Organda dan oknum dishub jadi biang kerok tarif angkutan sulit turun
Oknum dishub nakal bermain dengan meminta setoran tinggi kepada angkutan umum.
Pengamat transportasi, Djoko Setijawarno, menuding adanya praktik oknum Dinas Perhubungan (Dishub) nakal membuat tarif angkutan Jakarta tak kunjung turun mengikuti penurunan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Premium dan Solar. Oknum tersebut bermain dengan meminta setoran tinggi kepada angkutan umum yang membuat biaya operasional membengkak.
"DKI banyak oknumnya termasuk dari Dishub sendiri. Contohnya saja harga bajaj di Jakarta masa Rp 102 juta. Di India itu cuma paling mahal Rp 50 juta," ucap Djoko ketika dihubungi merdeka.com di Jakarta, Rabu (14/1).
Bukan hanya itu, Organda di Jakarta juga disebut ikut bermain. Hal ini terbukti dari enggannya Organda bergabung dengan Pemda DKI. Menurut Djoko, Pemda DKI sendiri sudah berusaha menata angkutan umum, namun, terkendala kepentingan Organda.
"DKI mau tapi Organda tidak mau. Kalau mau memberesi angkutan umum itu Organda harus ikut. Organda jangan ikut bermain," katanya.
Djoko mengakui tarif angkutan umum saat ini cukup memberatkan masyarakat. Seharusnya tarif bisa turun mengikuti penurunan harga bahan bakar.
"Mereka (angkutan umum) sudah keluar banyak, jadinya masyarakat juga yang dirugikan. Ini karena organda ngotot dan ada oknum Dishub nakal," tutupnya.