Menperin Airlangga dorong industri bisa serap garam lokal meski mahal
Pemerintah ingin para petani garam di seluruh penjuru negeri hidup sejahtera. Hasil panennya terserap semua dengan harga yang tinggi.
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mendorong agar garam lokal bisa diserap oleh industri. Selama ini yang menjadi masalah kurangnya penyerapan garam lokal oleh industri adalah disparitas atau perbedaan harga yang tinggi.
Saat ini, garam lokal lebih mahal dari garam impor, sehingga banyak industri yang memilih garam impor. Karena masalah itulah, kini Kementerian Perindustrian berusaha mendorong industri supaya pakai garam lokal meski harganya mahal.
-
Siapa yang menolak seruan Idrus Marham untuk mengganti Airlangga Hartarto? Ramai-ramai pengurus Golkar daerah tingkat Provinsi merespons seruan Idrus Marham yang mengajak agar Dewan Pimpinan Daerah (DPD) I tidak takut untuk mengganti ketua umum partai Airlangga Hartarto.
-
Kapan Purnawarman meninggal? Purnawarman meninggal tahun 434 M.
-
Kapan Wibowo Wirjodiprodjo meninggal? Di akhir hidupnya, Ari dan Ira Wibowo menceritakan bahwa sang ayah pergi dengan tenang, tanpa rasa sakit, dan dikelilingi oleh keluarga tercinta.
-
Apa prestasi yang diraih Airlangga Hartarto yang membuat banyak pengurus dan kader Golkar menginginkan dia memimpin kembali? Pasalnya, Airlangga dinilai berhasil dengan membawa Golkar berada di urutan kedua Pemilu 2024 dengan perolehan suara 15,28% "Prestasi AH (Airlangga Hartarto) yang bisa naikkan elektabilitas Golkar tak bisa dibantah," ujar Pengamat Politik Adi Prayitno, Jumat (29/3).
-
Kapan Alun-alun Puspa Wangi Indramayu diresmikan? Sebelumnya alun-alun ini diresmikan pada Jumat (9/2) lalu, setelah direnovasi sejak 19 Mei 2021.
-
Apa yang dibahas dalam pertemuan Airlangga Hartarto dengan Ormas Hasta Karya? Ketum MKGR menambahkan, dalam pertemuan dengan Airlangga, banyak arahan dan strategi yang dibagikan Ketum Golkar itu kepada seluruh pimpinan ormas yang dimiliki partai bernomor urut 4 di Pemilu 2024 ini.
"Ya biar saja rakyat dapat harga tinggi. Itu bagus. Justru itu yang kami minta industri untuk diserap. Jadi jangan turunkan harga yang rakyat dapatkan," ujar Airlangga usai memberikan arahan saat penandatangan MoU 10 perusahaan pengolahan garam, dan 100 petani garam, di kantor Kemenperin, Jakarta, Kamis 5 April 2018.
Airlangga menegaskan bahwa disparitas harga itu tidak perlu diseimbangkan. Kata dia, pemerintah ingin para petani garam di seluruh penjuru negeri hidup sejahtera. Hasil panennya terserap semua dengan harga yang tinggi.
Kementerian Perindustrian menargetkan penyerapan garam hasil produksi dalam negeri oleh industri pada 2018 ini sebesar 1.430.000 ton.
Ketua Asosiasi Industri Pengguna Garam (AIPGI) Tony Tanduk membenarkan perbedaan harga garam impor dan lokal cukup tinggi. Kata Tony, untuk harga garam impor sekitar USD$50 atau setara Rp689 ribu per ton. "Sedangkan untuk garam lokal para petani meminta Rp3 juta per ton," tutur Tony.
Dia mengakui hal itu cukup berat. Namun, karena ingin turut menyukseskan program pemerintah, AIPGI akan mencoba menyerap garam lokal dari petani meski dengan harga lebih tinggi dari garam impor.
Sementara itu, Ketua Aliansi Masyarakat Garam dari Sumenep, Madura, Ubaid Doel Hayat mengatakan, saat ini para petani di daerahnya menjual garam ke industri sekitar Rp2.300 hingga Rp2.500 per kilogram atau Rp2,3 juta sampai Rp2,6 juta per ton.
"Memang awal-awal 2017 sampai Rp3.000 ribu hingga Rp3.500 per kilogram, karena ada anomali cuaca," ujarnya.
Ubaid menjelaskan, saat ini di Madura sendiri jika cuaca normal bisa menghasilkan 90 ton sampai 100 ton garam per hektare. Ubaid berterimakasih kepada pemerintah, khususnya Kementerian Perindustrian.
Dengan adanya nota kesepahaman yang ditandatangani, kepastian penyerapan garam lokal lebih terjamin. "Pak menteri sendiri ingin meyakinkan keseriusan perusahaan pengolahan garam untuk penyerapan garam lokal," ucap Ubaid.
Kebutuhan garam nasional tahun 2018 diperkirakan mencapai 4,5 juta ton yang terdiri atas kebutuhan industri 3,7 juta ton dan konsumsi sebesar 800.000 ton.
Sektor yang paling banyak menggunakan garam adalah industri klor alkali (CAP), kemudian industri farmasi, dan industri non cAP seperti perminyakan, pengasinan ikan, kulit, tekstil, sabun. Industri pembuatan kertas juga menggunakan garam.
(mdk/esy)