Nilai Tukar Rupiah Ditutup Merosot ke Level Rp14.605 per USD
Direktur PT TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim mengatakan, penurunan kasus positif Covid-19 dalam beberapa minggu terakhir semakin menenangkan pasar yang didorong oleh PPKM skala Mikro. Namun kondisi ini juga terjadi di negara lain, di mana semua negara mulai bisa menaikkan ekonominya.
Nilai tukar Rupiah ditutup melemah 10 poin di level Rp14.605 per USD dibanding penutupan sebelumnya di level Rp14.595 per USD. Sedangkan untuk perdagangan besok, mata uang Rupiah kemungkinan dibuka berfluktuasi namun ditutup melemah direntang Rp14.590 hingga Rp14.630 per USD.
Direktur PT TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim mengatakan, penurunan kasus positif Covid-19 dalam beberapa minggu terakhir semakin menenangkan pasar yang didorong oleh PPKM skala Mikro. Namun kondisi ini juga terjadi di negara lain, di mana semua negara mulai bisa menaikkan ekonominya.
-
Apa yang dimaksud dengan nilai tukar Dolar Singapura dan Rupiah? Nilai tukar antara Dolar Singapura dan Rupiah mencerminkan perbandingan nilai antara mata uang Singapura (SGD) dan mata uang Indonesia (IDR).
-
Bagaimana Pejuang Rupiah bisa menghadapi tantangan ekonomi? "Tidak masalah jika kamu bekerja sampai punggungmu retak selama itu sepadan! Kerja keras terbayar dan selalu meninggalkan kesan abadi."
-
Bagaimana redenominasi rupiah dilakukan di Indonesia? Nantinya, penyederhanaan rupiah dilakukan dengan mengurangi tiga angka nol di belakang, contohnya Rp 1.000 menjadi Rp 1.
-
Kapan Indonesia mendevaluasi nilai tukar rupiah untuk pertama kalinya? Pada 7 Maret 1946, pemerintah mendevaluasi nilai tukar rupiah sebesar 29,12 persen, dari Rp1,88 per USD1 menjadi Rp2,65 per USD1.
-
Apa yang dijelaskan oleh Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, mengenai redenominasi rupiah? Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menjelaskan, implementasi redenominasi rupiah ini masih menunggu persetujuan dan pertimbangan berbagai hal.
-
Bagaimana nilai IDR ditentukan? Perubahan nilai IDR dapat dipengaruhi oleh faktor ekonomi dan politik, seperti inflasi, tingkat pertumbuhan ekonomi, stabilitas politik, dan faktor-faktor global seperti kondisi pasar internasional.
"Apalagi Lebaran bulan depan masyarakat tidak bisa pulang kampung atau mudik. Apa yang dilakukan oleh Pemerintah merupakan strategi guna untuk menahan laju penurunan Covid-19 di saat mendekati Lebaran," ujarnya melalui riset harian, Jakarta, Selasa (13/4).
Dengan menurunnya pasien Covid-19, membuat kalangan masyarakat dan pengusaha kian gembira karena semua kegiatan baik industiri, pariwisata dan lain-lain akan kembali normal. Apalagi masyarakat sudah mulai divaksinasi sehingga menambah daya gedor tersendiri bagi pemerintah untuk terus optimis Covid-19 akan segera berakhir.
"Setelah masyarakat sudah di vaksinasi maka pemerintah mempersiapkan skenario terbaik berupa kondisi normal pasca pandemi. Apakah di pertengahan tahun 2021 penyebaran covid-19 bisa teratasi? Ini semua tergantung dari masyarakat sendiri yang harus bisa menjalankan protokol kesehatan," jelasnya.
Di samping itu, pemerintah juga harus fokus terhadap penanganan dan vaksin yang terus didistribusikan. "Dan ini akan membawa perubahan tersendiri bagi masyarakat sehingga masa new normal yang sedang kita impikan menjadi kenyataan," tandas Ibrahim.
Baca juga:
Rupiah Digital Dinilai Bisa Cegah Korupsi dan Pencucian Uang
Rupiah Ditutup Melemah ke Rp14.595 Dipicu Pemulihan Ekonomi AS
Bank Indonesia Diingatkan untuk Hati-Hati Terbitkan Rupiah Digital
BI Bakal Terbitkan Rupiah Digital, Apa Bedanya dengan Cryptocurrency?
Nilai Tukar Rupiah Ditutup Melemah ke Level Rp14.565 per USD
Rupiah Melemah Dipicu Naiknya Klaim Tunjangan Pengangguran AS