Nasabah Bank Mandiri Masih Ada yang Belum Kembalikan Kelebihan Saldo
Kesalahan sistem mengakibatkan perubahan saldo pada 1,5 juta akun pelanggan dari total 20 juta pelanggan korporat. Beberapa saldo pelanggan tercatat menurun, sebagian lainnya justru bertambah puluhan hingga ratusan juta.
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk mencatat bahwa masih ada nasabah yang belum mengembalikan uang ke perusahaan. Kelebihan uang tersebut terjadi karena kesalahan sistem teknologi informasi yang dialami oleh bank pelat merah tersebut pada Juli lalu.
Kesalahan sistem mengakibatkan perubahan saldo pada 1,5 juta akun pelanggan dari total 20 juta pelanggan korporat. Beberapa saldo pelanggan tercatat menurun, sebagian lainnya justru bertambah puluhan hingga ratusan juta.
-
Kapan Gedung De Javasche Bank diresmikan? Gedung De Javasche Bank ini diresmikan pada 30 Juli 1907, disusul dua kantor cabang lainnya pada 15 Januari 1908 dan 3 Februari 1908.
-
Di mana gedung Bank Indonesia Cirebon terletak? Jika melintasi Jalan Yos Sudarso nomor 5, Kota Cirebon, Anda akan mendapati sebuah gedung bergaya romawi kuno yang masih berdiri.
-
Di mana Perpustakaan Bank Indonesia di Surabaya berada? Perpustakaan ini terletak di tengah kota, tepatnya di Jalan Taman Mayangkara, Kelurahan Darmo, Kecamatan Wonokromo, Kota Surabaya.
-
Di mana De Javasche Bank di Kota Medan terletak? Gedung ini berlokasi di Jalan Balai Kota No. 4, Kelurahan Kesawan, Kecamatan Medan Barat, Kota Medan.
-
Kapan Alfred Budiman berhenti bekerja di bank? Saya kerja di bank itu sejak 2020 dan resign kemarin pada Mei 2023, karena dulu tiap bulan saya ada gaji yang masuk ke rekening. Nah kalau sekarang, saya justru harus nabung di tanggal gajian,” terangnya.
-
Apa saja fungsi utama bank pemerintah di Indonesia? Bank pemerintah memiliki sejumlah fungsi penting dalam mengelola keuangan negara dan menyelenggarakan sistem keuangan. Berikut adalah beberapa fungsi utama bank pemerintah: 1. Manajemen Keuangan Publik Bank pemerintah bertanggung jawab untuk mengelola keuangan publik, termasuk penerimaan dan pengeluaran negara. Mereka memproses transaksi keuangan pemerintah, mengelola anggaran, dan memastikan keseimbangan keuangan yang sehat. 2. Penyediaan Layanan Perbankan untuk Pemerintah Bank pemerintah menyediakan layanan perbankan khusus untuk pemerintah. Ini termasuk penempatan dana pemerintah, pembiayaan proyek-proyek pembangunan, dan pelaksanaan transaksi keuangan pemerintah secara efisien. 3. Pelaksanaan Kebijakan Moneter Bank pemerintah seringkali menjadi pelaksana kebijakan moneter yang ditetapkan oleh bank sentral. Mereka dapat berpartisipasi dalam pengaturan suku bunga, kontrol uang beredar, dan kebijakan lainnya untuk mencapai tujuan stabilitas ekonomi. 4. Pembiayaan Pembangunan. Salah satu peran kunci bank pemerintah adalah memberikan pembiayaan untuk proyek-proyek pembangunan nasional. Mereka dapat memberikan pinjaman jangka panjang untuk mendukung sektor-sektor strategis seperti infrastruktur, energi, dan industri. 5. Dukungan terhadap Sektor-sektor Kunci. Bank pemerintah dapat memberikan dukungan finansial khusus untuk sektor-sektor yang dianggap strategis bagi pertumbuhan ekonomi. Hal ini dapat mencakup sektor pertanian, pendidikan, dan kesehatan. 6. Penyelenggaraan Program Pemerintah. Bank pemerintah dapat menjadi penyelenggara program-program pemerintah, seperti program bantuan sosial atau program kredit bagi sektor-sektor tertentu. 7. Pengelolaan Risiko Keuangan. Dalam kapasitasnya sebagai lembaga keuangan yang besar, bank pemerintah juga berperan dalam mengelola risiko keuangan. Hal ini mencakup pemantauan dan penilaian risiko, serta penerapan strategi untuk mengurangi dampak risiko keuangan yang mungkin timbul. 8. Mendukung Kestabilan Sistem Keuangan. Bank pemerintah dapat berkontribusi dalam menjaga stabilitas sistem keuangan nasional. Mereka memiliki peran penting dalam menangani krisis keuangan dan memberikan dukungan finansial guna mencegah dampak yang lebih besar pada perekonomian.
