OJK Perluas Akses Keuangan di Pedesaan, Genjot Potensi Wisata Hingga UMKM
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus berupaya mendorong akses keuangan ke masyarakat desa, guna memperkuat potensi wisata hingga produk dari UMKM di pedesaan. Salah satunya melalui program Ekosistem Keuangan Inklusif (EKI).
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus berupaya mendorong akses keuangan ke masyarakat desa, guna memperkuat potensi wisata hingga produk dari UMKM di pedesaan. Salah satunya melalui program Ekosistem Keuangan Inklusif (EKI).
Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen OJK Friderica Widyasari Dewi mengatakan, penguatan akses terhadap produk jasa keuangan, hingga pendampingan UMKM menjadi fokus program tersebut.
-
Kenapa OJK mengedukasi perempuan, guru, dan pelaku UMKM tentang literasi keuangan? Hal ini sejalan dengan Strategi Nasional Literasi Keuangan Indonesia (SNLKI) 2021-2025 dan Sasaran Prioritas Literasi dan Inklusi Keuangan Tahun 2023 yang menjadikan mereka sebagai sasaran strategis penerima program edukasi keuangan.
-
Dimana OJK mengadakan kegiatan edukasi literasi keuangan untuk guru dan pelaku UMKM? Upaya OJK tersebut diwujudkan dengan menggelar kegiatan “Edukasi Keuangan dalam Rangka Memperingati Hari Guru Nasional 2023” di Blora, Jawa Tengah, Selasa (5/12).
-
Apa yang dikatakan OJK mengenai sektor jasa keuangan Indonesia saat ini? Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 30 Agustus 2023 menilai stabilitas sektor jasa keuangan nasional terjaga dan resilien dengan indikator prudensial. seperti permodalan maupun likuiditas yang memadai serta profil risiko yang terjaga di tengah meningkatnya ketidakpastian perekonomian global.
-
Bagaimana OJK meningkatkan sinergi dan kolaborasi untuk memperluas akses keuangan? Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama seluruh pemangku kepentingan terus meningkatkan sinergi dan kolaborasi memperluas akses keuangan di seluruh wilayah Indonesia dalam mendukung Pemerintah mencapai target Inklusi Keuangan sebesar 90 persen pada 2024.
-
Kenapa OJK mengupayakan perluasan akses keuangan di Jawa Tengah? Otoritas Jasa Keuangan bersama seluruh pemangku kepentingan terus memperluas akses keuangan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mendukung pertumbuhan ekonomi di daerah.
-
Kenapa OJK mengimbau masyarakat waspada terhadap penipuan keuangan? Masyarakat Indonesia diimbau agar selalu waspada terhadap modus penipuan layanan di sektor jasa keuangan. Pasalnya sudah terjadi penipuan yang merugikan banyak korban.
"Jadi hari ini kita meresmikan EKI, Ekosistem Keuangan Inklusif di sini jadi kita ingin membuka akses keuangan yang sebesar-besarnya kepada masyarakat. Tapi ini lebih spesifiknya karena ini bukan seperti event biasa, tapi ini kita melakukan pendampingan," ujar dia dalam Kick-Off Ekosistem Keuangan Inklusif di Wilayah Perdesaan di Nagari Sumpur, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat, Kamis (22/6).
Pada sisi pendampingan, OJK menggandeng Pemerintah Provinsi Sumatera Barat, Bank Indonesia, Bank Nagari, hingga pihak terkait lainnya untuk menyisir potensi desa Nagari Sumpu kali ini. Langkah pertama ini masuk dalam fase pra-inkubasi.
"Jadi nanti kita lihat nih masyarakat disini tuh apa sih yang kuat, apa yang bisa dikembangkan, tadi ada ikan bilih, sawo, terus kemudian mungkin pakaian, UMKM, ya itu bisa dikembangkan," terangnya.
Selanjutnya, akan masuk pada fase inkubasi. Pada bagian ini, pelaku usaha kecil menengah akan diberikan pendampingan oleh pelaku usaha jasa keuangan (PUJK). Di sini, peran Bank BRI, Sarana Multigriya Finansial (SMF), Pegadaian, Bank Nagari, sampai Permodalan Nasional Madani (PNM) berperan memberikan pendampingan.
"Kemudian inkubasinya tadi ada teman-teman dari BRI, SMF, teman-teman dari pegadaian, Bank Nagari, PNM, itu nanti akan melakukan pendampingan," urainya.
Adanya pendampingan dimaksudkan untuk membuka peluang perluasan skala usaha, sehingga dibutuhkan dukungan pembiayaan dari sektor keuangan yang legal. "Nah intinya kita ingin membuka akses terhadap keuangan sebanyak-banyaknya. Jangan sampai kita melihat masyarakat kita yang butuh akses keuangan misalnya kemudian malah kena nanti kepada rentenir," tegasnya.
Pada saat yang sama, juga diberikan edukasi pada generasi muda untuk segera mengakses produk jasa keuangan. Misalnya, dengan program pembuatan rekening untuk pelajar.
"Tadi anak-anak juga kita bukakan rekening tabungan untuk simpel ya, simpanan pelajar. Jadi, kemudian nanti pasca inkubasi itu seperti apa. Jadi kita akan melihat bagaimana kemudian dampaknya kepada masyarakat," pungkasnya.
Reporter: Arief Rahman H.
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
OJK: Masih Ada Risiko dari Gap Literasi dan Inklusi Keuangan
Beda Strategi OJK Tingkatkan Literasi Keuangan Masyarakat Desa dan Kota
Fenomena Klenik di Zaman Modern, Antara Kepercayaan dan Himpitan Ekonomi
Ternyata Banyak Negara Kawasan ASEAN Punya Tingkat Inklusi Keuangan Rendah
Buka Potensi Blockchain untuk Bisnis Keuangan di Indonesia bersama D3 Labs
Literasi Keuangan Perempuan Tertinggal dari Laki-Laki, Ini yang Dilakukan Industri