Menteri Airlangga Jelaskan Asal Usul Industri 4.0 di Hadapan Ratusan Mahasiswa UGM
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menjadi salah satu pembicara dalam peringatan Hari Pendidikan Tinggi Teknik ke-73 Fakultas Teknik Universitas Gajah Mada (UGM). Dalam kesempatan itu, Menteri Airlangga menjelaskan asal-usul adanya penyebutan industri 4.0.
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menjadi salah satu pembicara dalam peringatan Hari Pendidikan Tinggi Teknik ke-73 Fakultas Teknik Universitas Gajah Mada (UGM). Dalam kesempatan itu, Menteri Airlangga menjelaskan asal-usul adanya penyebutan industri 4.0.
"Hingga saat ini kita telah melalui 3 (tiga) revolusi industri, di mana yang pertama (industri 1.0) ditandai oleh penggunaan mesin uap untuk menggantikan tenaga manusia dan hewan berlangsung selama kurang lebih 86 tahun," ujarnya di UGM, Yogyakarta, Jumat (22/2).
-
Bagaimana cara PIDI 4.0 membantu industri di Indonesia? PIDI 4.0 memiliki showcase center yang menunjukkan miniatur penerapan teknologi 4.0 pada industri. Selain mengunjungi showcase center yang berlokasi di lantai dasar PIDI 4.0, pengunjung juga bisa melihat command center & control room di lantai 2, industry 4.0 laboratorium di lantai 3, test bed facilities di lantai 4, coworking space di lantai 8, dan fasilitas lainnya yang tersedia.
-
Apa yang dibahas dalam pertemuan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dengan Menteri Perdagangan dan Industri Singapura Gam Ki Yong? Pertemuan keduanya terkait implementasi Program Tech:X, peningkatan kemudahan mobilitas bagi investor dari Singapura, pengembangan Pelabuhan Kendal, penguatan konektivitas udara, kerja sama agribisnis, dan kerja sama pariwisata.
-
Siapa saja yang berperan penting dalam keberhasilan transformasi industri di Indonesia? “Capaian transformasi industri saat ini merupakan hasil kerja banyak pihak yakni dari Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, akademisi, dan terutama dari para pelaku industri sendiri.
-
Apa yang menunjukkan pertumbuhan industri manufaktur Indonesia? Geliat pertumbuhan ini dapat terlihat dari peningkatan permintaan baru yang menunjukkan aktivitas produksi yang semakin terpacu.
-
Mengapa Kemenperin membangun PIDI 4.0? Tantangan ke depan tidak hanya cukup dengan menghasilkan SDM yang kompeten saja, namun SDM yang sudah tidak gagap dengan transformasi teknologi 4.0. PIDI 4.0 dapat menjadi jembatan untuk mengakselerasi transformasi tersebut.
-
Apa yang Airlangga Hartarto katakan tentang target pertumbuhan ekonomi Indonesia? Penerapan ekonomi hijau dalam jangka panjang diproyeksikan dapat menstabilkan pertumbuhan ekonomi rata-rata sebesar 6,22 persen hingga 2045," kata Airlangga di Jakarta, Kamis (4/7).
Selanjutnya, terjadi revolusi melengkapi industri 1.0 yaitu industri 2.0. Industri ini mengalami berbagai perubahan, yang membantu manusia dalam melakukan dan mengerjakan berbagai pekerjaan. Industri ini paling identik dengan penerapan produksi massal dengan memanfaatkan tenaga listrik.
"Kedua melalui penerapan konsep produksi massal dan mulai dimanfaatkannya tenaga listrik berlangsung sekitar 99 tahun, dan yang ketiga (industri 3.0) ditandai dengan penggunaan teknologi otomasi dalam kegiatan industri yang berlangsung 42 tahun," jelas Menteri Airlangga.
Menteri Airlangga melanjutkan, sejak 2011, Indonesia kemudian telah memasuki revolusi industri generasi keempat, yang secara luas dikenal dengan istilah Industri 4.0. Secara global, revolusi industri 4.0 ditandai dengan meningkatnya konektivitas, interaksi dan semakin konvergensinya batas antara manusia, mesin, dan sumber daya lainnya melalui teknologi informasi dan komunikasi.
"Revolusi tersebut merupakan sebuah lompatan besar di sektor industri dimana teknologi informasi dan komunikasi dimanfaatkan sepenuhnya tidak hanya dalam proses produksi, melainkan juga di seluruh rantai nilai guna mencapai efisiensi yang setinggi-tingginya sehingga melahirkan model bisnis yang baru dan berbasis digital," jelasnya.
Konektivitas menjadi backbone infrastruktur dalam setiap tahapan revolusi, dari mulai jalan kereta api hingga digital infrastruktur seperti palapa ring. Palapa ring telah memberikan penguatan konektivitas digital khususnya jaringan 4G yang menjangkau 100 persen Indonesia Bagian barat dan bagian tengah serta 90 persen bagian timur.
"Untuk melangkah kesana, sektor industri nasional perlu banyak pembenahan terutama dalam aspek penguasaan teknologi yang menjadi kunci utama penentu daya saing di era Industry 4.0," jelasnya.
Ketua Umum Partai Golkar tersebut melanjutkan, perlu diingat bahwa keberadaan dari industry 4.0 ini dapat berjalan dengan harmoni dengan industri-industri 1.0, 2.0. dan 3.0. Di Jogjakarta sendiri, banyak contoh-contoh perusahaan yang telah menjalankan industri 1.0 hingga industri 4.0.
"Implementasi konkritnya kita bisa melihat di Jogja. Jogja punya kawasan Industri 1.0 yang sangat terkenal yaitu Kawasan Batik dan Kawasan Pengrajin Perak di Kota Gede, untuk Industri 2.0 juga tidak kalah ada Kawasan Industri Makanan Ringan Bakpia dan Kaleng Gudeg," paparnya.
"Untuk 3.0 juga ada, kita bisa lihat Industri Susu Sari Husada, hingga yang sudah terapkan 4.0 seperti PT. YPTI. Jogja adalah miniatur dari harmoni ini. Harmoni dalam transformasi. Secara nasional Schneider Electric, Pan Brothers, Panasonic, Daihatsu, Toyota, Mayora dan Mattel sudah menjadi lighthouse dalam percontohan implementasi industri 4.0," tandasnya.
Baca juga:
Bicara Soal Industri 4.0 di UGM, Menteri Airlangga Membuka Dengan Cerita Nostalgia
Memasuki Era 4.0, Said Aqil Minta Generasi Muda NU Tak Ketinggalan
Apa Itu Industri 4.0, Palapa Ring, B20 yang Kerap Disebutkan di Debat Kedua Capres?
Sambut Industri 4.0, Menko Luhut Sebut Pemerintah Telah Siapkan Rp 50 T Beasiswa
Prabowo Disebut Bisa Ditinggal Pemilih Milenial Jika Tak Paham Bisnis Startup
Ada Sanjungan, Kritikan dan Kekompakan dalam Debat Capres Jokowi vs Prabowo
Jawaban-Jawaban Jokowi Tanggapi 'Sentilan' Prabowo di Debat Capres