OJK minta lembaga keuangan tak sokong perusahaan musuh lingkungan
Dengan begitu, industri keuangan dinilai mendukung pembangunan ekonomi berkelanjutan.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meminta lembaga keuangan, khususnya perbankan, tak menyokong perusahaan dikenal menjadi musuh lingkungan. Dengan begitu, industri keuangan dinilai mendukung pembangunan ekonomi berkelanjutan.
"Jangan sampai kita (sektor keuangan) membiayai perusahaan yang merusak lingkungan," kata Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D. Hadad saat seminar internasional bertema: Sustainable Finance to Support Sustainable Development Goals, Jakarta, Senin (23/11).
-
Apa yang dikatakan OJK mengenai sektor jasa keuangan Indonesia saat ini? Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 30 Agustus 2023 menilai stabilitas sektor jasa keuangan nasional terjaga dan resilien dengan indikator prudensial. seperti permodalan maupun likuiditas yang memadai serta profil risiko yang terjaga di tengah meningkatnya ketidakpastian perekonomian global.
-
Bagaimana OJK mendorong pengembangan perbankan syariah? Berbagai kebijakan dikeluarkan OJK untuk mendorong pengembangan perbankan syariah bersama stakeholders terkait beberapa inisiatif seperti: Mulai dari perbaikan struktur industri perbankan syariah yang dilakukan melalui konsolidasi maupun spin-off unit usaha syariah (UUS). Lalu penguatan karakteristik perbankan syariah yang dapat lebih menonjolkan inovasi model bisnis yang lebih rasional, serta pendekatan kepada nasabah yang lebih humanis; Pengembangan produk yang unik dan menonjolkan kekhasan bank Syariah, sehingga dapat memberikan nilai tambah bagi masyarakat untuk meningkatkan competitiveness perbankan syariah. Lalu, peningkatan peran bank syariah sebagai katalisator ekosistem ekonomi syariah agar segala aktivitas ekonomi syariah, termasuk industri halal agar dapat dilayani dengan optimal oleh perbankan syariah; dan Kelima, peningkatan peran bank syariah pada dampak sosial melalui optimalisasi instrumen keuangan sosial Islam untuk meningkatkan social value bank syariah.
-
Bagaimana OJK menilai stabilitas sektor jasa keuangan Indonesia? Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 30 Agustus 2023 menilai stabilitas sektor jasa keuangan nasional terjaga dan resilien dengan indikator prudensial. seperti permodalan maupun likuiditas yang memadai serta profil risiko yang terjaga di tengah meningkatnya ketidakpastian perekonomian global.
-
Bagaimana OJK mendorong penguatan governansi di sektor jasa keuangan? OJK telah meminta agar Industri Jasa Keuangan terus memperkuat governansi antara lain dengan penerapan manajemen risiko dan manajemen anti-fraud serta penyuapan.
-
Kenapa OJK mengupayakan perluasan akses keuangan di Jawa Tengah? Otoritas Jasa Keuangan bersama seluruh pemangku kepentingan terus memperluas akses keuangan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mendukung pertumbuhan ekonomi di daerah.
-
Apa yang ingin dicapai OJK dari pengembangan perbankan syariah? Bank syariah saat ini sedang kita coba arahkan untuk memberikan alternatif produkproduk perbankan syariah yang bukan merupakan bayangan dari produk-produk yang sudah ada di perbankan konvensional,” kata Dian.
Sebaliknya, Muliaman mendorong lembaga keuangan untuk meningkatkan porsi pembiayaan ke sektor usaha yang memiliki efek positif berlipat. Yakni, peningkatan keuntungan dari penyaluran kredit sekaligus pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.
Adapun sejumlah sektor dimaksud adalah energi, infrastruktur, industri pengolahan, pertanian, dan UMKM.
"Sesuai fungsi intermediasi, industri jasa keuangan berperan penting sebagai agen yang mempercepat pembangunan dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat."
Terkait itu, otoritas pasar modal mulai menjajaki pengembangan obligasi konvensional hijau (green bond), surat utang syariah hijau (green sukuk), dan asuransi lingkungan hidup. Mengingat, secara global, surat utang untuk membiayai proyek ramah lingkungan terus berkembang.
Hingga pertengahan tahun ini, nilai green bond yang diterbitkan mencapai USD 65,5 miliar. Meningkat ketimbang dua tahun lalu yang outstanding nilainya mencapai USD 11 miliar.
Adapun di Indonesia, sejumlah perbankan sudah terlibat dalam pembiayaan beberapa proyek ramah lingkungan percontohan. Diantaranya, Bank Central Asia, Bank Mandiri, Bank Rakyat Indonesia, Bank Negara Indonesia.
Kemudian, Bank Artha Graha Internasional, Bank Jabar Banten, BRI Syariah, dan Bank Muamalat.
"Roadmap keuangan berkelanjutan diharapkan menjadi sarana bagi industri jasa keuangan, baik perbankan, pasar modal maupun nonperbankan untuk terus melakukan inovasi produk dan layanannya selaras dengan perkembangan kebutuhan masyarakat dan pembangunan."
Baca juga:
OJK: Bank syariah jangan harap jadi pemain besar selama modal kecil
OJK nilai merger bukan solusi penguatan perbankan syariah Tanah Air
Genjot penyaluran kredit, BI turunkan GWM perbankan jadi 7,5 persen
Bank milik pemerintah persulit masyarakat miliki rumah murah
Bank Indonesia putuskan suku bunga acuan bertahan di 7,5 persen