Ekonomi Sedang Lesu, Pemerintah China Bikin Regulasi Larangan Pamer Harta
Industri keuangan China sedang mengalami perombakan signifikan.
Regulator keuangan China memerintahkan industri sekuritas, dana dan berjangka untuk menghilangkan tren yang tidak sensitif seperti pemujaan uang, pemborosan dan spekulasi berlebihan. Kebijakan ini mempertimbangkan kondisi ekonomi China yang tengah lesu.
"Jangka pendek dan pamer kekayaan juga akan dibatasi," kata Chen Huaping, Wakil Ketua Komisi Pengawasan Sekuritas Tiongkok (CSRC), dilansir dari South China Morning Post (SCMP), Senin (2/9).
Chen menuturkan, para profesional industri akan dibimbing untuk menghargai reputasi profesional mereka dan mematuhi standar etika, sehingga menumbuhkan citra integritas, profesionalisme, dan tanggung jawab yang akan mendatangkan kepercayaan dan keyakinan dari para investor.
Industri keuangan China sedang mengalami perombakan signifikan, kendati pernah berkembang pesat dengan banyaknya peluang dan proyek investasi, aliran uang panas yang tiada habisnya, serta bankir dan pialang yang digaji besar.
Pertumbuhan ekonomi China yang melambat, serta kemerosotan properti yang terus-menerus, risiko utang, dan permintaan yang lesu terus mengganggu lanskap keuangan, sementara PHK dan pemotongan gaji terus menghantui sebagian dari pekerja bergaji tertinggi di negara tersebut.
Gelombang PHK
Pekan lalu, media China melaporkan bahwa beberapa karyawan dari China International Capital Corporation (CICC) telah menerima email yang memberitahukan mereka tentang penurunan jabatan dan pemotongan gaji.
CICC melaporkan dalam laporan setengah tahunannya bahwa pihaknya telah mengurangi tenaga kerjanya sebanyak 246 karyawan pada paruh pertama tahun 2024, dengan 221 posisi dipotong di daratan China dan 25 di operasi luar negeri.
Perusahaan telah mengurangi biaya terkait staf sebesar 43,4 persen dalam tiga bulan pertama tahun ini dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2023, menurut laporan triwulanan.
Data dari platform keuangan iFinD oleh Tonghuashun menunjukkan bahwa 14 perusahaan sekuritas terbesar dengan aset melebihi 200 miliar yuan (USS28 miliar) di China secara kolektif telah memangkas tenaga kerja mereka sebanyak 5.735 karyawan pada paruh pertama tahun ini.
Founder Securities memangkas 1.381 posisi, sementara Citic Securities, China Securities, Guosen Securities, dan GF Securities juga masing-masing mengalami pengurangan lebih dari 500 karyawan.
“CSRC akan secara aktif mempromosikan budaya keuangan yang jujur, berintegritas, beretika, dan patuh pada peraturan di industri sekuritas, reksa dana, dan berjangka,” imbuh Chen.
Para pemimpin China telah menganggap risiko keuangan sebagai hal terpenting dalam stabilitas ekonomi ekonomi terbesar kedua di dunia, dengan upaya pembersihan yang lebih luas dan pengawasan yang lebih intensif yang sudah dilakukan.
- Teladani Nabi Muhammad, Haedar: Jauhi Sikap Ekstrem Menebar Benih Saling Membenci
- Polisi Buru WN Hongkong Bos Perusahaan Animasi, Inisial CL
- Megawati Undang Ilmuwan Rusia Teliti Gunung Api Bawah Laut: Mereka Punya Ilmu Hitung Kapan Meletus
- Rano Karno ke Ridwan Kamil: Dia Harus Menang Tebal, Kalau Tipis Kalah sama Gue!
- Gara-Gara Aplikasi Kencan, Kesenjangan di Amerika Serikat Makin Tinggi
Berita Terpopuler
-
Arsjad Rasjid Minta Bantuan Jokowi Atasi Kisruh Pengangkatan Anindya Bakrie Sebagai Ketua Kadin
merdeka.com 16 Sep 2024 -
Pimpinan KPK 'Curhat' Sulit Bertemu Jokowi, Istana Jelaskan Alasannya
merdeka.com 16 Sep 2024 -
Ahmad Luthfi Ungkap Pesan Jokowi untuk Dirinya, Tuntaskan Masalah di Jateng
merdeka.com 15 Sep 2024 -
VIDEO: Prabowo Ucapkan Kata Menyentuh Bikin Jokowi Terharu, Luhut Datang Beri Hormat
merdeka.com 15 Sep 2024 -
VIDEO: Menohok Pesan Jokowi Depan Prabowo "Jangan Bikin Kebijakan Ekstrem Rugikan Rakyat!"
merdeka.com 15 Sep 2024