Menteri Arifin Sebut Ada Tambahan Produksi Minyak 100 Ribu Barel di 2028
Indonesia bakal mendapat tambahan lebih dari 100 ribu barel per hari (BOPD) produksi minyak pada 2028.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif memproyeksikan, Indonesia bakal mendapat tambahan lebih dari 100 ribu barel per hari (BOPD) produksi minyak pada 2028.
- Menengok Pabrik Arak Beromzet Belasan Juta di Tangsel yang Digerebek Polisi, Pemilik Diburu
- SPBU Pertamina Bakal Tampung Minyak Jelantah, Untuk Apa?
- Sangat Berbahaya jika Tidak Menguras Minyak Rem Secara Rutin, Dampak Bisa Buruk!
- Realisasi Produksi Minyak 1 Juta Barel per Hari Mundur ke 2033, Ini Biang Keroknya
Asupan tambahan produksi minyak tersebut berasal dari 6 lapangan. Antara lain, Lapangan Forel, Ande Ande Lumut dan Singa Laut Kuda Laut di wilayah Natuna.
Kemudian Lapangan Hidayah dan OO-OX di lepas pantai (offshore) utara Jawa, serta Lapangan BUIC di lepas pantai selatan Jawa.
"Mengenai prospek produksi minyak bumi, dalam jangka pendek ini ada 6 prospek yang mudah-mudahan bisa berproduksi di tahun 2028. Jumlahnya kurang lebih 100 ribu barel lebih sedikit," ujar Arifin di Kantor Ditjen Migas Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (2/8).
Merujuk data Kementerian ESDM, Lapangan Forel yang dioperasikan Medco S Natuna Sea B memiliki potensi produksi minyak 10.000 BOPD dengan perkiraan onstream kuartal IV 2024.
Disusul Lapangan BUIC milik Mobil Cepu Ltd dengan proyeksi 19.206 BOPD dengan estimasi onstream kuartal III 2024, dan Lapangan OO-OX oleh Pertamina Hulu Energi (PHE) ONWJ dengan 2.996 BOPD pada kuartal I 2026.
Selanjutnya, Lapangan Singa Laut Kuda Laut milik Harbour Energy dengan perkiraan 20.313 BOPD bakal onstream kuartal IV-2026, Hidayah (Petronas North Madura) dengan 25.276 BOPD per kuartal I 2027, dan Ande Ande Lumut (Prima Energy NW Natuna Pte Ltd) dengan produksi 20.000 BOPD akan onstream kuartal I 2028.
Di luar 6 lapangan tersebut, Arifin juga meminta adanya peningkatan produksi dan pemulihan dari sumur-sumur minyak eksisting.
"Di samping 6 ini, kita upayakan peningkatan dan recovery dari sumur-sumur yang ada. Kalau dulu hanya 30 persen, sekarang kita coba Pertamina dongkrak ke 50 persen. Untuk itu, Pertamina akan kerjasama dengan perusahaan-perusahaan yang berpengalaman di teknologinya," tuturnya.