Operasional Lifting Migas Kini Gunakan Program Dekarbonisasi, Begini Penerapannya
Program tersebut antara lain penggunaan Solar Panel Offshore-Sidayu sebagai penambahan sumber energi.
Program Dekarbonisasi Diterapkan di Fasilitas Onshore dan Offshore Migas
Anak usaha PT PGN Tbk Subholding Gas Pertamina, PT Saka Energi Indonesia (PGN Saka) menjalankan inisiatif program dekarbonisasi dalam kegiatan operasional lifting migas.
Direktur Utama PGN Saka, Avep Disasmita mengatakan, program dekarbonisasi diterapkan di sejumlah fasilitas baik onshore maupun offshore.
Dekarbonisasi PGN Saka saat ini merupakan hasil penyusunan roadmap periode 2022-2030.
Program tersebut antara lain Solar Panel Offshore-Sidayu sebagai penambahan sumber energi yang secara independen untuk memberikan catu daya peralatan listrik pada fasilitas proses di Proyek Sidayu.
Solar panel dengan kapasitas total 18,36 kWp dipasang untuk memenuhi kebutuhan energi listrik di Well Head Platform C (WHP-C) dan WHP-D.
Program dapat mereduksi emisi sebesar 67,42 ton CO2eq per semester dengan potensi penghematan sebesar 25.052 liter solar.
Kedua, adalah carbon offset, yang diinisiasi karena dalam proses produksi gas dapat menghasilkan emisi gas CO2. Dari hasil mitigasi, masih menyisakan sisa-sisa gas rumah kaca.
"Inovasi carbon offset dilakukan dengan menanam mangrove di sekitar area industri untuk mengurangi emisi gas rumah kaca. Program ini berpotensi mereduksi emisi sebesar 16.417 ton CO2 ekuivalen per tahun," jelas Avep.
PGN Saka juga memanfaatkan gas buang dari gas turbine generator (GTG), yang mana gas buang dari GTG di-recovery menggunakan absorption chiller.
GTG yang beroperasi di offshore dan onshore menghasilkan gas buang dengan temperatur yang masih cukup tinggi.
Avep melanjutkan, pemanfaatan gas buang GTG dapat mereduksi emisi sebesar 1.687 ton CO2 ekuivalen per tahun dengan potensi penghematan energi sebesar 34.047 MMSCF.
Program keempat adalah melakukan substitusi gas engine pada flash gas compressor dengan electric driven flash gas compressor.
PGN Saka terdorong untuk mengimplementasikan program itu, karena engine pada flash gas compressor masih menghasilkan emisi CO2. Program tersebut mampu mereduksi emisi sebesar 4.143 ton CO2 eq per tahun dengan potensi penghematan energi sebesar 41,3 MMSCF.
Saat ini, PGN Saka memiliki 11 aset hulu migas, 10 di antaranya berada di Indonesia dan 1 blok shale gas di Texas, Amerika Serikat. Seluruhnya, memberi perhatian terhadap aspek lingkungan dan sosial masyarakat. "PGN Saka berprinsip untuk melaksanakan program pengurangan emisi serta pemilihan teknologi yang ramah lingkungan, efisien, dan berkelanjutan. Untuk mencapai target penurunan emisi, kami menggalakkan berbagai upaya dengan tetap menjaga produktivitas dan efektifitas operasi," tutup Avep.