OJK Ingatkan Enggan Melek Keuangan Rentan Jatuh Miskin
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, menurut survei OECD, 1 dari 3 orang tidak aman secara keuangan. Sebab, mereka tidak mempersiapkan dana darurat. Sehingga jika terjadi gangguan dalam pendapatan atau penerimaan, mereka tidak bisa mempertahankan status ekonomi dan terpaksa turun kelas menjadi kelompok miskin.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, menurut survei OECD, 1 dari 3 orang tidak aman secara keuangan. Sebab, mereka tidak mempersiapkan dana darurat. Sehingga jika terjadi gangguan dalam pendapatan atau penerimaan, mereka tidak bisa mempertahankan status ekonomi dan terpaksa turun kelas menjadi kelompok miskin.
"Kalau ada gangguan penghasilan, dia tidak bisa mempertahankan status ekonomi," kata Anggota Dewan Komisioner Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen OJK, Tirta Segara, dalam Webinar Indonesia Millenial Financial Summit Jakarta, Senin (7/9).
-
Kenapa OJK mengimbau masyarakat waspada terhadap penipuan keuangan? Masyarakat Indonesia diimbau agar selalu waspada terhadap modus penipuan layanan di sektor jasa keuangan. Pasalnya sudah terjadi penipuan yang merugikan banyak korban.
-
Kenapa OJK mengupayakan perluasan akses keuangan di Jawa Tengah? Otoritas Jasa Keuangan bersama seluruh pemangku kepentingan terus memperluas akses keuangan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mendukung pertumbuhan ekonomi di daerah.
-
Apa yang dikatakan OJK mengenai sektor jasa keuangan Indonesia saat ini? Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 30 Agustus 2023 menilai stabilitas sektor jasa keuangan nasional terjaga dan resilien dengan indikator prudensial. seperti permodalan maupun likuiditas yang memadai serta profil risiko yang terjaga di tengah meningkatnya ketidakpastian perekonomian global.
-
Bagaimana OJK mendorong penguatan governansi di sektor jasa keuangan? OJK telah meminta agar Industri Jasa Keuangan terus memperkuat governansi antara lain dengan penerapan manajemen risiko dan manajemen anti-fraud serta penyuapan.
-
Bagaimana OJK mengedukasi masyarakat tentang keuangan di Jawa Tengah? Kegiatan The Jewel of Central Java merupakan bentuk kolaborasi dan sinergi bersama untuk terus memberikan edukasi secara masif kepada masyarakat Jawa Tengah serta dikemas dalam bentuk edukasi keuangan melalui kesenian daerah agar lebih menarik minat dan dapat lebih mudah dipahami oleh masyarakat.
-
Bagaimana OJK meningkatkan sinergi dan kolaborasi untuk memperluas akses keuangan? Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama seluruh pemangku kepentingan terus meningkatkan sinergi dan kolaborasi memperluas akses keuangan di seluruh wilayah Indonesia dalam mendukung Pemerintah mencapai target Inklusi Keuangan sebesar 90 persen pada 2024.
Berdasarkan survei yang dilakukan, tingkat inklusi keuangan di Indonesia mencapai 76 persen. Namun, berdasarkan tingkat literasinya hanya 38 persen saja. Hal ini menunjukkan masyarakat yang melakukan investasi tidak semua mengetahui produk dari investasinya.
"Artinya banyak yang tergabung di inklusi keuangan tapi tidak banyak yang tahu dengan produk investasinya," katanya.
Dari data Badan Pusat Statistik (BPS) 2019 menunjukkan ada 64,19 juta jiwa penduduk tergolong usia millenial. Namun, tingkat literasi keuangan di Indonesia masih rendah.
Maka dari itu, generasi milenial lebih rentan secara finansial. Pendapatan yang mereka miliki biasanya dihabiskan untuk kesenangan. Mereka cenderung enggan untuk menabung dan menambah aset.
"Yang membuat mereka tidak invest bukan keterbatasan dana tapi menghabiskan dana buat kesenangan. Logikanya berbeda dengan generasi yang konservatif," kata dia.
Minim Literasi Keuangan Kerap Jadi Korban Investasi Ilegal
Tirta menuturkan, di level milenial, sudah saatnya untuk mempelajari literasi keuangan. Sebagai generasi penerus bangsa, generasi milenial sudah harus bisa melakukan investasi dari jauh-jauh hari. Investasi didorong harus dilakukan sejak pertama kali memiliki pekerjaan.
"Milenial ini harusnya sejak mulai kerja langsung melakukan investasi mereka sebagai critical economic players," kata Tirta.
Investasi yang dilakukan sejak dini bisa menghasilkan dana pensiun 4 kali lipat ketimbang jika dilakukan dalam waktu mendekati pensiun. Investasi yang dilakukan bisa dimulai dari menabung.
Minimnya literasi keuangan juga bisa membuat masyarakat terjebak dalam investasi ilegal. Biasanya mereka terperdaya oleh ajakan influencer yang produk investasinya kurang dipercaya.
"Ada beberapa produk investasi menggunakan influencer, menggunakan statmen yang seolah-olah diendorse masyarakat," kata Tirta.
Lantaran literasi keuangan ini penting, maka semua orang harus paham. Pihaknya juga melakukan edukasi terkait hal ini ke berbagai kelompok masyarakat. Termasuk kelompok Pekerja Migran Indonesia agar tidak terjebak investasi ilegal.
"Kepada pekerja migran juga harus diedukasi agar tidak terjebak dengan investasi bodong," kata dia mengakhiri.
(mdk/bim)