Naikkan Credit Rating, Prabowo Ingin Utang dengan Bunga Rendah
Pencapaian credit rating Indonesia saat ini masih relatif stabil.
Presiden terpilih Prabowo Subianto dan Wakil Presiden terpilih Gibran Rakabuming Raka berkomitmen selama masa jabatannya untuk meningkatkan peringkat kredit atau credit rating Indonesia.
Perlu diketahui, peringkat kredit negara merupakan ukuran kemampuan pemerintah untuk membayar utang.
- Bank Indonesia Pede Prabowo Subianto Bisa Bikin Pertumbuhan Ekonomi di Atas 5 Persen
- Prabowo Bakal Salurkan Kredit Usaha dan Pembiayaan Mekaar, Pengaruhi Daya Beli Masyarakat?
- Bank Mandiri Raup Laba Bersih Rp12,7 Triliun, Penyaluran Kredit Tembus Rp1.435 Triliun
- Prabowo Subianto Sebut Rasio Utang Indonesia Terendah di Dunia, Cek Dulu Datanya
Orang terdekat Prabowo Subianto sekaligus Editor Buku Strategi Transformasi Bangsa, Dirgayuza Setiawan mengatakan saat ini posisi credit rating Indonesia pada posisi yang baik, namun jika dibandingkan dengan Filipina, Thailand dan Malaysia, RI masih berada di bawah ketiga negara tersebut.
"Credit rating kita sangat penting. Saat ini kita sudah kembali di triple B (BBB), tapi kita masih di bawah tetangga kita, Filipina, Thailand, dan Malaysia," kata Dirgayuza dalam acara Economist Gathering INDEF, Jakarta, Senin (29/07).
Dirgayuza menjelaskan peningkatan credit rating akan mempermudah Indonesia untuk meminjam utang dengan bunga yang lebih murah. Sehingga komitmen ini sangat dibutuhkan dan harus digalakkan.
"Ketika APBN (Anggaran Pendapatan Belanja Negara) tidak cukup, maka kita harus pinjam. Nah, ini PR (pekerjaan rumah) kita 5 tahun ke depan, gimana kita meningkatkan lagi credit rating kita supaya kita kalaupun minjam, bisa meminjam dengan bunga yang lebih murah," jelas dia.
Sebelumnya Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati berharap Indonesia dapat segera mencapai kredit rating menjadi single A. Ia menyebut salah satu upaya adalah dengan memperbaiki rasio pajak.
"Salah satu untuk menjadi single A adalah kalau kita bisa memperbaiki tax ratio dan itu harus usaha beras dan pendalaman dari market kita," ujar Sri Mulyani, dikutip dari Antara, Senin (29/7).
Meski belum mencapai single A, Sri Mulyani bilang pencapaian kredit rating Indonesia saat ini masih relatif stabil, walaupun ekonomi domestik sempat terguncang lantaran pandemi Covid-19 tahun 2020 sampai 2022.