Nilai bisnis transportasi laut Indonesia diprediksi capai Rp 264 T
Potensi penyerapan tenaga kerja industri transportasi laut dinilai sangat besar.
Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia memperkirakan bahwa potensi bisnis transportasi laut di Indonesia mencapai USD 20 miliar atau setara Rp 264 triliun. Ini belum termasuk potensi ekonomi laut Indonesia yang mencapai USD 171 miliar.
Pelaku industri perkapalan yang juga Direktur PT Daya Radar Utama, Agus Gunawan, mengatakan bahwa pihaknya mendukung langkah Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) yang mendorong pengembangan industri perkapalan di Indonesia. Dia merinci industri yang dapat ikut berkembang seiring berkembangnya industri perkapalan, antara lain: industri besi dan baja, industri pipa, industri panel listrik, industri mesin, industri boiler dan lain-lain.
"Potensi penyerapan tenaga kerja sektor ini cukup besar. Perusahaan kami saja, dengan luas 6 hektar dapat menyerap hingga 800 tenaga kerja. Jumlah tersebut masih dapat dikembangkan seiring besarnya potensi industri perkapalan," ujarnya di Jakarta, Kamis (28/5).
Kepala BKPM Franky Sibarani menambahkan bahwa pihaknya akan menjalin kesepakatan dengan Federasi Ekonomi Kansai (Kenkeiren) untuk melakukan fasilitasi terhadap pengembangan investasi Jepang di Indonesia untuk sektor perkapalan dan industri komponen.
"Sebagai federasi bisnis, Kenkeiren memiliki peranan yang strategis yang dapat dimanfaatkan BKPM untuk mempromosikan potensi investasi Indonesia," tambah Franky.
Menurut dia, pihak Federasi Ekonomi Kansai siap memfasilitasi pertemuan BKPM dengan industri perkapalan dan industri elektornik di wilayah Kansai. "Mereka juga siap membawa industri perkapalan dan elektronik dari wilayah Kansai untuk melakukan misi investasi ke Indonesia," jelas dia.
Menurutnya investasi sektor perkapalan cukup strategis untuk dikembangkan karena memiliki multiplier effect untuk menggerakkan sektor industri lainnya dan berpotensi besar untuk menciptakan lapangan kerja.
Setidaknya ada tiga industri inti di sektor perkapalan, yaitu industri pembuatan kapal ( ship building ), jasa reparasi kapal (ship repair ), dan jasa pemotongan kapal ( ship breaking ). Belum lagi industri komponennnya yang cukup banyak, khususnya industri baja.
"Kami optimis industri perkapalan nasional dapat dikembangkan mengingat potensi yang cukup besar," ungkapnya.
Selain itu, mengutip data Badan Perencana Pembangunan Nasional, proyeksi kebutuhan kapal di Indonesia mencapai 1.000 unit per tahun, sementara kemampuan galangan saat ini baru mencapai 30 persen dari jumlah tersebut.
Kebutuhan tersebut tidak terbatas pada kapal angkutan barang, tapi juga kapal penumpang, kapal penangkap ikan, kapal patroli, kapal navigasi, dan kapal pesiar. Jumlah docking kapal saat ini baru sekitar 250 unit yang terkonsentrasi di dua pulau, Jawa dan Batam, sehingga diperlukan yang berteknologi canggih dan efisien di wilayah yang tersebar.