Menteri Teten Usul Para Santri Ikut Pendidikan Vokasi Agar Terserap Dunia Kerja
Teten mencontoh, negara-negara maju seperti Jerman dan Belanda, terdapat sistem modul yang memungkinkan para pencari kerja untuk mendapatkan sertifikat keahlian dalam waktu yang sebentar.
Menteri Koperasi dan UMKM (Menkop UKM), Teten Masduki mengusulkan agar para santri yang hampir lulus diikutsertakan dalam program pendidikan vokasi agar dapat bersaing di industri berbekal sertifikat keahlian.
Hal ini diutarakan menyoroti banyaknya santri yang tidak terserap industri karena kompetensinya berbeda dengan lulusan pendidikan formal yang lain.
-
Kapan Sanusi Hardjadinata menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan? Pada tahun 1957, Sanusi menjabat sebagai Menteri Dalam Negeri dalam Kabinet Karya dan kemudian menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia ke-13 pada masa jabatan 11 Oktober 1967 hingga 6 Juni 1968, saat Presiden Soeharto menjabat pada cabinet Ampera II.
-
Apa yang dikampanyekan Kementerian Perhubungan? Kemenhub kampanyekan keselamatan pelayaran kepada masyarakat. Indonesia selain negara maritim, juga merupakan salah satu negara di dunia yang memiliki lalu lintas pelayaran yang sangat padat dan ramai dan keselamatan pelayaran menjadi isu penting.
-
Apa yang sedang didorong oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) untuk para pelaku usaha pemindangan? Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mendorong skema kemitraan para pelaku usaha pemindangan dengan penyedia bahan baku ikan agar ketersediaan bahan baku pengolahan pindang dapat terjamin.
-
Apa yang dilakukan dosen muda ini di kelas? Sebelum masuk ke kelas, dosen muda bernama Akbar ini memang sudah berkenalan dengan mahasiswanya yang masih baru. Saat masuk ke kelas, mahasiswanya pun bertanya apakah ia kakak tingkat.
-
Apa yang di ekspor oleh Kementan? Wakil Presiden RI, KH Maruf Amin melepas ekspor komoditas pertanian ke 176 negara dengan nilai transaksi sebesar 12,45 triliun.
-
Bagaimana Kementan mendorong para Petani Muda? Program dari Kementan untuk regenerasi petani ini bukan hanya berjalan di level pendidikan dan pelatihan tetapi juga langsung kepada penerima manfaat program pertanian pemerintah di berbagai daerah.
"Saya ketemu kiai-kiai, mereka bilang, tolonglah terima teman-teman alumni pesantren untuk kerja di sektor formal. Nah, coba kalau dibikinkan pendidikan vokasi dengan sistem modul, itu dalam waktu yang nggak lama bisa dapat sertifikat keahlian," kata Teten dalam video conference launching NUCareer, Rabu (29/4/).
Teten mencontoh, negara-negara maju seperti Jerman dan Belanda, terdapat sistem modul yang memungkinkan para pencari kerja untuk mendapatkan sertifikat keahlian dalam waktu yang sebentar. Setelah itu, para pencari kerja akan menguasai satu kompetensi dan bisa diserap industri yang membutuhkan keahlian spesifik tersebut.
"Jadi nanti santri-santri yang akan lulus itu diikutkan dulu dalam program vokasi, nggak perlu lulus 3 tahun sudah bisa tanam melon misalnya, sudah bisa jadi ahli pintu, ahli mesin, tukang kayu, montir dan lainnya," kata Teten.
Terapkan Digitalisasi
Selain itu, dalam paparannya di peluncuran NUCareer, Teten menyebut kalau saat ini, pergeseran pola konsumsi masyarakat terutama akibat wabah pandemi Corona membuat dunia usaha juga harus berkembang. UMKM-UMKM, agar tidak ketinggalan, harus menerapkan digitalisasi sehingga produk mereka bisa tersalurkan secara online.
"Karena dampak Covid-19, recovery ekonomi akan melambat, dan pola konsumsi masyarakat berubah. Ini tantangan bagi teman-teman Nahdliyin bagaimana di UMKM ini digitalisasinya bisa dikembangkan, kita butuh talenta-talenta untuk itu," kata Teten.
(mdk/idr)