Menko Luhut Ungkap Butuh 10 Bulan Pariwisata Kembali Pulih Usai Corona
Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan, mengatakan pemerintah telah melakukan kajian dampak Virus Corona terhadap pariwisata Indonesia. Hasilnya, pariwisata membutuhkan waktu 10 bulan untuk kembali bergairah.
Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan, mengatakan pemerintah telah melakukan kajian dampak Virus Corona terhadap pariwisata Indonesia. Hasilnya, pariwisata membutuhkan waktu 10 bulan untuk kembali bergairah.
"Untuk pariwisata dari studi yang kita lakukan memang kalau ada serangan teror itu mungkin dua bulan akan susah. Tetapi masalah Covid ini, itu dihitung baru 10 bulan dia baru bisa recovery, jadi betul betul painfull banget bagi kita," ujarnya melalui diskusi online, Jakarta, Selasa (2/6).
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Bagaimana virus Covid-19 pertama kali masuk ke Indonesia? Kasus ini terungkap setelah NT melakukan kontak dekat dengan warga negara Jepang yang juga positif Covid-19 saat diperiksa di Malaysia pada malam Valentine, 14 Februari 2020.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Kapan kasus Covid-19 pertama di Indonesia diumumkan? Presiden Jokowi mengumumkan hal ini pada 2 Maret 2020, sebagai kasus Covid-19 pertama di Indonesia.
-
Kapan virus menjadi pandemi? Contohnya seperti virus Covid-19 beberapa bulan lalu. Virus ini sempat menjadi wabah pandemi yang menyebar ke hampir seluruh dunia.
-
Bagaimana Desa Wisata Nusa mengembangkan pariwisata? Desa Wisata Nusa berada di Kabupaten Aceh Besar, Aceh bergerak dan mengembangkan desa wisata berbasis masyarakat. Pengunjung bisa berinteraksi langsung dengan penduduk sekitar, bahkan bisa menginap di rumah milik warga.
Ke depan, untuk membuat pariwisata kembali menarik pemerintah akan mendorong wisatawan dalam negeri untuk berwisata. Sebab, selama ini hanya 55 persen wisatawan domestik yang melakukan perjalanan kunjungan.
"Apa yang masih bagus untuk turis ini? kalau kita lihat turis domestik kita itu baru 55 persen, kita mau seperti negara lain 70 persen dan itu akan membuat ekonomi kita cukup berputar," papar Menko Luhut.
Dia menambahkan, sembari menunggu pemulihan akibat pandemi Virus Corona, pemerintah akan memperbaiki beberapa tempat wisata yang memiliki daya tarik. Dengan demikian, begitu Virus Corona berakhir pariwisata Indonesia bisa menarik lebih banyak wisatawan.
"Oleh karena itu sekarang kita memperbaiki spot-spot turis. Sehingga orang datang spot turis itu akan bagus. Nanti pada waktu bulan-bulan September, Oktober tahun ini," tandasnya.
Imbas Virus Corona, Kunjungan Turis ke Indonesia Merosot Tajam Hingga 87 Persen
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengatakan, penyebaran Virus Corona di seluruh negara menyebabkan kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia turun sebesar 87,44 persen sepanjang April 2020. Penurunan tersebut jika dibandingkan dengan kedatangan wisatawan pada April 2019.
"Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara atau wisman ke Indonesia April 2020 mengalami penurunan sebesar 87,44 persen dibanding jumlah kunjungan pada April 2019 atau hanya sekitar 160.000," ujar Suhariyanto melalui diskusi online, Jakarta, Selasa (2/6).
Selain itu, jika dibandingkan dengan Maret 2020, jumlah kunjungan wisman pada April 2020 juga mengalami penurunan sebesar 66,02 persen. Adapun kunjungan wisatawan pada April 2020 didominasi oleh kedatangan turis dari Timor Leste.
"Dampak Covid ke pariwisata sudah terjadi sejak bulan Februari. Jadi pada April 2020 ini jumlah wisatawan mancanegara yang datang ke Indonesia hanya tinggal 160.000 orang. Ini didominasi oleh wisatawan mancanegara dari Timor Leste," jelas Suhariyanto.
Suhariyanto mengatakan, penurunan kunjungan turis harus diantisipasi agar tak berdampak luas pada sektor pendukungnya seperti tingkat hunian kamar, sektor transportasi, industri kreatif dan perdagangan.
"Kalau kita bandingkan posisi ini pergerakan grafik sangat tidak biasa ini menunjukkan bahwa dampak Covid ke pariwisata sangat sangat besar dan kita perlu hati hati karena ini akan berdampak pada sektor pendukungnya baik tingkat hunian kamar, sektor transportasi, industri kreatif dan perdagangan," jelasnya.
Penurunan kunjungan ini, terjadi hampir di semua pintu masuk besar, ada yang mencapai 95 persen bahkan ada yang mencapai penurunan 100 persen. Bandara Soekarno Hatta penurunan secara yoy itu hampir 100 persen. Demikian juga Ngurah Rai hampir 100 persen dan di Juanda hampir 100 persen.
"Jadi dampaknya betul betul luar biasa karena semua negara menerapkan protokol kesehatan yang harus dipatuhi. Jumlah wisman melalui laut dan darat itu juga mengalami penurunan tajam. Jadi dampaknya betul betul luar biasa. Kita perlu memikirkan terobosan baru supaya sektor ini kembali pulih ke depan," jelasnya.
(mdk/bim)