Pemerintah Diminta Evaluasi Program Penanganan Covid-19, Ini Sebabnya
Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Tauhid Ahmad meminta kecermatan lebih dari pemerintah dalam membuat proyeksi atas pertumbuhan ekonomi nasional.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III-2020 terkontraksi minus 3,49 persen. Padahal pemerintah memperkirakan ekonomi nasional terkontraksi hanya minus 3 persen di kuartal III tahun ini.
Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Tauhid Ahmad meminta kecermatan lebih dari pemerintah dalam membuat proyeksi atas pertumbuhan ekonomi nasional. Terlebih hingga saat ini Indonesia masih dihadapkan pada persoalan sulit dalam memutus penyebaran virus Covid-19.
-
Mengapa pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2023 meningkat dibandingkan dengan kuartal I-2023? “Pertumbuhan ekonomi kita secara kuartal (q-to-q) lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang ini sejalan dengan pola yang terjadi di tahun-tahun sebelumnya, yaitu pertumbuhan triwulan II selalu lebih tinggi dibandingkan di triwulan I,” terang Edy.
-
Bagaimana pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2023 dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya? Jika dibandingkan dengan kuartal II-2022, ekonomi RI mengalami perlambatan. Sebab tahun lalu di periode yang sama, ekonomi mampu tumbuh 5,46 persen (yoy).
-
Kapan pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,17 persen secara tahunan? Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2023.
-
Apa yang Airlangga Hartarto katakan tentang target pertumbuhan ekonomi Indonesia? Penerapan ekonomi hijau dalam jangka panjang diproyeksikan dapat menstabilkan pertumbuhan ekonomi rata-rata sebesar 6,22 persen hingga 2045," kata Airlangga di Jakarta, Kamis (4/7).
-
Bagaimana strategi pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi? Oleh karena itu, pendekatan pembangunan perlu diubah dari reformatif menjadi transformatif yang setidaknya mencakup pembangunan infrastruktur baik soft maupun hard, sumber daya manusia, riset, inovasi, reformasi regulasi, tata kelola data dan pengamanannya serta peningkatan investasi dan sumber pembiayaan.
-
Apa yang dilakukan Kemenkumham untuk meningkatkan perekonomian Indonesia? Menurut Yasonna, dengan diselenggarakannya Temu Bisnis Tahap VI, diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap perkembangan perekonomian Indonesia.
"Semua tidak menyangka kalau pertumbuhan ekonomi di kuartal III kemarin minus 3,49 persen. Jauh lebih tinggi di bandingkan perkiraan pemerintah yang hanya minus 3 persen. Saya kira ini menjadi pertanyaan bahwa apa yang diperkirakan oleh pemerintah, kita perlu melihat sesuatu yang lebih realistis dari apa yang terjadi dan juga melihat angka-angka lebih teliti," tegasnya dalam Press Conference Indef & Launching Indeks Konsumen Indonesia (IKON-Indonesia), Minggu (8/11).
Padahal, sambung Tauhid, di masa kedaruratan kesehatan ini pemerintah seyogyanya lebih sigap dalam mengevaluasi program yang telah bergulir. Sehingga mendorong percepatan proses pemulihan ekonomi nasional.
"Kita selalu dalam beberapa waktu terakhir sejak BPS melaunching beberapa hari lalu, apakah memang tanda pemulihan ekonomi terjadi atau tidak?. Ataukah memang sebenarnya kita memasuki fase baru yang berbeda dengan sebelumnya?," paparnya.
Oleh karena itu, pemerintah saat ini diminta untuk segera mengevaluasi berbagai program penanganan pandemi Covid-19 yang telah bergulir. Menyusul melesetnya target pertumbuhan ekonomi yang terjadi di Kuartal III tahun ini.
"Itu menjadi catatan untuk pemerintah menyiapkan langkah langkah yang diperlukan. Kalau kita lihat sebenarnya belum ada perbaikan," imbuh dia.
Perkiraan Presiden Jokowi
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo atau Jokowi memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan berada di angka minus 3 persen pada kuartal III 2020. Artinya, Indonesia akan mengalami resesi setelah pertumbuhan ekonomi terkontraksi minus 5,32 persen di kuartal II 2020.
"Kuartal ketiga ini kita juga mungkin sehari, dua hari ini akan diumumkan oleh BPS (Badan Pusat Statistik), juga masih berada di angka minus. Perkiraan minus 3 naik sedikit," ujar Jokowi saat memimpin sidang kabinet paripurna dari Istana Negara Jakarta, Senin (2/11).
Jokowi mengaku telah meminta Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia dan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Panjaitan untuk menjaga laju investasi kuartal III 2020 agar tak minus di bawah 5 persen. Namun, hal tersebut belum terealisasi.
"Ternyata belum bisa. Oleh sebab itu, agar dikejar di kuartal IV-2020 dan kuartal I-2021," ucapnya.
(mdk/idr)