OJK: Kredit Perbankan Tumbuh 8 Persen di 2021 Jika Covid-19 Ditangani dengan Baik
Bila pemulihan ekonomi nasional lebih cepat di triwulan I-2020, maka permintaan kredit akan ikut tumbuh. Tentunya ini juga didukung dengan pelonggaran likuiditas seperti saat ini. Sehingga, di akhir tahun pertumbuhan kredit bisa tumbuh hingga 9 persen.
Sektor perbankan menjadi salah satu terdampak pandemi Covid-19. Ini tercermin dari pertumbuhan kredit perbankan tahun 2020 turun menjadi -2,41 persen.
Meski begitu, di tahun 2021 ini Otoritas Jasa Keuangan (OJK) optimis pertumbuhan kredit bisa meroket hingga 8 persen. Capain ini bisa terwujud jika penanganan Covid-19 bisa tertangani dengan baik.
-
Apa yang dikatakan OJK mengenai sektor jasa keuangan Indonesia saat ini? Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 30 Agustus 2023 menilai stabilitas sektor jasa keuangan nasional terjaga dan resilien dengan indikator prudensial. seperti permodalan maupun likuiditas yang memadai serta profil risiko yang terjaga di tengah meningkatnya ketidakpastian perekonomian global.
-
Bagaimana OJK mendorong pengembangan perbankan syariah? Berbagai kebijakan dikeluarkan OJK untuk mendorong pengembangan perbankan syariah bersama stakeholders terkait beberapa inisiatif seperti: Mulai dari perbaikan struktur industri perbankan syariah yang dilakukan melalui konsolidasi maupun spin-off unit usaha syariah (UUS). Lalu penguatan karakteristik perbankan syariah yang dapat lebih menonjolkan inovasi model bisnis yang lebih rasional, serta pendekatan kepada nasabah yang lebih humanis; Pengembangan produk yang unik dan menonjolkan kekhasan bank Syariah, sehingga dapat memberikan nilai tambah bagi masyarakat untuk meningkatkan competitiveness perbankan syariah. Lalu, peningkatan peran bank syariah sebagai katalisator ekosistem ekonomi syariah agar segala aktivitas ekonomi syariah, termasuk industri halal agar dapat dilayani dengan optimal oleh perbankan syariah; dan Kelima, peningkatan peran bank syariah pada dampak sosial melalui optimalisasi instrumen keuangan sosial Islam untuk meningkatkan social value bank syariah.
-
Bagaimana OJK menilai stabilitas sektor jasa keuangan Indonesia? Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 30 Agustus 2023 menilai stabilitas sektor jasa keuangan nasional terjaga dan resilien dengan indikator prudensial. seperti permodalan maupun likuiditas yang memadai serta profil risiko yang terjaga di tengah meningkatnya ketidakpastian perekonomian global.
-
Bagaimana OJK mendorong penguatan governansi di sektor jasa keuangan? OJK telah meminta agar Industri Jasa Keuangan terus memperkuat governansi antara lain dengan penerapan manajemen risiko dan manajemen anti-fraud serta penyuapan.
-
Kenapa OJK mengupayakan perluasan akses keuangan di Jawa Tengah? Otoritas Jasa Keuangan bersama seluruh pemangku kepentingan terus memperluas akses keuangan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mendukung pertumbuhan ekonomi di daerah.
-
Apa yang ingin dicapai OJK dari pengembangan perbankan syariah? Bank syariah saat ini sedang kita coba arahkan untuk memberikan alternatif produkproduk perbankan syariah yang bukan merupakan bayangan dari produk-produk yang sudah ada di perbankan konvensional,” kata Dian.
"Saya tetap optimis kalau Covid-19 ditangani dengan baik, berbagai kebijakan pemerintah berjalan lancar dan vaksinasi lancar pertumbuhan kredit kita bisa mencapai 7 sampai 8 persen," kata Kepala Eksekutif Pengawasan Perbankan OJK, Heru Kristiyana dalam Dialog Interaktif bertajuk Banking Outlook 2021, Jakarta, Kamis (11/2).
Heru memaparkan, bila pemulihan ekonomi nasional lebih cepat di triwulan I-2020, maka permintaan kredit akan ikut tumbuh. Tentunya ini juga didukung dengan pelonggaran likuiditas seperti saat ini. Sehingga, di akhir tahun pertumbuhan kredit bisa tumbuh hingga 9 persen.
"Kalau recovery ini terjadi lebih cepat di kuartal 1-2021 dan permintaan kredit tumbuh, pelonggaran likuiditas ini seperti sekarang, pertumbuhannya bisa sampai 9 persen," kata Heru.
Bila pemulihan ekonomi bergerak cepat pada awal semester II-2020, maka pertumbuhan kredit di tahun 2020 bisa tumbuh 7 persen. Sementara itu, bila pandemi masih berlanjut dan pelaksanaan vaksinasi massal lamban, pertumbuhan kredit perbankan bisa terkoreksi lagi.
"Tapi kalau pandemi berlanjut, vaksinasi lambat dan sebagainya, maka ini akan terkoreksi sampai -5 persen," kata dia.
Heru menambahkan, selain pemulihan ekonomi yang membaik, respons kebijakan yang dilakukan perbankan juga turut menjadi faktor utama. Sehingga semua pihak harus bekerja sama untuk mendorong pemulihan ekonomi.
"Ini tergantung perbankan merespon dan pertumbuhan kredit bisa tumbuh bila semua mengambil peran di sana," kata dia mengakhiri.
Baca juga:
BSI Diresmikan, Tren Masyarakat Gunakan Pembiayaan Syariah Terus Meningkat
OJK: Realisasi Penyaluran Dana Pemerintah di Bank Capai Rp272 Triliun per 25 Januari
BRI Incar Potensi Kredit 57 Juta Pengusaha Ultra Mikro
Penyaluran Kredit BRI Tumbuh Positif di Tengah Pelemahan Ekonomi
Anggota DPR Minta LPEI Jaga Rasio Kredit Macet Agar Tetap Rendah
Selama Pandemi, Pertumbuhan Kredit Perbankan Melambat dan DPK Naik