Bukti Ekonomi China Makin Suram
Daya beli masyarakat China tetap lemah meski pemerintah telah menggelontorkan sejumlah insentif.
Deflasi yang terjadi di Indonesia selama lima bulan berturut-turut, juga dialami oleh China. Dilansir dari Reuters, China mengalami deflasi yang semakin dalam akibat tren inflasi yang terus turun pada September 2024.
Kondisi ini anomali di tengah upaya pemerintah Beijing meluncurkan berbagai paket stimulus ekonomi demi menggerakan perekonomian China yang sedang mengalami tren permintaan yang lemah akibat lesunya perekonomian.
Berdasarkan data Biro Statistik Nasional, Indeks Harga Konsumen (IHK) China naik 0,4 persen dari tahun sebelumnya di bulan yang sama yaitu September, dibandingkan dengan kenaikan 0,6 persen pada bulan Agustus.
Lemahnya perekonomian China juga membuat pemerintah meluncurkan bantuan yang sangar jarang dilakukan seperti memberikan bantuan langsung tunai (BLT), kepada masyarakatnya yang berada di garis kemiskinan ekstrem.
Dilansir dari Channel News Asia (CNA), BLT yang diberikan pemerintah lantaran negara tersebut sedang berjuang habis-habisan untuk meningkatkan ekonomi yang mengalami tren penurunan.
Berdasarkan penjelasan dari Kementerian Urusan Sipil China, bantuan tunai akan didistribusikan kepada kelompok yang kurang beruntung, termasuk anak yatim dan orang miskin.
"Pemerintah daerah harus memastikan bahwa dana tersebut sampai kepada mereka yang membutuhkan sebelum tanggal 1 Oktober untuk menunjukkan rasa cinta dan kepedulian partai dan pemerintah terhadap masyarakat yang membutuhkan," demikian pernyataan kementerian.
Pernyataan itu tidak menyebutkan berapa banyak yang akan diterima setiap orang atau berapa biaya yang harus dikeluarkan pemerintah China untuk langkah tersebut.
Minggu ini, China meluncurkan paket stimulus besar-besaran yang akan menyuntikkan sekitar 1 triliun yuan atau setara Rp2.148 triliun sebagai likuiditas jangka panjang ke pasar keuangan negara yang sedang kesulitan.
Pada hari Selasa, kepala bank sentral China Pan Gongsheng menguraikan rencana untuk lebih mendukung pasar properti, termasuk pemotongan suku bunga hipotek.
Pengumuman ini juga muncul menjelang Hari Nasional China, yang diperingati setiap tanggal 1 Oktober.
Tuai Respon Positif
Di situs mikroblog populer Sina Weibo, Wang Shacheng, seorang Profesor Madya di Universitas Pusat Keuangan dan Ekonomi di Beijing, mengatakan bahwa pemberian bantuan satu kali tersebut merupakan “tindakan penting” dalam meningkatkan penghidupan masyarakat.
“Hal ini tidak saja mencerminkan kepedulian Partai dan Pemerintah yang mendalam terhadap mereka yang membutuhkan, tetapi juga merupakan langkah penting untuk melindungi dan meningkatkan penghidupan rakyat,” tulisnya.
Namun, beberapa pengguna Weibo menyampaikan kekhawatiran tentang bantuan keuangan yang tidak sampai ke mereka yang membutuhkan. "Kita harus berhati-hati agar bantuan tersebut tidak jatuh ke dompet orang lain," kata pengguna tersebut.
Sementara yang lain menyuarakan kekhawatiran bahwa bantuan tersebut akan dikantongi untuk penggunaan pribadi oleh pejabat pemerintah yang korup.