Pelaku industri kaca Tanah Air diajak ikut pameran Glasstec ke-25 di Jerman
Industri kaca nasional perlu melakukan pengembangan produk berkualitas yang memenuhi standar SNI agar mampu berkembang dan bersaing dengan produk impor yang membanjiri pasar domestik.
Pemeran terbesar industri kaca Glasstec 2018 akan digelar untuk ke-25 kali di Düsseldorf, Jerman pada tanggal 23–26 Oktober 2018 mendatang. Glasstec merupakan pameran business-to-business terbesar untuk industri kaca di dunia, untuk memamerkan teknologi, pengembangan produk, berbagai solusi, dan proses pembuatannya.
Menjelang pameran, Messe Düsseldorf selaku penyelenggara melakukan roadshow presentasi ke Indonesia. Menurutnya, dunia melihat industri kaca Indonesia cukup disegani karena memiliki pemain global yang mampu bersaing di pasar ekspor. Pasar dalam negeri juga cukup besar dengan permintaan didorong oleh sector property dan otomotif.
-
Apa yang menunjukkan pertumbuhan industri manufaktur Indonesia? Geliat pertumbuhan ini dapat terlihat dari peningkatan permintaan baru yang menunjukkan aktivitas produksi yang semakin terpacu.
-
Bagaimana PT Astra Agro Lestari Tbk mengembangkan industri perkebunan di Indonesia? Astra Agro Lestari Tbk (Perseroan) mulai mengembangkan industri perkebunan di Indonesia sejak lebih dari 30 tahun yang lalu.
-
Bagaimana pertumbuhan industri di Sidoarjo berkontribusi terhadap perekonomian daerah? Pertumbuhan industri di Sidoarjo telah memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perekonomian daerah dan menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat setempat.
-
Siapa yang mengunjungi Indah Permatasari di Jakarta? Mertua Indah Permatasari beberapa waktu lalu datang ke Jakarta mengunjungi anak, menantu dan cucu mereka.
-
Bagaimana cara pemerintah memastikan Jakarta tetap menjadi pusat bisnis setelah IKN pindah? Sebelumnya, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah memberikan jaminan bahwa Jakarta akan tetap menjadi pusat bisnis meski IKN pindah ke Kalimantan. Asisten Perekonomian dan Keuangan Sekretaris Daerah DKI Jakarta, Sri Haryati, menyatakan hal ini dalam Indonesia Retail Summit (IRS) 2023 di Jakarta, Senin (14/8/2023).
-
Bagaimana cara PIDI 4.0 membantu industri di Indonesia? PIDI 4.0 memiliki showcase center yang menunjukkan miniatur penerapan teknologi 4.0 pada industri. Selain mengunjungi showcase center yang berlokasi di lantai dasar PIDI 4.0, pengunjung juga bisa melihat command center & control room di lantai 2, industry 4.0 laboratorium di lantai 3, test bed facilities di lantai 4, coworking space di lantai 8, dan fasilitas lainnya yang tersedia.
"Untuk itulah kita mengutamakan bertemu dengan pelaku industri kaca Indonesia berharap mereka mengambil kesempatan emas bertemu dengan pelaku industri ternama di dunia pada ajang Glasstec 2018," ujar Global Head and Director Messe Düsseldorf GmbH, Birgit Horn di Jakarta, Rabu (14/3).
Acara juga dihadiri oleh Yustinus H. Gunawan selaku Ketua Umum Asosiasi Kaca Lembaran dan Pengaman (AKLP), Henry Susanto selaku Ketua Asosiasi Produsen Gelas Kaca Indonesia, Rully Tanuwidjaja dari Ikatan Arsitek Indonesia, dan Egbert Wenninger the Senior VP of the VDMA (Asosiasi Manufaktur Mesin dan Pabrik Jerman).
Mengenai Glasstecc 2018, Yustinus H. Gunawan mengatakan, industri kaca nasional perlu melakukan pengembangan produk berkualitas yang memenuhi standar SNI agar mampu berkembang dan bersaing dengan produk impor yang membanjiri pasar domestik.
