OJK optimistis suku bunga acuan bisa turun
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Wimboh Santoso mengatakan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) sebesar 4,25 persen masih cukup stabil. Namun, dia optimis bahwa suku bunga tersebut masih bisa diturunkan lagi, melihat kondisi perekonomian Indonesia saat ini.
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Wimboh Santoso mengatakan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) sebesar 4,25 persen masih cukup stabil. Namun, dia optimis bahwa suku bunga tersebut masih bisa diturunkan lagi, melihat kondisi perekonomian Indonesia saat ini.
"Kondisi sekarang memungkinkan bank bisa menurunkan bunga," ungkapnya di Ritz Carlton, Jakarta, Kamis (25/1).
-
Bagaimana OJK mendorong pengembangan perbankan syariah? Berbagai kebijakan dikeluarkan OJK untuk mendorong pengembangan perbankan syariah bersama stakeholders terkait beberapa inisiatif seperti: Mulai dari perbaikan struktur industri perbankan syariah yang dilakukan melalui konsolidasi maupun spin-off unit usaha syariah (UUS). Lalu penguatan karakteristik perbankan syariah yang dapat lebih menonjolkan inovasi model bisnis yang lebih rasional, serta pendekatan kepada nasabah yang lebih humanis; Pengembangan produk yang unik dan menonjolkan kekhasan bank Syariah, sehingga dapat memberikan nilai tambah bagi masyarakat untuk meningkatkan competitiveness perbankan syariah. Lalu, peningkatan peran bank syariah sebagai katalisator ekosistem ekonomi syariah agar segala aktivitas ekonomi syariah, termasuk industri halal agar dapat dilayani dengan optimal oleh perbankan syariah; dan Kelima, peningkatan peran bank syariah pada dampak sosial melalui optimalisasi instrumen keuangan sosial Islam untuk meningkatkan social value bank syariah.
-
Apa yang ingin dicapai OJK dari pengembangan perbankan syariah? Bank syariah saat ini sedang kita coba arahkan untuk memberikan alternatif produkproduk perbankan syariah yang bukan merupakan bayangan dari produk-produk yang sudah ada di perbankan konvensional,” kata Dian.
-
Kenapa OJK mengupayakan perluasan akses keuangan di Jawa Tengah? Otoritas Jasa Keuangan bersama seluruh pemangku kepentingan terus memperluas akses keuangan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mendukung pertumbuhan ekonomi di daerah.
-
Kenapa OJK mengimbau masyarakat waspada terhadap penipuan keuangan? Masyarakat Indonesia diimbau agar selalu waspada terhadap modus penipuan layanan di sektor jasa keuangan. Pasalnya sudah terjadi penipuan yang merugikan banyak korban.
-
Apa yang dikatakan OJK mengenai sektor jasa keuangan Indonesia saat ini? Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 30 Agustus 2023 menilai stabilitas sektor jasa keuangan nasional terjaga dan resilien dengan indikator prudensial. seperti permodalan maupun likuiditas yang memadai serta profil risiko yang terjaga di tengah meningkatnya ketidakpastian perekonomian global.
-
Kenapa OJK menyelenggarakan Pasar Keuangan Rakyat (PKR) di Sumbawa Barat? Perluasan akses keuangan merupakan salah satu strategi yang efektif untuk menurunkan tingkat kemiskinan dan meningkatkan stabilitas sistem keuangan. Melalui akses pembiayaan yang mudah dan murah, penciptaan pusat-pusat kegiatan ekonomi baru di berbagai daerah akan dapat terwujud,” kata Ogi, Minggu (29/10).
Mantan Komisaris Utama Bank Mandiri ini pun mengatakan bahwa, rendahnya suku bunga tidak akan mempengaruhi keuntungan yang akan didapatkan bank. Karena itu, dia meminta agar pihak bank tidak sampai salah persepsi dengan dorongan bunga rendah ini yang disampaikan OJK.
"Saya janji tidak akan membatasi margin (keuntungan) bank. Kalau ada capping (pembatasan) bunga deposito itu tidak akan pengaruh," imbuhnya.
"Karena dengan bunga rendah ini akan menstimulasi dari berbagai sudut. Kalau bunga kredit rendah, maka permintaan kredit bisa semakin tinggi, ini juga yang harus dilihat," tandasnya.
Sebelumnya, Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI) memutuskan mempertahankan suku bunga acuan BI 7-day Reverse Repo Rate (BI 7-day RR Rate) pada Januari 2018. Suku bunga acuan bulanan dipertahankan sebesar 4,25 persen.
"Rapat Dewan Gubernur pada 17 hingga 18 Januari 2018 memutuskan mempertahankan BI 7-day Reverse Repo Rate tetap sebesar 4,25 persen," ujar Asisten Gubernur Kepala Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI, Dodi Budi Waluyo, di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Kamis (18/1).
Baca juga:
OJK ungkap pembiayaan fintech capai Rp 2,6 triliun dengan 259.635 debitur
Ini rencana kerja strategis OJK di 2018, salah satunya pembiayaan infrastruktur
Presiden Jokowi akui ekonomi RI belum bisa lari cepat meski sehat
Bos OJK diangkat sebagai Ketua Masyarakat Ekonomi Syariah hingga 2020
OJK soal selasar BEI roboh: Proses transaksi berjalan normal, tak ada gangguan