Pemerintah cari cara agar rakyat kurangi nasi beralih ubi dan sagu
Kementerian Pertanian gencar menawarkan promosi investasi sektor pertanian kepada investor asing.
Beberapa hari terakhir, kenaikan harga beras di sejumlah daerah di Indonesia membuat masyarakat menjerit. Wajar saja mengingat beras masih menjadi kebutuhan pokok dan paling dibutuhkan masyarakat.
Kondisi ini mengingatkan kembali soal upaya pemerintah melakukan diversifikasi pangan, mengalihkan dari kebiasaan makan nasi ke bahan pangan lainnya. "Agar kebutuhan beras nasional bisa ditekan," Kepala Bagian Umum Ditjen Tanaman Pangan Kementan Sarwo Edhy di kantor BKPM, Jakarta, Kamis (26/2).
-
Kenapa harga beras di Jawa Tengah naik? Kenaikan ini dinilai signifikan dengan kondisi kemarau panjang yang sedang melanda berbagai daerah di Jawa Tengah.
-
Kapan harga ayam potong mulai naik? Menurut salah seorang pedagang di sana, harga ayam potong mengalami kenaikan hingga Rp8 ribu per kilogramnya. Sebelum berada di angka Rp40 ribu, ayam potong masih stabil di Rp32 ribu per kilogram. "Sebelumnya harga ayam potong Rp32 ribu per kilogram (kg), namun saat ini mencapai Rp40 ribu per kilogram," kata salah seorang pedang, Yayan, mengutip ANTARA.
-
Mengapa harga beras di Jakarta naik? Harga beras kualitas premium mengalami kenaikan menjadi Rp16.700 per kilogram dari kemarin Rp16.570.
-
Di mana harga bahan pangan di pantau? Situs Badan Pangan Nasional (Bapanas) per Rabu 21 Februari 2024 pukul 13.00 WIB menunjukkan kenaikan harga beberapa bahan pangan, terutama beras dan cabai rawit merah.
-
Kapan harga bahan pangan di Jakarta terpantau naik? Situs Badan Pangan Nasional (Bapanas) per Rabu 21 Februari 2024 pukul 13.00 WIB menunjukkan kenaikan harga beberapa bahan pangan, terutama beras dan cabai rawit merah.
-
Kenapa harga sembako di Pasar Belakang Kodim Brebes naik? Kenaikan harga ini diduga karena tingginya permintaan menjelang Natal dan tahun baru.
Untuk merealisasikan diversifikasi pangan, Kementerian Pertanian gencar menawarkan promosi investasi sektor pertanian kepada investor asing. Luasnya lahan dan suburnya tanah di Indonesia, jadi bahan promosi ke investor yang ingin menanamkan modalnya di dalam negeri.
Dengan modal yang besar, lahan-lahan tersebut bisa dimaksimalkan menanam bahan pangan alternatif selain padi. Bahan pangan pengganti itu kemudian diolah untuk konsumsi masyarakat.
"Jadi promosi itu untuk mengurangi konsumsi beras. Biasanya diversifikasi ke sagu atau ubi jalar dan kayu," ucapnya.
Sarwo menyebut, ada dua negara yang paling berminat menanamkan modalnya untuk sektor pertanian yakni Thailand dan Hong Kong. "Mereka sebetulnya juga sama-sama negara pertanian."
Salah satu alasan mereka tertarik menanamkan modal di Indonesia lantaran luas lahan dan potensi pertanian di Indonesia masih cukup besar. Investor asing masih percaya, lahan di Indonesia mampu ditanam berbagai komoditi pangan.
"Potensi lahan di Indonesia menanamkan segala komoditi masih memungkinkan. Sehingga mereka tertarik," tuturnya.
Berita lainnya:
Alasan tak perlu impor, produksi beras triwulan I bisa 32 juta ton
Ekspor produk pertanian kinclong, migas dan tambang lesu
Babinsa dilibatkan jadi penyuluh pertanian, jauh panggang dari api
Panglima TNI ke prajurit: Gaya, gaji sedikit masih beli sayur
Bupati Banyuwangi ngeluh minimnya kredit pertanian pangan dari bank