Menteri Susi tenggelamkan 107 kapal pencuri ikan sepanjang 2015
Kebanyakan kapal-kapal tersebut berasal dari Asia Tenggara.
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mencatat telah menenggelamkan sebanyak 107 kapal asing sepanjang 2015. Kapal-kapal tersebut diketahui melakukan pencurian ikan secara ilegal, baik di perairan Indonesia bagian Barat, Tengah, maupun Timur.
Ketua Pelaksana Harian (Kalakhar) Satgas 115, Wakil Kepala Staf TNI AL Laksamana Widodo mengatakan kebanyakan kapal-kapal tersebut berasal dari Asia Tenggara.
-
Mengapa Susi Pudjiastuti bertemu dengan Prabowo dan Anies Baswedan? Meski capres telah diumumkan, hingga kini bakal cawapres belum terlihat hilalnya. Justru Susi Pudjiastuti mencuri perhatian publik setelah bertemu dengan dua tokoh besar Prabowo dan Anies Baswedan.
-
Kapan Suku Rejang tiba di pesisir barat Sumatera? Mereka diduga berlayar melintasi lautan dan menepi di pesisir barat Sumatera pada abad ke-2.
-
Dimana letak pulau pribadi milik Susi Pudjiastuti? Pulau yang diberi nama Pulau Susi itu merupakan pemberian warga Nanggroe Aceh Darussalam sebagai bentuk penghargaan terhadap Susi ketika menolong korban tsunami.
-
Siapa suami dari Susi Pudjiastuti? Anak Susi Pudjiastuti Nadine Kaiser adalah anak dari Susi dan mantan suaminya, Daniel Kaiser, yang berasal dari Swiss.
-
Apa yang dibicarakan Susi Pudjiastuti dan Anies Baswedan saat bertemu? Tak diketahui apa saja yang dibicarakan keduanya selama melewati sore bersama. Sebelum pulang, Anies dan Susi sempat membahas soal tanaman anggrek yang menghiasi ruangan. Keduanya terlihat sangat seru berdiskusi soal bunga alih-alih membicarakan politik dan pemilu.
-
Bagaimana cara Susi Pudjiastuti menunjukkan keakraban dengan Prabowo? Baik Prabowo maupun Susi keduanya turun langsung untuk ikut melepas tukik ke laut. Raut bahagia tampak jelas di wajah dua sosok besar tanah air ini. Setelah selesai melakukan kegiatan sosial, Prabowo dan Susi sempat bercengkrama sambil masak bersama. Keakraban keduanya sangat terlihat dalam momen spesial ini.
"107 kapal tersebut rinciannya Vietnam sebanyak 39 kapal, Filipina sebanyak 34 kapal, Thailand sebanyak 21 kapal, Malaysia sebanyak 6 kapal, Indonesia sebanyak 4 kapal, Papua Nugini sebanyak 2 kapal, dan China hanya satu kapal," kata Widodo di gedung Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Jakarta, Senin (28/12).
Sementara itu, untuk tangkapan kapal pencuri ikan ilegal (illegal fishing) pada November dan Desember 2015 masih dalam proses inkracht di pengadilan. Sehingga, belum diketahui waktu pelaksanaan penenggelaman kapal-kapal tersebut.
"Harapan kami sebelum akhir tahun ini sudah bisa diputuskan. Namun karena proses hukum masih berkembang jadi kami belum bisa menargetkan kapan bisa ditenggelamkan," kata dia.
Dengan demikian, di 2016 KKP akan fokus pada pengawasan perairan di Arafura, Utara Halmahera Pasifik, dan Natuna. Sebab, perairan tersebut menjadi lahan incaran para pencuri ikan.
Selain itu, KKP juga akan mengefisienkan pesawat maritim milik TNI AU, TNI AL, dan kepolisian untuk melihat potensi pelanggaran. Widodo mengaku untuk pengadaannya sendiri masih dalam pembicaraan oleh tim di KKP, sehingga belum bisa diputuskan jumlah pesawat yang dibutuhkan.
"Ada juga tahun 2016 mendatang diharapkan kita sudah punya pesawat tanpa awak (Unmaned Aerial Vehicle) yang patroli ke wilayah pencurian ikan. Kapal-kapal kita siagakan, begitu ada sasaran akan langsung kita tangani," jelas Widodo.
Dengan adanya proyeksi tersebut, diharapkan angka pelanggaran pencurian ikan ilegal bisa semakin ditekan.
"Kalau sudah operasional dari kejaksaan dari pengadilan tatkala kita tangkap bisa tenggelamkan di tempat," pungkas dia.
Baca juga:
2016, Satgas pencurian ikan berharap punya pesawat tanpa awak
Satgas bentukan Menteri Susi masih kena tipu kapal pencuri ikan
Anak buah Menteri Susi tangkap kapal Malaysia lagi asik curi ikan
Menteri Susi janji sektor kelautan bakal jadi sumber ekonomi baru
Satgas bentukan Menteri Susi pantau kapal asing ilegal lewat satelit
Menteri Susi: Satgas pencurian ikan tak ganggu kinerja TNI AL
Berkaca kasus 'Papa Minta Saham', Susi khawatir namanya dicatut