Menteri Susi: Selama pangan andalkan impor, pasti sering terganggu
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengingatkan, swasembada pangan tidak bisa dengan impor.
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti ikut angkat bicara terkait aksi mogok pedagang daging sapi karena kelangkaan pasokan dan mahalnya harga. Menteri Susi melihat, kondisi ini terjadi karena Indonesia terlalu mengandalkan impor untuk memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri.
"Apapun produk pangan, kalau kita masih mengandalkan impor, keberlanjutan pemenuhan yang konstan itu akan sering terganggu. Bukan cuma dari stok saja," ujar Menteri Susi saat ditemui di kantornya, Senin (10/8).
-
Mengapa Susi Pudjiastuti bertemu dengan Prabowo dan Anies Baswedan? Meski capres telah diumumkan, hingga kini bakal cawapres belum terlihat hilalnya. Justru Susi Pudjiastuti mencuri perhatian publik setelah bertemu dengan dua tokoh besar Prabowo dan Anies Baswedan.
-
Kapan Adi Suryanto meninggal? Kabar duka datang dari salah satu instansi pemerintah, Lembaga Administrasi Negara (LAN). Kepala LAN, Prof Dr. Adi Suryanto, meninggal dunia di Yogyakarta pada Jumat (15/12).
-
Apa yang dibicarakan Susi Pudjiastuti dan Anies Baswedan saat bertemu? Tak diketahui apa saja yang dibicarakan keduanya selama melewati sore bersama. Sebelum pulang, Anies dan Susi sempat membahas soal tanaman anggrek yang menghiasi ruangan. Keduanya terlihat sangat seru berdiskusi soal bunga alih-alih membicarakan politik dan pemilu.
-
Bagaimana Dedi Mulyadi merawat Sapi Bargola? Dirawat dengan Rasa Melalui pengelolaan di Peternakan Lembur Pakuan, Dedi memberikan contoh bagaimana mengelola peternakan yang baik, pertanian organik sampai pada membangun sektor perikanan yang baik di pedesaan.
-
Kapan bakso sapi dianggap matang? Didihkan kembali hingga bakso mengambang dan matang.
-
Kapan Kadek Devi mendampingi suaminya? Kadek Devi menunjukkan pesona yang memikat saat mendampingi Dewa Yoga yang baru saja menyelesaikan Sespimmen 63 Polri di Lembang, Bandung.
Sebagai langkah antisipasi, Kementerian Perdagangan berencana membuka keran impor sapi dari Australia sebanyak 50.000 ekor. Menanggapi itu, Menteri Susi melihat langkah tersebut bertolak belakang dengan semangat swasembada pangan.
Pemilik maskapai Susi Air ini menyarankan untuk tidak melakukan impor. Lebih baik melakukan diversifikasi daripada harus impor.
"Pemerintah sudah sangat betul, ini kita mengeluarkan energi untuk swasembada pangan. Karena pangan itu fatal dan vital, jadi tidak bisa bergantung impor," tegasnya.
Dalam pandangannya, selama masih mengandalkan impor, target swasembada pangan bakal sulit tercapai. Untuk solusi kelangkaan daging di pasaran, kata Susi, harus diakui bahwa pemerintah tidak bisa menghindari impor.
"Kita harus menjaga daging sapi. Itu kan kebutuhan dan harus tersedia. Itu jadi kewajiban kita. Akan tetapi, kalau itu makin mahal ya kita ganti orientasinya. Selalu menciptakan protein baru. Sektor ikan pun banyak. Kalau memang dibutuhkan impor ya harus dilaksanakan. Kalau bisa diberdayakan, ya kita berdayakan," ucapnya.
Baca juga:
Pedagang sapi di Bandung protes dan kecewa Bulog gelar pasar murah
Pedagang daging sapi mogok, penjualan daging ayam ikut lesu
Wapres JK: Kita akan pelajari masalah pedagang sapi mogok jualan
Harga daging melonjak, Fahri salahkan Mendag
Mendag akan pidanakan importir nakal mainkan pasokan daging sapi