Menteri Rosan Kaget Perdana Menteri Singapura Sangat Yakin Indonesia Bisa Capai Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen
Rosan mengaku kaget lantaran PM Singapura hakul yakin Indonesia bisa mengejar target pertumbuhan ekonomi 8 persen.
Menteri Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Rosan Perkasa Roeslani menceritakan pengalamannya saat bertolak ke Singapura beberapa waktu lalu. Di Negeri Singa, dia berjumpa dengan Perdana Menteri Singapura Lawrence Wong beserta sejumlah jajarannya.
Pada kesempatan tersebut, mereka membicarakan prospek ekonomi Indonesia di masa mendatang. Rosan mengaku kaget lantaran PM Singapura hakul yakin Indonesia bisa mengejar target pertumbuhan ekonomi 8 persen.
- Ungkit Kondisi Tahun 1995, Pemerintah Pede Ekonomi Indonesia Tumbuh 8 Persen di Era Pemerintahan Prabowo
- Ketua Banggar Minta Pemerintah Tak Terlena Pertumbuhan Ekonomi Terus di 5 Persen
- DPR dan Pemerintah Sepakat Prabowo-Gibran Harus Kejar Target Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 5,6 Persen di 2025
- Cak Imin: Pertumbuhan Ekonomi 7 Persen Bisa Jadi Omong Kosong
"Saya kebetulan baru pulang dari Singapura. Alhamdulillah, diterima langsung oleh Perdana Menteri, ketemu dengan empat menteri, Temasek, GIC, ADB, SBF, dan lain-lain," ujar Rosan saat bertemu dengan Ketua Umum Kadin Indonesia Anindya Bakrie di Menara Kadin, Jakarta, Selasa (24/9).
"Malah rata-rata saya ketemu mereka, surprisingly mereka justru optimis mengenai Indonesia. Prime Minister-nya mengatakan kepada saya, tidak ada alasan Indonesia tidak bisa bertumbuh sampai 8 persen," ungkapnya.
Menurut dia, itu jadi pemicu bagi publik di dalam negeri agar lebih percaya bahwa Indonesia bisa mengejar asa untuk menjadi negara maju. Pasalnya, ia menilai Indonesia telah diberkahi banyak kekayaan sumber daya alam, namun belum bisa dimaksimalkan secara optimal.
Ajak Pelaku Usaha Swasta Optimis
"Semuanya ada, semuanya diberikan. Sampai kadang-kadang kita ini taking for granted. Karena kita lihat, dari penduduknya kita nomor empat terbesar dunia, itu salah satu kekuatan tersendiri. Kita dianugerahi banyak natural resources, kekayaan alam. Kita dianugerahi sekarang wilayah yang luas, subur, laut yang melimpah ruah kekayaan alamnya," bebernya.
"Tapi, kita belum secara efisien dan efektif mengembangkan itu semua. Jadi semua itu baru potensi, tapi tanpa implementasi ya tidak ada gunanya juga," seru Rosan.
Lebih lanjut, mantan Ketua Umum Kadin Indonesia ini mengajak pelaku usaha swasta untuk ikut optimistis menjemput masa depan. Sebab, Rosan menyebut Indonesia punya dua modal kuat yang tidak dimiliki kebanyakan negara saat ini.
"Kalau kita lihat, modal utama dari pertumbuhan kita ini apa sih yang mungkin tidak banyak dimiliki oleh negara-negara lain. Sebetulnya adalah peace and stability, kedamaian dan kestabilan. Itu adalah kunci utama kita, core value kita untuk bisa selalu tumbuh," tuturnya.
"Tanpa adanya perdamaian dan kestabilan, bagaimana kita bisa membangun suatu perekonomian yang terus berkembang secara berkelanjutan dan berkesinambungan. Ini jadi kekuatan kita bersama," pungkas Rosan.