Direktur Retail Banking Bank Mandiri, Donsuwan Simatupang menjelaskan bahwa perusahaan telah mengumpulkan uang dari pihak ketiga pada bulan lalu, nilainya mencapai Rp10 miliar.
"Itu sudah dibayar oleh pihak ketiga. Pihak ketiga itu mitra dari Bank Mandiri yang aplikasinya kami pakai, itu sudah selesai" kata dia saat ditemui di kantornya, Senin (23/9).
Dia menegaskan bahwa bank tidak lagi kehilangan uang. Namun, masalah belum terselesaikan meskipun Bank Mandiri telah menerima pembayaran dari pihak ketiga. Perusahaan masih harus mengumpulkan uang dari pelanggan. Kendati demikian, dia enggan mengungkapkan jumlah nasabah dan total uang yang belum dibayarkan oleh pelanggan saat ini.
"Kepada nasabahnya tetap kami tagih, secara bertahap dan terus menerus. Sebagai gambaran sisanya sebesar Rp10 miliar bulan lalu," ujarnya.
Dia menekankan bahwa hal ini tidak membebani perusahaan. Sebab, dari segi risikonya tidak terlalu besar karena Bank Mandiri telah menerima uang dari pihak ketiga.
Perusahaan juga memastikan bahwa masalah berkurangnya uang pelanggan diselesaikan sepenuhnya.
Saldo Nasabah Bank Mandiri Tiba-Tiba Bertambah
Sebelumnya, sekitar 2.600 nasabah Bank Mandiri telah melakukan transaksi saat mengalami penambahan saldo secara tiba-tiba pada saat terjadi gangguan saat pemeliharaan sistem pada hari bulan lalu. Saldo mereka bertambah mulai dari jutaan hingga ratusan juta rupiah.
Corporate Secretary Bank Mandiri, Rohan Hafas mengungkapkan sebagian besar nasabah yang melakukan transaksi dengan menggunakan kelebihan saldo tersebut sudah mengembalikan dananya. Kini tinggal 1 persen atau sekitar 26 nasabah yang belum mengembalikan kelebihan saldo tersebut.
"Semuanya 99 persen sudah kembali, jadi tinggal kecil sekali yang belum kembali," kata dia, di Menara Mandiri 1, Jakarta, Rabu (28/8).
Dia mengungkapkan, saat ini jumlah saldo yang belum kembali hanya tinggal puluhan juta saja. Dari sebelumnya Rp10 miliar.
"Jumlahnya sangat kecil sekali," ujarnya.
Dia mengungkapkan, perseroan tidak melakukan penagihan secara khusus kepada nasabah yang mengalami kelebihan saldo saat terjadi gangguan sistem. Sehingga pengembalian saldo harus menunggu inisiatif nasabah. "Misalkan orangnya lagi di luar negeri ya kita tunggu-tunggu aja atau nunggu dia datang ke kantor cabang," ujarnya.
"Boleh dibilang hampir tidak ada lagi tersisa, tadinya beberapa miliar rupiah sekarang mungkin itungannya hanya beberapa puluh juta rupiah saja," dia menambahkan.
Dia menjelaskan, sebetulnya pihak bank dapat melakukan pemotongan saldo secara otomatis. Namun karena hal tersebut merupakan kesalahan sistem sehingga berpegang pada asas kesopanan pengembalian saldo harus dilakukan sendiri oleh nasabah yang bersangkutan.
"Jadi kan sebenarnya kalau yang ngeh (sadar, tahu) langsung bilang. kita tinggal potong saja kan itu cuma tampilan, kita koreksi," ujarnya.
Kendati demikian dia menegaskan tidak ada kekhawatiran nasabah tidak melakukan pengembalian saldo. Sebab pihak bank percaya sepenuhnya pada nasabah.
"Kan orang yang gak akan lari kemana - mana, kan itu nasabah kita. Gak ada target (kapan semua saldo kembali). segitu bisa pelan-pelan. Kemarin dalam satu bulan cepet banget baliknya yang Rp10 m, jadi ini pasti (balik)," tutupnya.
(mdk/idr)