Pemain Kripto Mesti Waspadai Pemulihan Ekonomi, ini Alasannya
Institute for Development of Economics dan Finance (INDEF) mengingatkan investor aset kripto mewaspadai ekonomi global kembali membaik usai dihantam pandemi Virus Corona. Menjamurnya aset kripto, salah satunya disebabkan oleh ekonomi global yang sedang lesu sehingga peminat investasi obligasi dan saham berkurang.
Institute for Development of Economics dan Finance (INDEF) mengingatkan investor aset kripto mewaspadai ekonomi global kembali membaik usai dihantam pandemi Virus Corona. Menjamurnya aset kripto, salah satunya disebabkan oleh ekonomi global yang sedang lesu sehingga peminat investasi obligasi dan saham berkurang.
"Kalau perekonomian global membaik, akan menjadi ujian bagi pasar kripto, karena orang bisa saja kembali ke investasi obligasi, saham, dan lainnya. Kalau aset kripto tidak bonafide mungkin akan ditinggalkan," ujar Wakil Direktur Indef, Eko Listiyanto, saat diskusi daring, Jakarta, Kamis (24/6).
-
Kapan Bursa Berjangka Aset Kripto diluncurkan? Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan meluncurkan Bursa Berjangka Aset Kripto di Jakarta, Jumat (28/7).
-
Bagaimana cara Mendag meningkatkan literasi terkait aset kripto? Mendag berharap, Bursa Kripto dapat berkolaborasi dengan pemerintah untuk terus melakukan literasi kepada masyarakat dengan memberikan informasi yang tepat terkait risiko, manfaat, dan potensi dari Perdagangan Aset Kripto.
-
Siapa yang meluncurkan Bursa Berjangka Aset Kripto? Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan meluncurkan Bursa Berjangka Aset Kripto di Jakarta, Jumat (28/7).
-
Di mana kripto telah menembus batas ritel? Bitrefill bahkan melampaui batas ritel, mencakup kartu kredit, utilitas, pinjaman, layanan kesehatan, hipotek, dan banyak lagi.
-
Apa yang dilakukan Kemenkumham untuk meningkatkan perekonomian Indonesia? Menurut Yasonna, dengan diselenggarakannya Temu Bisnis Tahap VI, diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap perkembangan perekonomian Indonesia.
-
Kenapa kampanye uang bisa merusak sistem politik Indonesia? Akan tetapi, ini bukanlah sistem politik yang baik dan sehat karena orang tidak memilih berdasarkan program kerjanya. Padahal, orang itu memilih inginnya bisa menjadi lebih sejahtera kehidupannya.
Berdasarkan laporan tahunan anggota fintech Indonesia, aset kripto memang mengalami pertumbuhan pesat sejak 2013 hingga 2021. Pada Februari 2021, tercatat 4.501 unit aset kripto di dunia, naik 1684 unit dibandingkan 2019 yang berjumlah 2.817 unit.
"Bappebti mencatat hingga Maret 2021 total transaksi aset kripto di Indonesia mencapai Rp126 triliun," ujar Eko.
Investor Cocok untuk Aset Kripto
Selain itu, Eko juga mengingatkan sifat aset kripto yang sangat fluktuatif. Dia menyarankan agar investor dengan tipe high risk saja yang berinvestasi di aset kripto. Terlebih dengan sistem digitalisasi yang tidak memiliki jaminan aspek keamanan.
Investor tidak menggunakan dana yang berasal dari alokasi konsumsi apalagi dari pinjaman. Selain juga waspada terhadap aset kripto yang menjanjikan keuntungan tetap. "Fluktuasi yang tinggi dalam keuangan engga match dengan janji keuntungan tetap, itu sangat sulit dimengerti. Kalau model begitu, harus melihat lebih jauh," kata Eko.
(mdk/bim)