Pemerintah bantah tiru China lemahkan mata uang
Pemerintah sempat dinilai sengaja melemahkan Rupiah terhadap Dolar AS untuk menggenjot pertumbuhan ekspor.
Nilai tukar Rupiah kembali merosot ke angka Rp 13.850 per USD. Pelemahan tersebut dinilai imbas dari kebijakan pemerintah China yang sengaja melemahkan mata uang Yuan terhadap USD.
Nilai tukar Rupiah mengalami pelemahan sejak awal 2015. Bahkan, pemerintah sempat dinilai sengaja melemahkan Rupiah terhadap Dolar AS untuk menggenjot pertumbuhan ekspor.
Namun, pemerintah membantah sengaja melemahkan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS. Pelemahan Rupiah dinilai akibat imbas dari perlambatan ekonomi global.
"Tidak ada yang sengaja melakukan ini (pelemahan). Ini kita ikuti mekanisme yang ada saat ini. Saya tidak suka kalau ada yang nyeloteh Rupiah sengaja dilemahkan," ujar Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro di Gedung DPR RI, Jakarta, Kamis (20/8).
Menurut dia, kondisi saat ini memang membuat Rupiah sulit menguat terhadap Dolar AS lantaran mata uang negara lain pun ikut melemah. Jadi, kata dia, jika Rupiah diperkuat secara sengaja oleh pemerintah, sedangkan mata uang negara lain sedang melemah maka daya saing akan terganggu.
Bambang menegaskan saat ini pemerintah masih melihat kondisi fundamental nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS. Meskipun, saat ini Rupiah berada jauh di bawah ekspektasi pemerintah.
"Yang sekarang memang sangat undervalue ya, jadi harus diupayakan lebih diperkuat. Hari ini bukan karena fundamentalnya tapi yang terjadi hari ini itu karena global," pungkas dia.