Nilai Tukar Rupiah Ditutup Perkasa ke Level Rp13.972 per USD
Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan, nilai tukar Rupiah dipengaruhi oleh perkiraan penurunan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia. Di mana bank sentral diprediksi akan menurunkan bunga acuan sebesar 25 bps.
Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (USD) ditutup menguat pada perdagangan pekan ini. Mata uang Garuda ditutup menguat 10 poin di level Rp13.972 dari penutupan sebelumnya di level Rp13.982 per USD.
Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan, nilai tukar Rupiah dipengaruhi oleh perkiraan penurunan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia. Di mana bank sentral diprediksi akan menurunkan bunga acuan sebesar 25 bps.
-
Apa yang dimaksud dengan nilai tukar Dolar Singapura dan Rupiah? Nilai tukar antara Dolar Singapura dan Rupiah mencerminkan perbandingan nilai antara mata uang Singapura (SGD) dan mata uang Indonesia (IDR).
-
Bagaimana Pejuang Rupiah bisa menghadapi tantangan ekonomi? "Tidak masalah jika kamu bekerja sampai punggungmu retak selama itu sepadan! Kerja keras terbayar dan selalu meninggalkan kesan abadi."
-
Bagaimana redenominasi rupiah dilakukan di Indonesia? Nantinya, penyederhanaan rupiah dilakukan dengan mengurangi tiga angka nol di belakang, contohnya Rp 1.000 menjadi Rp 1.
-
Kapan Indonesia mendevaluasi nilai tukar rupiah untuk pertama kalinya? Pada 7 Maret 1946, pemerintah mendevaluasi nilai tukar rupiah sebesar 29,12 persen, dari Rp1,88 per USD1 menjadi Rp2,65 per USD1.
-
Apa yang dijelaskan oleh Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, mengenai redenominasi rupiah? Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menjelaskan, implementasi redenominasi rupiah ini masih menunggu persetujuan dan pertimbangan berbagai hal.
-
Bagaimana nilai IDR ditentukan? Perubahan nilai IDR dapat dipengaruhi oleh faktor ekonomi dan politik, seperti inflasi, tingkat pertumbuhan ekonomi, stabilitas politik, dan faktor-faktor global seperti kondisi pasar internasional.
"Bank Indonesia dalam pertemuan minggu depan ada kemungkinan akan menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 bps menjadi 3,5 persen," ujar Ibrahim dalam riset harian, Jakarta, Kamis (11/2).
Ada beberapa faktor yang akan mempengaruhi penurunan suku bunga, di antaranya adalah kinerja pertumbuhan ekonomi yang mengecewakan dan perlu ada upaya ekstra untuk mendorong pertumbuhan ekonomi agar bisa lebih kencang lagi.
"Salah satunya dengan cara menurunkan suku bunga acuan, saat suku bunga rendah maka pengusaha dan rumah tangga akan terangsang untuk mengambil kredit sehingga akan menjadi motor pertumbuhan ekonomi," jelas Ibrahim.
Kemudian tekanan inflasi juga sangat minim, pada Januari 2021 BPS melaporkan terjadi inflasi sebesar 0,26 persen dan 1,55 persen melambat dibandingkan bulan sebelumnya yaitu 0,45 persen mtm dan 1,68 persen YoY. Sedangkan di Februari ada kemungkinan inflasi di 0,01 persen mtm dan 1,25 persen YoY.
Di samping inflasi, nilai tukar mata uang Rupiah saat ini relatif stabil bahkan cenderung menguat, oleh karena itu apabila Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 bps menjadi 3,5 persen sangat dimungkinkan.
"Karena pertumbuhan ekonomi perlu ada pendorong yang pasti terutama dari otoritas Bank Indonesia di tengah risiko kasus Covid-19 yang masih tinggi sehingga bisa mengganggu normalisasi ekonomi," tandasnya.
Baca juga:
Rupiah Ditutup Menguat Menjadi Rp13.982 per USD, Imbas Pemberlakuan PPKM Mikro
Nilai Tukar Rupiah Berpotensi Melemah Seiring Belum Stabilnya Ekonomi China
Kurs Rupiah Perkasa ke Level Rp13.995 per USD
Minat Pasar Masih Tinggi, Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp14.003 per USD
Bank Indonesia Tidak Terbitkan Uang Redenominasi dengan Potret Wajah Jokowi
Hari Ini, Rupiah Menguat ke Posisi Rp 13.995 per USD