Indef Ungkap Penyebab Industri Keramik Tanah Air Lesu
Kondisi ini dipicu lesunya industri keramik Tanah Air dalam beberapa waktu terakhir.
Ekonom Senior Indef Faisal Basri menyoroti kinerja Menteri Perindustrian Agus Gumiwang terkait sejumlah industri manufaktur mengalami kemerosotan.
Salah satunya terkait kinerja industri keramik karena banyak perusahaan di industri tersebut bangkrut.
"Banyak perusahaan bangkrut, bukan hanya keramik. Banyak yang bangkrut, tekstil bangkrut. Belum bisa pulih dari covid-19, program restrukturisasinya sudah selesai, yang ndak bisa restrukturisasi ya sudah dia bangkrut, dijual," kata Faisal dalam Diskusi Indef terkait Menguji Rencana Kebijakan BMAD Terhadap Keramik, di Jakarta, Selasa (16/7).
Faisal menilai Menteri Perindustrian saat ini tengah sibuk kampanye. Sehingga segala urusan perindustrian di tanah air terbengkalai.
"Bukan hanya di keramik. Orang menterinya (Agus Gumiwang) sibuk kampanye, petinggi Golkar, mana ngurusin? Anda pernah dengar menteri perindustrian bikin pernyataan? Jarang dia, mungkin gak semua Anda tahu nama menteri perindustrian siapa," kata Faisal.
Lebih lanjut, Faisal juga merespons rekomendasi Komite Anti Dumping Indonesia (KADI) terkait penerapan bea masuk anti dumping (BMAD) berkisar 100-199 persen untuk keramik impor asal China.
Menurutnya, usulan yang dilakukan KADI tersebut tidak masuk akal. Adapun terkait banyaknya pabrik ubin keramik yang bangkrut di tanah air, karena kondisi industri di Indonesia memang sedang dalam keadaan goyah, tidak hanya ubin keramik.
"Industrinya diganggu melulu. Industri manufaktur itu, kira-kira dalam periode observasi ini itu sepertiganya masih minus," kata Faisal.
"Bukan keramik doang kalau pun minus. Industri lainnya juga minus terus. Sampai tahun 2022 lah ya (periode penyelidikan) masih banyak yang merah. Jadi ini tren industri,” pungkasnya.