuk jawa mampu memenuhi 85 persen kebutuhan dunia.
-
Bagaimana Yuliot Tanjung dilantik menjadi Wakil Menteri Investasi? Pelantikannya ini berdasarkan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 45/M Tahun 2024 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Wakil Menteri Negara Kabinet Indonesia Maju Periode Tahun 2019-2024.
-
Bagaimana PT Astra Agro Lestari Tbk mengembangkan industri perkebunan di Indonesia? Astra Agro Lestari Tbk (Perseroan) mulai mengembangkan industri perkebunan di Indonesia sejak lebih dari 30 tahun yang lalu.
-
Apa saja peluang investasi di Sulut yang dibeberkan Wagub Kandouw ke investor Jepang? Peluang investasi tersebut diantaranya ekspor komoditi Sulut, investasi geothermal sebagai energi terbarukan, transformasi digital pariwisata, industri perikanan serta pengembangan kapasitas SMK dalam menyiapkan tenaga kerja profesional untuk siap bekerja di sektor industri di Jepang.
-
Siapa yang mendirikan perusahaan Sungai Liput Cultuur Maatschappij yang menjadi tonggak industri kelapa sawit berskala besar di Pantai Timur Sumatra? Pada Masa kolonial Hindia Belanda, perkebunan kelapa sawit menjadi sebuah industri berskala besar dengan dibukanya perusahaan bernama Sungai Liput Cultuur Maatschappij oleh Adrien Hallet dan K. Schadt di Pantai Timur Sumatra, tepatnya di Deli pada 1911.
Target investasi ini pun dinilai realistis meski perekonomian Indonesia mengalami perlambatan. Salah satunya berkat program hilirisasi yang dilakukan pemerintah sejak 6 tahun lalu disebut Menko Luhut akan memberikan dampak yang besar bagi Indonesia saat ini.
Buktinya, kata dia, Indonesia sedang melakukan finalisasi perjanjian dengan beberapa perusahaan asing. Termasuk dengan Freeport yang akan membuat smelter yang sebagian besar akan menghasilkan asam sulfat.
Asam sulfat tersebut akan dimanfaatkan untuk membuat lithium baterai yang sangat penting dalam industri baterai kendaraan listrik. Selain itu, ada juga smelter nikel ore yang sudah mulai berjalan. Sehingga diperkirakan tahun 2023 mendatang Indonesia akan memproduksi lithium batre NR 811.
"Maka tahun 2023 kita akan bisa produksi lithium baterai seri NR 811, itu yang terbaru teknologinya," ungkap Menko Luhut.
Selanjutnya
Dari berbagai proyek tersebut, Contemporary Amperex Technology (CATL), perusahaan asal China telah menandatangani investasi senilai USD 10 miliar. Selain itu, perusahaan steel dari China Tsingshan juga akan menandatangani kontrak senilai USD 2,8 miliar untuk pembangunan smelter.
"CATL ini sudah signing 10 miliar dolar dan juga WAYO dengan Tsingsang dan Freeport akan sign kontrak 2,8 miliar dolar untuk smelter," kata dia.
Perusahaan tersebut akan melahirkan pabrik turunan seperti pipa tembaga, kawat tembaga yang bisa mendatangkan investasi lebih dari USD 10 miliar. Diperkirakan investasinya mencapai USD 30 miliar. "Itu saja sudah dekat kan 20-30 miliar dolar," sambungnya.
Maka dari itu, untuk mencapai target Rp 900 triliun di tahun 2021, Menko Luhut optimis bisa mencapai target. Targetnya pun masih dinilai realistis dan tidak terlalu sulit.
"Sekarang saja sudah Rp 826 triliun ya, jadi ini tidak sulit untuk menambah Rp 70 triliun ini. Menurut kami ini realistis," pungkasnya.
(mdk/bim)