OJK Catat Kinerja Sektor Keuangan Semester I-2021 Tetap Stabil
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai kinerja sektor keuangan pada semester I-2021 tetap stabil. Tercermin dari membaiknya sejumlah indikator, salah satunya penghimpunan dana di pasar modal.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai kinerja sektor keuangan pada semester I-2021 tetap stabil. Tercermin dari membaiknya sejumlah indikator, salah satunya penghimpunan dana di pasar modal.
"Sektor jasa keuangan tetap stabil dicerminkan membaiknya sejumlah indikator seperti intermediasi perbankan dan penghimpunan dana di pasar modal serta terjaganya rasio kehati-hatian (prudensial) di lembaga jasa keuangan," kata Deputi Komisioner Hubungan Masyarakat dan Logistik OJK, Anto Prabowo, Jakarta, Kamis (29/7).
-
Apa yang dilakukan Kemenkumham untuk meningkatkan perekonomian Indonesia? Menurut Yasonna, dengan diselenggarakannya Temu Bisnis Tahap VI, diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap perkembangan perekonomian Indonesia.
-
Apa yang dikatakan OJK mengenai sektor jasa keuangan Indonesia saat ini? Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 30 Agustus 2023 menilai stabilitas sektor jasa keuangan nasional terjaga dan resilien dengan indikator prudensial. seperti permodalan maupun likuiditas yang memadai serta profil risiko yang terjaga di tengah meningkatnya ketidakpastian perekonomian global.
-
Bagaimana pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2023 dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya? Jika dibandingkan dengan kuartal II-2022, ekonomi RI mengalami perlambatan. Sebab tahun lalu di periode yang sama, ekonomi mampu tumbuh 5,46 persen (yoy).
-
Mengapa pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2023 meningkat dibandingkan dengan kuartal I-2023? “Pertumbuhan ekonomi kita secara kuartal (q-to-q) lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang ini sejalan dengan pola yang terjadi di tahun-tahun sebelumnya, yaitu pertumbuhan triwulan II selalu lebih tinggi dibandingkan di triwulan I,” terang Edy.
-
Mengapa pembangunan IKN penting bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia? “Ibu Kota Nusantara diharapkan menjadi penggerak ekonomi Indonesia di masa depan, mendukung transformasi ekonomi nasional menuju visi Indonesia Emas 2045,” jelas Teni dalam sebuah sosialisasi.
-
Bagaimana strategi pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi? Oleh karena itu, pendekatan pembangunan perlu diubah dari reformatif menjadi transformatif yang setidaknya mencakup pembangunan infrastruktur baik soft maupun hard, sumber daya manusia, riset, inovasi, reformasi regulasi, tata kelola data dan pengamanannya serta peningkatan investasi dan sumber pembiayaan.
Indikator ekonomi domestik sampai Juni masih menunjukkan berlanjutnya pemulihan, namun OJK mencermati adanya penurunan mobilitas bisa berdampak pada laju pemulihan ekonomi. Sebab pemerintah menerapkan kebijakan Pemberlakuan Kegiatan Masyarakat (PPKM) sejak akhir Juni lalu.
Meski begitu, pasar keuangan domestik masih terjaga stabil. IHSG hingga 23 Juli 2021 tercatat menguat ke level 6,102 atau tumbuh 1,9 persen mtd dengan aliran dana nonresiden tercatat masuk sebesar Rp2,02 triliun. Pasar SBN juga terpantau menguat dengan rerata yield SBN turun 13,5 bps di seluruh tenor. Namun, investor nonresiden tercatat net sell sebesar Rp11,73 triliun.
Penghimpunan dana di pasar modal hingga 27 Juli 2021 telah mencapai nilai Rp116,6 triliun. Meningkat 211 persen dari periode yang sama tahun lalu, dengan 27 emiten baru yang melakukan IPO. Selain itu, masih terdapat penawaran umum yang dalam proses dari 86 emiten dengan nilai nominal sebesar Rp54,2 trliun.
Sementara itu, OJK mendukung program Pemerintah dalam melaksanakan percepatan vaksinasi masyarakat dengan membuka sentra-sentra vaksin Covid 19 di berbagai daerah bekerjasama dengan Industri Jasa Keuangan dan Kemenkes.
Dalam program ini ditargetkan bisa membantu pemerintah dengan target 10 juta vaksin hingga Desember. Percepatan vaksinasi diyakini menjadi kunci utama untuk membangun imunitas komunal. Sehingga mobilitas masyarakat bisa kembali normal dan perekonomian kembali bergerak.
OJK juga mencatat, pemulihan ekonomi global masih terus berlanjut. Hal ini terutama di negara ekonomi utama dunia seiring dengan laju vaksinasi dan mobilitas yang mulai kembali ke level prapandemi.
Selain itu, kebijakan moneter negara utama dunia diperkirakan masih akomodatif. Sehingga mampu menurunkan risiko likuditas di pasar keuangan global.
Baca juga:
ADB Turunkan Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi RI di 2021 Jadi 4,1 Persen
BKF: Dunia Hadapi Pemulihan Ekonomi yang Tidak Merata
IMF Prediksi Ekonomi Global 2021 Tumbuh 6,0 Persen
Kejar Target Negara Maju di 2045, Pemerintah Bidik Pertumbuhan Ekonomi 6 Persen
Menteri PPN/Kepala Bappenas: Kita dalam Posisi Ready Bangun Ibu Kota Baru
Pemerintah Dorong Pembangunan Infrastruktur Agar Papua Mampu Tumbuh 5 Persen di 2022