Nilai Tukar Rupiah Ditutup Stagnan di Level Rp14.122 per USD
Direktur PT TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim mengatakan, Covid-19 merupakan pelajaran yang berharga dan bisa menjadi peluang besar untuk Indonesia melangkah ke depan yaitu menuju Indonesia yang lebih baik dan fundamental ekonomi semakin kokoh.
Nilai tukar atau kurs Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (USD) ditutup stagnan di level Rp14.122 dari penutupan sebelumnya di level Rp14.123 per USD. Sedangkan untuk perdagangan minggu depan, mata uang Rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah direntang Rp14.100 hingga Rp14.140.
Direktur PT TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim mengatakan, Covid-19 merupakan pelajaran yang berharga dan bisa menjadi peluang besar untuk Indonesia melangkah ke depan yaitu menuju Indonesia yang lebih baik dan fundamental ekonomi semakin kokoh.
-
Apa yang dimaksud dengan nilai tukar Dolar Singapura dan Rupiah? Nilai tukar antara Dolar Singapura dan Rupiah mencerminkan perbandingan nilai antara mata uang Singapura (SGD) dan mata uang Indonesia (IDR).
-
Bagaimana Pejuang Rupiah bisa menghadapi tantangan ekonomi? "Tidak masalah jika kamu bekerja sampai punggungmu retak selama itu sepadan! Kerja keras terbayar dan selalu meninggalkan kesan abadi."
-
Bagaimana redenominasi rupiah dilakukan di Indonesia? Nantinya, penyederhanaan rupiah dilakukan dengan mengurangi tiga angka nol di belakang, contohnya Rp 1.000 menjadi Rp 1.
-
Kapan Indonesia mendevaluasi nilai tukar rupiah untuk pertama kalinya? Pada 7 Maret 1946, pemerintah mendevaluasi nilai tukar rupiah sebesar 29,12 persen, dari Rp1,88 per USD1 menjadi Rp2,65 per USD1.
-
Apa yang dijelaskan oleh Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, mengenai redenominasi rupiah? Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menjelaskan, implementasi redenominasi rupiah ini masih menunggu persetujuan dan pertimbangan berbagai hal.
-
Bagaimana nilai IDR ditentukan? Perubahan nilai IDR dapat dipengaruhi oleh faktor ekonomi dan politik, seperti inflasi, tingkat pertumbuhan ekonomi, stabilitas politik, dan faktor-faktor global seperti kondisi pasar internasional.
"Pandemi Covid-19 memberikan banyak pelajaran penting bagi seluruh golongan masyarakat dengan mengekspos hal-hal yang masih perlu diperkuat di Indonesia," kata Ibrahim dalam riset harian, Jakarta, Jumat (22/10).
Hal-hal tersebut antara lain sistem dan layanan kesehatan, logistik dan infrastruktur, digital technology, juga kompetensi sumber daya manusia. Selain tantangan dan pelajaran berharga, pandemi ini juga membuka begitu banyak peluang bagi Indonesia untuk menggenjot pertumbuhan ekonomi nasional.
"Salah satu peluangnya adalah melakukan reformasi terhadap regulasi yang selama ini tumpang tindih serta adanya kesempatan untuk melakukan konsolidasi domestik," jelasnya.
"Harus diingat pada tahun 2020 pada saat pandemi menggoyang ekonomi global sehingga foreign direct investment ke Indonesia turun signifikan. Namun ekonomi tetap relatif lebih baik dibandingkan negara lain karena kita ditopang oleh investasi domestik," sambungnya.
Di samping itu, investasi memiliki peran sangat penting dalam rangka mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional. Transformasi ekonomi harus didorong untuk mengarah pada hilirisasi untuk meningkatkan nilai tambah.
"Indonesia tidak boleh dikenal dunia sebagai pengimpor bahan baku mentah. Oleh karena itu, berbagai peluang kolaborasi dengan sejumlah investor baik investor dalam negeri dan investor global untuk berinvestasi sehingga para investor memiliki ketertarikan yang tinggi untuk berinvestasi di Indonesia apalagi Indonesia terus membenahi ekosistem investasi, kepastian regulasi, serta proses investasi yang jelas dan transparan," tandasnya.
Baca juga:
Rupiah Melemah Tertekan Kenaikan Imbal Hasil Obligasi AS
Kurs Rupiah Ditutup Melemah Ke Level Rp14.130 per USD
Hari Ini, Rupiah Ditutup Menguat di Rp14.076 per USD
Jelang Libur Maulid Nabi, Kurs Rupiah Ditutup Menguat ke Rp14.076 per USD
Bank Indonesia Klaim Pelemahan Rupiah Masih Lebih Baik Dibanding Ringgit Malaysia
Rupiah Ditutup Melemah di Tengah Ekspektasi Tapering The Fed