Naik 17 Persen, Airnav Indonesia Layani 1,8 Juta Penerbangan Selama 2023
Selama 2023, penerbangan didominasi oleh penerbangan domestik.
Selama 2023, penerbangan didominasi oleh penerbangan domestik.
- 16 Persen Penduduk Indonesia Rentan Alami Kelaparan
- Airlangga Bantah Kabar Pemerintah Bakal Naikin Rasio Utang Negara hingga 50 Persen
- Penampakan 15 Balon Terbang di Jalur Penerbangan Terpadat Kawasan Pekalongan
- Banyak Gunung Erupsi Ancam Ganggu Lalu Lintas Penerbangan Saat Nataru, Ini Langkah Airnav
Naik 17 Persen, Airnav Indonesia Layani 1,8 Juta Penerbangan Selama 2023
Airnav Indonesia Layani 1,8 Juta Penerbangan Selama 2023
Perusahaan Umum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan (Perum LPPNPI) atau AirNav Indonesia, melaporkan telah melayani lebih dari 1,8 juta penerbangan hingga Desember 2023. Jumlah itu meningkat 17 persen dibandingkan 2022 sebanyak 1,5 juta penerbangan.
Direktur Utama Airnav Indonesia Polana B Pramesti mengatakan, pada tahun ini pihaknya melayani lebih dari 5.000 penerbangan per hari.
Di mana 80 persen merupakan penerbangan domestik, 12 persen penerbangan internasional, dan sisa 8 persen adalah penerbangan lintas-udara yang tidak mendarat di Indonesia (over flying).
"Jumlah traffic sudah mendekati kondisi normal sebelum terjadinya pandemi Covid-19 di awal tahun 2020," kata Polana dalam sesi temu media di Sentul, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis (28/12/2023).
Selanjutnya, disampaikan bahwa kinerja pelayanan operasional AirNav Indonesia terealisasi dengan sangat baik.
Hal ini ditunjukkan dengan tingkat ketepatan waktu (on time performance) untuk keberangkatan dan kedatangan pesawat mencapai 99,8 persen, melebihi target 2023 yakni 95 persen.
Di sisi kinerja keselamatan penerbangan, AirNav juga berhasil menekan angka kejadian keselamatan penerbangan di bawah 1 persen, dimana faktor environment dan cuaca mendominasi sebesar 67 persen.
Tingkat kesiapan dan kinerja fasilitas komunikasi, navigasi, surveillance dan automasi juga dapat dipertahankan di atas 99 persen. Sehingga diklaim dapat menunjang kegiatan operasional dengan baik.
Polana mengatakan, dengan inovasi seperti program User Preffered Route (UPR) atau Tol Udara dan program Performance Based Navigation (PBN), memungkinkan para maskapai untuk memilih rute penerbangan yang paling efisien dan menghemat bahan bakar.
Menurut dia, itu juga berdampak positif untuk mengurangi emisi gas karbon. Ia mengungkapkan, program UPR atau tol udara bahkan mendapat apresiasi dari dunia penerbangan internasional.
"Pada bulan Oktober 2023 lalu, AirNav diminta untuk ikut serta mengembangkan program UPR untuk rute-rute internasional, dan menandatangani kerjasama MoU dengan 8 operator navigasi penerbangan di negara Asia Pasifik seperti Singapura, Thailand, Phillipines, Jepang, China, Australia, Selandia Baru dan Amerika Serikat," tuturnya.