Rahasia Besar Judi Online Dibocorkan Jenderal Intelijen, Jebakan Maut Bikin Pemainnya Melarat
Eks Kepala BIN jelaskan cara kerja judi online yang merugikan korbannya.
Menko Polkam Budi Gunawan, Menkomdigi Meutya Hafid dan Kabareskrim Komjen Wahyu Widada merilis hasil pengungkapan kasus judi online, Kamis (21/11).
Dalam kasus ini, terungkap 734 pelaku judi online dengan 619 kasus yang tersebar di berbagai daerah se-Indonesia.
Budi Gunawan juga mengungkap bagaimana bandar judi mengoperasikan sistem sehingga berhasil menggaet banyak korban.
Alih-alih mendapat keuntungan, masyarakat justru semakin dekat dengan kerugian karena rasa penasaran dan harapan yang besar.
Lantas seperti apa cara kerja judi online menurut Budi Gunawan? Simak ulasan berikut ini.
Jebakan 'Hormon Endorfin'
Menko Polkam Budi Gunawan dalam konferensi pers mengungkapkan bagaimana judi online bisa merugikan masyarakat.
Dalam keterangannya, ia menyebut bahwa para bandar judi memanfaatkan strategi 'hormon endorfin' pemainnya agar selalu timbul rasa penasaran.
"Terkait dengan judi online ini, pakar cyber security mengatakan bahwa judi online ini katanya ada kaitan mendatangkan hormon endorfin yang membuat pemain ini penasaran, merasa senang dan bahagia ketika berhasil menang," ungkapnya.
Para pemain di awal akan diberi kemenangan sebelum akhirnya kalah sehingga terus mencoba hingga kembali berhasil.
"Kita tahu modus yang dipakai bandar judi online ini menggaet para korbannya dengan memberi keuntungan terlebih dahulu sehingga memberi kesan bahwa judi online ini bisa menjadi salah satu mata pencaharian.
Pihaknya kini telah memulai kampanye anti judi online kepada masyarakat agar paham bahwa judi online adalah salah satu modus penipuan.
"Oleh karenanya melalui kesempatan ini kami juga menghimbau kepada masyarakat agar lebih berhati-hati percayalah slot atau judi online itu adalah penipuan. Masyarakat selama ini ditipu oleh para operator judi, tambahnya.
Program Judi Online Sudah Di-setting
Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) tersebut juga menjelaskan bahwa bandar judi telah menyetting program agar masyarakat kalah sehingga terus melakukan deposit.
Cara tersebut digunakan karena para korbannya akan terus berharap bisa memenangkan permainan.
"Masyarakat diberi harapan bisa menang dalam permainan judi online padahal program judi online sudah disetting agar masyarakat pasti ujung-ujungnya kalah kita tidak bisa menarik uangnya," sambungnya.
Budi Gunawan juga menyayangkan adanya keterlibatan anak di bawah umur yang menjadi korban judi online.
Bahkan menurut data yang diperolehnya ada sekitar 80 ribu anak di bawah 10 tahun yang sudah kecanduan judi online.
"Oleh karenanya upaya kampanye dan edukasi jadi penting karena tadi sebagaimana telah disampaikan di rilis ini bahwa telah menyasar di kalangan tua dan anak-anak."
"Tadi telah disampaikan ada yang di bawah 10 tahun itu sampai 80 ribu orang, kemudian ada yang mahasiswa dan sebagainya," jelasnya.
Bersama jajarannya, ia telah berupaya semaksimal mungkin untuk bisa menjangkau generasi muda agar tidak terjerumus pada jebakan judi online.
"Kita harus terus melakukan upaya-upaya yang maksimal dan masif untuk menyelamatkan generasi penerus kita," pungkasnya.