Naiknya Kasus Covid-19 dan Sentimen The Fed Buat Nilai Tukar Rupiah Terperosok
Analis Indonesia Commodity and Derivatives Exchange (ICDX), Nikolas Prasetia mengatakan, pernyataan The Fed terkait potensi kenaikan suku bunga yang lebih cepat pada 2023, menjadi faktor utama terkoreksinya Rupiah.
Nilai tukar atau kurs Rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada akhir pekan melemah dipicu sikap hawkish bank sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve.
Rupiah ditutup melemah 20 poin atau 0,14 persen ke posisi Rp14.375 per USD pada Jumat dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.355 per USD.
-
Apa yang dimaksud dengan nilai tukar Dolar Singapura dan Rupiah? Nilai tukar antara Dolar Singapura dan Rupiah mencerminkan perbandingan nilai antara mata uang Singapura (SGD) dan mata uang Indonesia (IDR).
-
Bagaimana Pejuang Rupiah bisa menghadapi tantangan ekonomi? "Tidak masalah jika kamu bekerja sampai punggungmu retak selama itu sepadan! Kerja keras terbayar dan selalu meninggalkan kesan abadi."
-
Bagaimana redenominasi rupiah dilakukan di Indonesia? Nantinya, penyederhanaan rupiah dilakukan dengan mengurangi tiga angka nol di belakang, contohnya Rp 1.000 menjadi Rp 1.
-
Kapan Indonesia mendevaluasi nilai tukar rupiah untuk pertama kalinya? Pada 7 Maret 1946, pemerintah mendevaluasi nilai tukar rupiah sebesar 29,12 persen, dari Rp1,88 per USD1 menjadi Rp2,65 per USD1.
-
Apa yang dijelaskan oleh Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, mengenai redenominasi rupiah? Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menjelaskan, implementasi redenominasi rupiah ini masih menunggu persetujuan dan pertimbangan berbagai hal.
-
Bagaimana nilai IDR ditentukan? Perubahan nilai IDR dapat dipengaruhi oleh faktor ekonomi dan politik, seperti inflasi, tingkat pertumbuhan ekonomi, stabilitas politik, dan faktor-faktor global seperti kondisi pasar internasional.
Analis Indonesia Commodity and Derivatives Exchange (ICDX), Nikolas Prasetia mengatakan, pernyataan The Fed terkait potensi kenaikan suku bunga yang lebih cepat pada 2023, menjadi faktor utama terkoreksinya Rupiah.
"Saya melihat sentimen The Fed ini masih berpengaruh. Jadi pelaku pasar masih menyerap optimisme The Fed hingga tahun 2023. Karena fokus yang relatif minim, jadinya memang masih tertuju ke sentimen The Fed," ujar Nikolas.
Sementara dari dalam negeri, tren bertambahnya jumlah kasus positif Covid-19 belakangan ini menjadi sentimen negatif bagi Rupiah.
"Isu dari dalam negeri ini juga bisa jadi penghalang ke gerak rupiah. Apalagi kasus Covid-19 yang naik lagi, ada kekhawatiran lockdown bisa picu resesi di Indonesia," kata Nikolas.
Prediksi Pekan Depan
Menurut Nikolas, pada pekan depan Rupiah masih akan kesulitan untuk bisa bergerak menguat. Rupiah berpotensi melemah menembus level Rp14.500 per USD jika pada Senin (21/6) Rupiah mencapai level resisten Rp14.400 per USD.
"Tapi kalau ada tindakan tegas dari pemerintah untuk penerapan PPKM yang lebih ketat, mungkin bisa saja mengerek sedikit nilai rupiah," ujar Nikolas.
Rupiah pada pagi hari dibuka melemah ke posisi Rp14.375 per USD. Sepanjang hari, Rupiah bergerak di kisaran Rp14.375 per USD hingga Rp14.398 per USD.
Sementara itu, kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Jumat melemah ke posisi Rp14.403 dibandingkan posisi pada hari sebelumnya Rp14.378 per USD.
(mdk/idr)