Nilai Tukar Rupiah Hari Ini Ditutup Melemah ke Level Rp14.348 per USD
Direktur PT TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim mengatakan, pergerakan mata uang dipengaruhi rilis Badan Pusat Statistik (BPS) soal Indeks Harga Konsumen (IHK) mengalami inflasi atau kenaikan harga sebesar 0,37 persen secara bulanan pada November 2021.
Nilai tukar Rupiah hari ini ditutup melemah di level Rp14.348 per USD dari penutupan sebelumnya di level Rp14.332 per USD. Sedangkan untuk perdagangan besok, mata uang Rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah direntang Rp14.330 hingga Rp14.380 per USD.
Direktur PT TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim mengatakan, pergerakan mata uang dipengaruhi rilis Badan Pusat Statistik (BPS) soal Indeks Harga Konsumen (IHK) mengalami inflasi atau kenaikan harga sebesar 0,37 persen secara bulanan pada November 2021.
-
Apa yang dimaksud dengan nilai tukar Dolar Singapura dan Rupiah? Nilai tukar antara Dolar Singapura dan Rupiah mencerminkan perbandingan nilai antara mata uang Singapura (SGD) dan mata uang Indonesia (IDR).
-
Bagaimana Pejuang Rupiah bisa menghadapi tantangan ekonomi? "Tidak masalah jika kamu bekerja sampai punggungmu retak selama itu sepadan! Kerja keras terbayar dan selalu meninggalkan kesan abadi."
-
Bagaimana redenominasi rupiah dilakukan di Indonesia? Nantinya, penyederhanaan rupiah dilakukan dengan mengurangi tiga angka nol di belakang, contohnya Rp 1.000 menjadi Rp 1.
-
Kapan Indonesia mendevaluasi nilai tukar rupiah untuk pertama kalinya? Pada 7 Maret 1946, pemerintah mendevaluasi nilai tukar rupiah sebesar 29,12 persen, dari Rp1,88 per USD1 menjadi Rp2,65 per USD1.
-
Apa yang dijelaskan oleh Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, mengenai redenominasi rupiah? Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menjelaskan, implementasi redenominasi rupiah ini masih menunggu persetujuan dan pertimbangan berbagai hal.
-
Bagaimana nilai IDR ditentukan? Perubahan nilai IDR dapat dipengaruhi oleh faktor ekonomi dan politik, seperti inflasi, tingkat pertumbuhan ekonomi, stabilitas politik, dan faktor-faktor global seperti kondisi pasar internasional.
"Sementara, secara tahun berjalan dan tahunan, masing-masing inflasi 1,3 persen dan 1,75 persen. Realisasi inflasi ini merupakan yang tertinggi sepanjang 2021, baik secara bulanan dan tahunan," katanya, Jakarta, Rabu (1/12).
Sedangkan yang mempengaruhi inflasi adalah kenaikan harga beberapa komoditas di bawah kelompok makanan, minuman, dan tembakau. Hal ini khususnya cabai merah, minyak goreng, dan daging ayam ras.
Berdasarkan komponennya, komponen bergejolak (volatile foods) inflasi 0,07 persen dengan andil 0,01 persen. Volatile foods, terdiri dari komponen energi dengan inflasi 0,1 persen dan andil 0,01 persen serta komponen bahan makanan 0,03 persen dan andil 0,01 persen.
PMI Manufaktur
Selain itu data PMI Manufaktur di Indonesia masih berada di fase ekspansif selama tiga bulan berturut-turut. Sektor manufaktur melanjutkan pemulihan seiring penurunan kasus Covid-19, terutama varian Delta.
Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Indonesia berada di level 53,9 pada November 2021, jauh lebih rendah dibandingkan yang tercatat di bulan Oktober 2021 yakni 57,2.
Kendati melemah, PMI Indonesia di November masih memperpanjang tren level di atas 50, atau zona ekspansif, selama tiga bulan terakhir. Tahap ekspansif sektor manufaktur ditandai oleh angka PMI yang berada di atas 50.
"PMI Manufafktur Indonesia di bulan Oktober 2021 (57,2) adalah yang tertinggi dalam sejarah. Rekor terbaru sebelumnya adalah 55,3 pada bulan Mei 2021," tandasnya.
(mdk/idr)