Menteri Marwan keluhkan dana untuk daerah tertinggal terus berkurang
"Kalau masih seperti ini anggaran yang diberikan tidak maksimal, mereka tak paham nawa cita," ucap Marwan.
Menteri Pedesaan dan Daerah Tertinggal, Marwan Jafar menghadiri acara Indonesia Innovations and Innovators Expo 2015 di Hotel Grand Indonesia, Kamis (19/11) malam. Dalam acara ini, Marwan menyayangkan anggaran untuk inovasi teknologi di kementeriannya terus berkurang.
Menurut Marwan, pihaknya membutuhkan anggaran yang tidak sedikit untuk mampu menghasilkan inovasi di daerah tertinggal.
-
Kapan Djamaluddin Adinegoro lahir? Gunakan Nama Samaran Djamaluddin Adinegoro lahir di Talawi, sebuah kecamatan di Sawahlunto, Sumatra Barat pada 14 Agustus 1904.
-
Kapan Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo lahir? Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo lahir pada 7 Januari 1905, di Cepu, Jawa Tengah.
-
Bagaimana pemerintah membantu perbaikan ekonomi nelayan di Tarakan? Dia menambahkan, selain perlindungan sosial, mereka juga mendapatkan beragam kegiatan yang menjadi langkah perbaikan ekonomi nelayan. Program- tersebut sesuai dengan Undang Undang No 7 Tahun 2016 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Nelayan, Pembudi Daya Ikan, dan Petambak Garam.
-
Kapan Wibowo Wirjodiprodjo meninggal? Di akhir hidupnya, Ari dan Ira Wibowo menceritakan bahwa sang ayah pergi dengan tenang, tanpa rasa sakit, dan dikelilingi oleh keluarga tercinta.
-
Kapan Ganjar Pranowo menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah? Sosok Ganjar Pranowo tentunya sudah tak asing lagi bagi khalayak publik. Ya, dirinya merupakan seorang pejabat hebat. Dikethaui, Ganjar merupakan seorang politisi mantan Gubernur Jawa Tengah dua periode sejak 23 Agustus 2013 – 5 September 2023.
-
Kapan Mohammad Nasroen menjadi Gubernur Sumatra Tengah? Mengutip beberapa sumber, Nasroen terpilih menjadi anggota DPRS delegasi Sumatra Barat dan ditunjuk menjadi gubernur pertama dan termuda Sumatra Tengah pada tahun 1947.
"Karena ini memang butuh anggaran cukup besar, tentunya harus kita perjuangkan. Sementara ini anda tahu semua anggaran untuk mengentaskan daerah tertinggal selama 10 - 15 tahun terakhir tidak mengalami kemajuan apapun. Bahkan cenderung menurun," katanya.
Dia berharap, para pemangku kepentingan seperti DPR, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), serta Kementerian Keuangan bisa memberi dukungan untuk membangun daerah tertinggal. Menteri Marwan juga menyindir para pemangku kepentingan tidak memahami nawa cita.
"Saya minta tolong, suarakan suara saya ini ke DPR, Bappenas maupun ke Kementerian Keuangan bahwa mereka ini harus melihat realitas bahwa Indonesia ini luas, membutuhkan sentuhan dan dukungan anggaran yang cukup dan lebih bahkan. Dalam rangka mengimplementasikan nawa cita itu benar-benar terlaksana," ucapnya.
"Kalau masih seperti ini anggaran yang diberikan tidak maksimal, mereka ini justru yang tidak paham dan tidak menghayati, juga meresapi apa itu nawa cita," tegasnya.
Di lain hal, Marwan mengapresiasi acara yang sedang digelar. Menurutnya, ajang ini akan membantu anak bangsa untuk terus berinovasi. Teknologi yang dihasilkan nantinya juga bisa digunakan untuk memperbaiki kondisi masyarakat di daerah tertinggal.
"Karya anak bangsa yang harus dikembangkan. Potret baik dari perkembangan teknologi kita dan ini adalah produk anak bangsa yang harus kita hargai sekaligus ini menjadi stimulus pendorong bagi anak bangsa yang belum berinovasi secara modern sekaligus bagi yang belum berinovasi bagi pemberdayaan masyarakat kita, ini bukti indonesia tidak kalah dengan negara lain."
(mdk/idr)