Menteri Edhy Larang Penebangan Hutan Mangrove Untuk Tambak Budidaya
Menteri Edhy Prabowo, menegaskan komitmennya untuk menjaga kelestarian alam, meski kementeriannya sedang gencar mengembangkan sektor perikanan budidaya, khususnya komoditas udang. Komitmen ini dibuktikan dengan tidak ada lagi penebangan hutan mangrove untuk dialihfungsikan menjadi kawasan tambak budidaya.
Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhy Prabowo, menegaskan komitmennya untuk menjaga kelestarian alam, meski kementeriannya sedang gencar mengembangkan sektor perikanan budidaya, khususnya komoditas udang. Komitmen ini dibuktikan dengan tidak ada lagi penebangan hutan mangrove untuk dialihfungsikan menjadi kawasan tambak budidaya.
"Pasti akan ada isu lingkungan karena kami sedang gencar mengembangkan budidaya. Tapi saya jamin, ke depan tidak ada lagi pembabatan hutan mangrove. Justru kami akan menanami mangrove," ujar Menteri Edhy dalam siaran persnya, Kamis (16/7).
-
Di mana petani Pangandaran bercocok tanam di hutan? Mereka harus berjalan jauh dari tempat tinggal, bahkan harus menginap di saung-saung yang dibangun untuk beristirahat dan mengumpulkan hasil panen sayur dan buah.
-
Apa yang dimakan oleh petani Pangandaran di hutan? Beberapa yang biasa digunakan untuk lauk makan adalah daun-daunan seperti singkong, papaya, kacang-kacangan sampai terubuk.
-
Bagaimana hutan awan terbentuk? Ketika udara tersebut naik dan mendingin, awan terbentuk saat bertemu dengan lereng gunung yang tinggi. Melalui fenomena ini, awan menyaring melalui tajuk pepohonan di mana uap air pada daun atau jarum pohon bergabung menjadi tetesan yang lebih besar.
-
Kapan Hutan Pinus Pengger buka? Hutan Pinus Pengger buka setiap hari mulai pukul 07.00 pagi hingga 17.00 sore.
-
Siapa yang melakukan penggalian di hutan purba ini? Penggalian di Pulau Evia dilakukan Museum Sejarah Alam Fosil Hutan Lesvos.
-
Di mana letak Hutan Punti Kayu? Letaknya berada di tengah Kota Palembang tepatnya Jalan Kol. H. Burlian km 6,5.
Dia meyakini tidak ada lagi pembabatan hutan mangrove karena saat ini sudah ada inovasi cara budidaya, di mana penerapannya tidak membutuhkan lahan yang begitu luas namun hasil panennya melimpah. Inovasi ini dikenal dengan sistem intensifikasi yang saat ini sedang digalakkan KKP.
Tambak udang vaname dengan sistem intensifikasi sudah banyak di Indonesia. Gambaran hasil produksinya, satu hektare tambak udang vaname bisa menghasilkan hingga 10 hingga 15 ton setiap kali panen.
Menurut Menteri Edhy, sistem intensifikasi lebih produktif dibanding tambak yang pengerjaannya secara tradisional. "Kalau dulu itu 10 hektare lahan dapatnya hanya 1 ton. Tapi sekarang 1 hektare lahan bisa menghasilkan 10 sampai 15 ton udang. Dan ini sudah terbukti di banyak tempat di Indonesia," urainya.
Alasan Pengembangan Budidaya Udang
Bukan tanpa alasan, kata dia, mengembangkan sektor perikanan budidaya, khususnya komoditas udang. Selain amanat Presiden Joko Widodo, sektor ini belum tergarap maksimal. Dari luasan potensi budidaya yang jumlahnya mencapai jutaan hektare, baru 10 persen yang tergarap.
Di samping itu, daya serap udang sangat tinggi baik di dalam maupun luar negeri. Untuk pasar internasional, kebutuhannya masih tinggi dan menjanjikan. Sebagaimana diketahui produksi udang nasional baru sekitar 800.000 hingga 1 juta ton per tahun. "Jadi ini potensi pasarnya sangat besar," terang dia.
Lebih lanjut dia menerangkan, selain menggunakan sistem intensifikasi pihaknya akan menerapkan konsep silvofishery. Melalui konsep ini, area-area bekas tambak akan kembali ditanami mangrove sembari dimanfaatkan untuk budidaya biota laut lainnya, seperti ikan kerapu, udang windu, dan kakap putih.
(mdk/bim)