Nilai Tukar Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp14.565 per USD
Direktur PT TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim mengatakan, para ekonom beranggapan bahwa kebangkitan ekonomi China Kuartal-I tumbuh hingga 18,3 persen disaat hantaman pandemi Covid-19 yang belum usai, akan berdampak langsung pada pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (USD) ditutup menguat 50 poin walaupun sempat melemah 35 point dilevel Rp14.565 dari penutupan sebelumnya dilevel Rp14.615 per USD. Sedangkan untuk perdagangan besok, mata uang Rupiah kemungkinan dibuka berfluktuasi namun ditutup menguat di rentang Rp14.545 hingga Rp14.600 per USD.
Direktur PT TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim mengatakan, para ekonom beranggapan bahwa kebangkitan ekonomi China Kuartal-I tumbuh hingga 18,3 persen disaat hantaman pandemi Covid-19 yang belum usai, akan berdampak langsung pada pertumbuhan ekonomi Indonesia.
-
Apa yang dimaksud dengan nilai tukar Dolar Singapura dan Rupiah? Nilai tukar antara Dolar Singapura dan Rupiah mencerminkan perbandingan nilai antara mata uang Singapura (SGD) dan mata uang Indonesia (IDR).
-
Bagaimana Pejuang Rupiah bisa menghadapi tantangan ekonomi? "Tidak masalah jika kamu bekerja sampai punggungmu retak selama itu sepadan! Kerja keras terbayar dan selalu meninggalkan kesan abadi."
-
Bagaimana redenominasi rupiah dilakukan di Indonesia? Nantinya, penyederhanaan rupiah dilakukan dengan mengurangi tiga angka nol di belakang, contohnya Rp 1.000 menjadi Rp 1.
-
Kapan Indonesia mendevaluasi nilai tukar rupiah untuk pertama kalinya? Pada 7 Maret 1946, pemerintah mendevaluasi nilai tukar rupiah sebesar 29,12 persen, dari Rp1,88 per USD1 menjadi Rp2,65 per USD1.
-
Apa yang dijelaskan oleh Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, mengenai redenominasi rupiah? Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menjelaskan, implementasi redenominasi rupiah ini masih menunggu persetujuan dan pertimbangan berbagai hal.
-
Bagaimana nilai IDR ditentukan? Perubahan nilai IDR dapat dipengaruhi oleh faktor ekonomi dan politik, seperti inflasi, tingkat pertumbuhan ekonomi, stabilitas politik, dan faktor-faktor global seperti kondisi pasar internasional.
"Ini merupakan sinyal positif bahwa pemulihan ekonomi di dalam negeri bisa dilakukan dengan cepat bahkan perkiraan PDB di Kuartal-II 7 persen kemungkinan bisa terealisasi," ujar Ibrahim dalam riset harian, Jakarta, Jumat (16/4).
Sebagai kalkulasi, kata Ibrahim, setiap pertumbuhan ekonomi China 1 persen akan berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 0,05 persen. Dengan demikian dampak dari pertumbuhan ekonomi China akan terasa pada Kuartal II dan Kuartal III 2021.
Di sisi lain, dampak pertumbuhan ekonomi China akan langsung terasa pada sisi ekspor, terutama permintaan dari Tirai Bambu otomatis akan meningkat sehingga akan berdampak langsung terhadap ekspor Indonesia ke China. Kemudian neraca perdagangan Indonesia berpotensi surplus hingga beberapa bulan ke depan.
"Selain itu korelasi pertama bisa dilihat dari sisi perdagangan dan itu bisa dilihat dari kontribusi ekspor Indonesia ke China sebesar 21 persen per Maret 2021, itu lebih tinggi kontribusinya dari pada sebelum covid-19. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik nilai ekspor nonmigas Indonesia ke China tercatat sebesar USD3,73 miliar per Maret 2021. Angka itu naik dari posisi Februari 2021 yang sebesar USD2,95 miliar," tandasnya.
Baca juga:
Nilai Tukar Rupiah Terus Merosot ke Level Rp14.615 per USD
BPS Sebut Pelemahan Rupiah Bantu Ekspor Indonesia Naik 30 Persen
Kurs Rupiah Ditutup Merosot ke Level Rp14.602 per USD
Penukaran Uang Baru Ramadan Bisa di 4.608 Kantor Cabang Bank Hingga 11 Mei 2021
Bank Indonesia Ajak Masyarakat Bagi-Bagi THR Idulfitri Pakai Uang Baru Rp 75.000
BI Siapkan Rp152,14 T untuk Kebutuhan Uang Tunai Ramadan dan Lebaran 2021