Nielsen: Potongan Harga dan Bebas Ongkir Buat Orang Indonesia Rajin Belanja Online
Strategi semacam ini masih jadi pemicu orang Indonesia beralih dari belanja konvensional ke belanja online.
Promosi, potongan harga dan gratis biaya pengiriman (bebas ongkir) masih jadi primadona konsumen di Indonesia dalam berbelanja online. Selain itu, belakangan voucher dan cashback juga mulai digandrungi konsumen e-commerce.
Strategi semacam ini masih jadi pemicu orang Indonesia beralih dari belanja konvensional ke belanja online.
-
Kenapa Hari Jomblo di Tiongkok menjadi Hari Belanja Online? Seperti halnya Hari Valentine di Amerika Serikat yang dianut oleh Hallmark, Hari Jomblo di Tiongkok juga dikooptasi oleh raksasa e-commerce Alibaba pada tahun 2009 dan diubah menjadi hari belanja online besar-besaran.
-
Siapa yang melakukan riset tentang kepuasan berbelanja online di e-commerce? Melihat situasi pasar digital di awal tahun 2024 yang terus bergerak mengikuti perkembangan kebutuhan dan preferensi masyarakat, IPSOS melakukan riset dengan tajuk ”Pengalaman dan Kepuasan Belanja Online di E-commerce”.
-
Apa perbedaan utama antara e-commerce dan marketplace? Meskipun keduanya seringkali digunakan secara bergantian, namun sebenarnya ada perbedaan yang signifikan di antara keduanya.
-
Bagaimana cara 'The Bargain Hunters' dalam berbelanja online? The Bargain Hunters Pada perilaku ini, konsumen gemar mencari diskon. Biasanya mereka akan terpengaruh dengan harga yang murah, juga senang membandingkan harga antar platform e-commerce.
-
Apa saja tipe perilaku konsumen dalam belanja online? Momen Mega Sale, menurutnya, bukan sekadar belanja dan membayar, melainkan mencerminkan berbagai pola perilaku konsumen.Berikut empat tipe perilaku konsumen dalam berbelanja online. The Bargain Hunters Pada perilaku ini, konsumen gemar mencari diskon. Biasanya mereka akan terpengaruh dengan harga yang murah, juga senang membandingkan harga antar platform e-commerce. •The Inspirational Hunters Pada perilaku ini, konsumen senang mengadopsi tren-tren terbaru. Mereka akan secara proaktif mencari tren yang ada, kemudian mereka tidak hanya sekedar membeli tapi juga sudah memiliki bayangan ketika barang yang ia beli sudah didapat. Biasanya konsumen yang berperilaku seperti ini, suka melihat komentar-komentar pembeli lain dan percaya terhadap review yang ditulis di aplikasi. The Effortless Shoppers Konsumen dengan perilaku ini akan memiliki gaya berbelanja yang ingin serba cepat, tidak memerlukan usaha banyak tetapi ia bisa dapat yang diinginkan. Dalam kategori ini, konsumen akan merasa tidak masalah jika membayar dalam jumlah lebih, yang penting bisa sampai dengan cepat. The Purposefull Shoppers Dalam kategori ini, konsumen memiliki prinsip. Misalnya, konsumen memiliki prinsip untuk selalu menggunakan barang lokal, maka ia membeli barang yang hanya berasal dari brand lokal. Pada konsumen seperti ini, biasanya tidak masalah menghabiskan uang lebih banyak asalkan sesuai dengan prinsip yang ia punya.
-
Kapan biasanya review palsu sering muncul di platform e-commerce? Menjelang perayaan tertentu biasanya tersedia penawaran khusus atau bahkan diskon besar-besaran. Namun, dalam hal ini biasanya ada beberapa kecurangan yang terjadi di dalamnya, khususnya pada kolom ulasan pembeli.
"Semakin ke sini kita lihat voucher dan cashback sudah mulai untuk trigger costumer (belanja online)," kata Associate Director Consumer Insight AC Nielsen Indonesia Rusdi Sumantri di Jakarta, Kamis (5/12).
Rusdi menyebut gaya beli model ini masih di fase 1.0. Padahal dibeberapa negara seperti di China konsumen tak lagi tergantung pada promosi penjual.
"Itu fakta yang ada dan kita ketinggalan dari mereka," ujar Rusdi.
Baru 55 Persen Pengguna Internet Belanja Online
Dia menjelaskan pengguna internet di Indonesia mencapai 60 persen dari jumlah penduduk yang ada. Artinya sudah banyak orang yang bisa mengakses internet.
Namun jumlah tersebut bukan berarti sejalan dengan jumlah pembeli di e-commerce. Hanya 55 persen dari jumlah pengguna internet yang berbelanja barang platform e-commerce.
"Kalau estimasi kita yang belanja online itu menurut kami ada sekitar 5 juta tahun lalu," kata Rusdi mengakhiri.
(mdk/idr)