"Kami mengajak pelaku industri kaca Indonesia untuk berkunjung ke Glasstec 2018 untuk mengetahui perkembangan teknologi terkini, sekaligus menemukan rekan bisnis di ajang ini."
Pameran glasstec yang ke-25 tahun ini akan menentukan standar-standar yang akan berlaku di industri kaca dunia. Para peserta pameran dari berbagai belahan dunia akan menghadirkan inovasi produk terbaru mereka. Selain itu berbagai program seminar, demo produk, dan pelatihan menghadirkan pakarnya akan memberikan insight yang sangat berharga bagi pelaku Indonesia untuk dapat bersaing.
Pada pameran sebelumnya, Glasstec 2016 diikuti oleh lebih dari 1.230 peserta yang berasal dari 52 negara dan berhasil menarik perhatian lebih dari 40.100 pengunjung dari 121 negara, mengukuhkannya sebagai pameran dagang terbesar dan terpenting di industri kaca dunia. Dari jumlah pengunjung tersebut, 86 persen adalah orang-orang yang terlibat dalam pengambilan keputusan di perusahaan mereka.
Selama pameran, akan didemonstrasikan berbagai teknologi pembuatan produk kaca bertajuk glass technology live. Demonstrasi produk ini terselenggara bekerjasama dengan jaringan universitas yang ada di Eropa, yaitu Technische Universität Darmstadt,Technische Universität Delft, Technische Universität Dresden, dan Technische Universität Dortmund.
Selain demonstrasi produk, teknologi dan solusi, berbagai konferensi, seminar dan pertemuan-pertemuan bisnis lainnya juga turut melengkapi acara Glasstec 2018. Berbagai acara yang ada dimaksudkan untuk menjembatani antara teori dengan praktik, serta agar terjalin hubungan baik di antara peserta dan pengunjung Glasstec untuk mendukung terjadinya hubungan bisnis. Konferensi yang akan diadakan juga mengusung berbagai tema menarik untuk didiskusikan.
Salah satu hal yang membedakan Glasstec 2018 dengan gelaran sebelumnya adalah adanya dukungan dari pemerintah Jerman melalui Kementerian Ekonomi dan Energi terhadap perusahaan-perusahaan start-up. Kepedulian tersebut diwujudkan dengan menghadirkan area pameran khusus perusahaan–perusahaan start-up serta pemberian subsidi bagi perusahaan-perusahaan baru Jerman yang bergerak di industri kaca. Perusahaan-perusahan start-up tersebut diberikan kesempatan bertemu untuk menjalin hubungan bisnis dengan berbagai perusahaan ternama.
Direktur WAKENI Rini Sumardi mengatakan, beberapa tahun belakangan ini perbaikan dan pembangunan infrastruktur di Indonesia menjadi fokus kerja Indonesia. Kaca merupakan salah satu bahan komoditi yang diperlukan untuk menunjang pembangunan dan revitalisasi berbagai infrastruktur yang ada. Untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri serta meningkatkan kualitas produk kaca yang sudah ada di tanah air saat ini, diperlukan bahan baku, teknologi serta proses finishing yang berkualitas. Tak hanya itu, para arsitek serta designer juga perlu berbagai produk kaca yang berkualitas untuk diterapkan pada berbagai desain mereka.
"Glasstec yang akan diadakan di Duesseldorf, Jerman pada tanggal 23–26 Oktober 2018 mendatang merupakan salah satu event yang berfokus pada teknologi dan produk terkini bagi industri kaca dari seluruh dunia. Ajang ini menjadi kesempatan yang baik bagi para pelaku industri kaca di tanah air untuk mengikuti lebih lanjut bagaimana perkembangan teknologi industri kaca, dan untuk melihat teknologi mana yang perlu dan penting untuk Indonesia," tutupnya.
Baca juga:
Kawasan industri JIIPE Gresik ditarget serap investasi Rp 83,2 T dan 500.000 pekerja
Kemajuan industri mebel dan kerajinan RI terkendala regulasi
Izin impor garam ditahan, sejumlah pabrik mamin terancam berhenti produksi
Kemenperin usul revisi DNI karet remah, tetap tutup investasi minuman beralkohol
Menperin: Revolusi industri 4.0 beri kesempatan Indonesia untuk bangkit